1

29 7 7
                                    

Udara hangat menyapa kota kecil yang terletak disebelah timur Amerika Serikat, seorang pria tua tengah bersiap diri menyambut hari baru. Ia merapikan jas lusuh nya dan mengenakan newsboy hat di puncak kepalanya, setelah selesai bersiap diri ia mengambil sebuah buku catatan yang ia taruh di dalam lemari selama beberapa tahun.

"Hari besar."

Ia mengatakan itu saat menatap buku catatan bersampul biru yang ia pegang, tersenyum menatap buku catatan itu. Ia tak sabar ingin membacakan sebuah kisah yang terdapat di dalam buku itu kepada pasien wanita yang berada tepat di seberang kamarnya.

📓 📓

"Selamat pagi Panny !" sapa karyawan yang berada di lantai dasar sambil membersihkan rak koran. Ia tersenyum setiap orang yang bertemu dan menyapanya.

"Hari besar, nona resepsionis." kata pria tua yang biasa di panggil Panny.

"Kau selalu mengatakan itu di hari Selasa, dokter akan menunggumu 5 menit sebelum makan siang dan ini ada titipan dari anak-anak Anda." kata resepsionis sambil memberikan bungkusan kepada Panny.

Panny mengambil bingkisan itu dan berjalan keluar lobi menuju taman, ia sangat hafal dimana tempat pasien yang akan ia kunjungi saat ini. Ia menemukan seorang wanita duduk menatap kolam yang terdapat 2 angsa yang sedang berenang kesana-kemari, ia menghampiri dan duduk disebelah wanita tersebut yang masih asik menatap angsa angsa tersebut.

"Selamat pagi nyonya Disi !" sapanya sambil menaruh bingkisan di atas meja dekat kolam dan duduk disebelah nyonya Disi.

"Selamat pagi juga ! Apa yang kau bawa Panny ?" tanyanya yang masih menatap angsa angsa.

"Aku mendapatkan bingkisan tapi belum sempat aku buka, mau kau yang buka ?" tawar Panny.

Nyonya Disi menoleh dan mengganguk, ia membuka bingkisan tersebut dan mendapatkan sekotak kue-kue kecil.

"Sepertinya bingkisan itu menyuruh kita untuk mengadakan pesta teh," kata Panny.

"Iya ku pikir juga begitu, nona bisakah kamu mengambil 1 cerek teh hangat, gula, dan cangkir untuk kami ?" tanya nyonya Madison kepada pelayannya, pelayan tersebut mengangguk dan pergi meninggalkan mereka.

"Aku membawakan kamu buku yang sangat menarik dan aku akan membacakannya untukmu, maukah kamu mendengarkannya ?" tanya tuan Allen sambil menunjukkan buku catatan itu kepada nyonya Disi.

"Tentu saja, aku seperti pernah melihat buku ini." ujar nyonya Disi.

"Buku ini sangat banyak di toko-toko peralatan sekolah nyonya, oke aku akan memulai kisahnya." kata Panny sambil mengenakan kaca matanya dan membuka halaman pertama buku tersebut.

"Pada tahun 1940 di Lexington, Virginia, tepatnya di Lawson (minimarket yang berdiri sejak 1940-1950 di Jepang dan negara-negara bagian Amerika) terlihat seorang pria berdiri di depan..."

📓📓

"Sedang mencari sesuatu ?" tanya pegawai yang sedang mengangkat beberapa barang.

"Saya membutuhkan 500 gram daging ayam cincang, 8 butir telur ayam, 100 gram kej..."

"Ingin berperang di dapur ?" tanya seorang wanita yang tiba-tiba muncul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amour sans finTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang