Berikut ini adalah bagaimana keadilan Allah bekerja pada manusia. Semua itu tak lepas dari perilaku tiap manusia.
Orang yang tidak punya WC duduk, misalnya, dia selalu jongkok, sehingga dengkul, pinggang, dan betisnya menjadi kuat. Sebaliknya, orang yang terbiasa dengan WC duduk, dengkul dan pinggang menjadi statis, bahkan melemah jika terus dibiasakan dalam jangka lama.
Orang yang terbiasa tidur di kasur empuk lebih mudah kena pengapuran pada punggung dan belikatnya, serta urat tidurnya tidak tertekan. Lama-lama mudah terkena insomnia. Akan tetapi, orang yang tidur di lantai yang keras, beralaskan pelepah kurma, seperti Rasul Saw., tulang belakangnya—yang merupakan saraf sentral—kuat, tidak melengkung, dan tidak gampang kena pengapuran.
Orang yang tidur di kamar ber-AC, mobil ber-AC, sistem keringat di tubuhnya lama-lama kurang berfungsi, sehingga lemak jenuh di tubuh membeku, menyumbat pori-pori keringat, bahkan pengapuran, sehingga gampang sakit. Sementara orang yang tidur dan berkendaraan tanpa AC, tubuhnya akan sering keringat dan otaknya akan ringan. Sehingga, kerjanya untuk mengontrol suhu tubuh nyaris sama dengan suhu udara luar.
Orang yang tidur menggunakan bantal dalam jangka waktu lama, dapat menyebabkan klep jantungnya miring. Namun, orang yang tidur tanpa bantal—dengan tangan seperti orang takbir sehingga dada mengembang maksimal, akan mendapatkan keuntungan berupa saraf paru-paru dan saraf jantungnya kuat, karena suplai oksigen maksimal, serta tulang belakangnya tidak gampang bungkuk.
Orang yang tidak mengikuti mode pakaian ketat, hingga menggencet urat dan menggoda syahwat, akan terawat sistem saraf dan aliran darahnya. Apalagi kalau rajin shalat.
Dari beberapa contoh di atas, dan banyak lagi contoh lainnya yang tak sempat kami sebutkan satu per satu, memberikan makna bahwa Allah itu Mahaadil dan Mahabijaksana. Keadilan itu tegak dengan sendirinya, bergantung pada perilaku kita. Sesuai dengan apa yang kita usahakan.
