11 : 11

1.2K 131 63
                                    

Jam menunjukkan pukul 11 : 11. Sudah tergolong siang bukan namun nampaknya kota seoul tidak dalam kondisi baik. Angin berhembus sangat kencang, langit berubah menjadi hitam serta rintikan hujan mulai turun.
Seseorang dari dalam cafe tampak mengamati semuanya. Mulai dari melihat awan hitam yg sudah menggumpal hingga beberapa orang yang sedang berusaha untuk menghindari hujan yang turun sangat deras secara tiba-tiba. Dia mengamati semuanya, matanya menangkap sesuatu yang menarik bagi nya sekaligus sangat menyakiti hati nya. Badut berkarakter Ayam disana menarik perhatian wanita yang sedang duduk di pinggir dekat kaca. Badut itu mengingatkan nya pada seseorang yang telah pergi meninggalkannya karena kesalahan yang pernah dia lalukan dulu. Tak terasa air matanya terjatuh begitu saja membayangkan apa yang telah dia lakukan kepada orang yang dulu telah menyayanginya begitu tulus.
Hujan semangkin deras serta guntur-guntur yang mulai terdengar sepertinya menjadi saksi bisu kesakitan yang amat dalam dari hati wanita tersebut. Dia menangis sejadi-jadi nya mengingat hal bodoh yang pernah di lakukan dulu hingga sekarang dia benar-benar sangat menyesali perbuatannya dulu. Sangat!.

"Sudah aku katakan untuk tidak menyiksa dirimu Jen" Suara itu mengejutkan wanita itu. Kemudian wanita yang dipanggil Jen itu pun mendongakkan kepalanya menatap seseorang yang tengah berdiri dihadapannya.

Seorang pria tampan bebibir kecil menggunakan kemeja kantor berwarna putih dengan bagian lengannya digulung ke atas serta dasi berwana biru sedang menatap intens wanita bodoh di hadapannya ini.

"Aku tidak bisa Ji, aku selalu merasa bersalah. Sebaiknya aku mati saja" wanita itu ingin beranjak pergi namun dengan segera pria itu menarik tangan wanita itu kemudian mendorong wanita itu untuk duduk.

"Apa kau pikir dengan kau mati akan merubah semuanya? Tidak!! Sama sekali tidak merubah semua yang telah kau lakukan dulu" Pria itu tampak marah menatap wanita bodoh didepannya ini. Dan ya itu hanya persepsinya yg bilang jika wanita ini bodoh.

"Dengan kesalahan yang pernah ku buat dulu kau juga membenciku, semua orang membenciku lalu apa bisa aku bertahan hidup jika semua orang sudah tidak mau menatapku. Aku lebih baik mati dengan penyesalan ini"

"Tidak ada yang membencimu, justru kau lah yang menghindari mereka karena kau merasa bersalah pada mereka"

"YA!! Aku memang merasa bersalah. Dan aku tidak mau jika aku bertambah merasa bersalah karena aku menikah denganmu nanti nya. Aku lebih memilih mati untuk sekaran ini"

"KAU!! KAU INGIN MATI, MAKA MATILAH SEKARANG JUGA!! " teriakan pria itu sukses menarik perhatian pengunjung lain hingga kini pria itu hanya mengelus kasar wajahnya sementara wanita dihadapannya sudah menangis tersedu-sedu.
Wanita itu semakin terisak saat mengingat moment-moment manis pada prianya dulu. Perasaan bersalah terus menghantuinya disaat dia harus menatap pria dihadapannya ini.
.

.

.

.

.

.
11.10.2018

Seorang wanita cantik berjalan begitu anggun menuruni tangga. Dengan balutan dress berwana putih membuatnya terlihat sangat cantik malam ini. Namun sayang, wanita itu tidak tersenyum membuat nilai plus nya berkurang.
Beberapa parubaya sedang menatapnya. Mereka tersenyum dari bawah menatap kecantikan wanita ini.

"Wwooaah, dia sangat cantik Yul"

"Hm tentu, dia kan putriku" Kedua pria parubaya itu saling tersenyum

"Jennie, palli sayang" wanita parubaya yang masih terlihat cantik dan awet muda itu menghampiri putrinya kemudian membawanya duduk di samping dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

11 : 11 (ONESHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang