"Astaga, geraaah!"
Erangan lemah terdengar dari kamar yang kondisinya cukup layak untuk disebut mengenaskan. Dengan furniture didominasi warna putih dan pink serta berbagai barang lucu, mestinya kamar itu terasa nyaman —jika saja AC-nya berfungsi dengan baik!
Sementara suhu beranjak naik, sang pemilik kamar mulai sibuk menyingkap lalu menendang selimut tebal yang merengkuh tubuhnya. Gadis itu, Lee Hyemin, bergerak tak nyaman saat hangat mentari sukses menyapu seluruh jejak kelembapan yang semula mengendap hampir sepanjang malam. Ia semakin terusik. Andai menjadi anak sekolahan tidak termasuk dalam agenda hidupnya, ia ogah bangun! Namun tidak perlu diragukan, ibunya pasti akan mengomel seperti terompet tahun baru.
Aku malas sekali! Mungkin ini pengaruh zodiak? Zodiakku kan Aquarius, batinnya asal.
Detik berikutnya, nama Hyemin sudah memenuhi udara, digaungkan dari ruang makan oleh sang ibu. Lebih heboh dari terompet tahun baru, malah! Kedua mata Hyemin dipaksa terbuka demi melirik jam yang bertengger di dinding seberang ranjang. "Shit!"
Hari ini Hyemin hanya punya waktu 30 menit untuk mandi, mengenakan seragam, mendorong sandwich tak berbentuk buatan ibunya ke mulut, lalu berlari menuju halte bus. Di sepanjang jalan terlihat rambut lebat Hyemin menari, berayun seiring gerakan tubuhnya. Kursi bus menjadi satu-satunya tempat ia dapat meregangkan tubuh sambil harap-harap cemas. Sesuai dugaan, saat turun dan melewati gerbang sekolah, dirinya disambut senyum masam Pak Ong. "Dua menit lagi!" seru sang satpam. Di depannya, kedua kaki mulus Hyemin berlomba dengan waktu, menghantam lantai dan menimbulkan suara bergedebug rusuh di sepanjang koridor yang mulai sepi.
Di sela tarikan napasnya, Hyemin mendesah lega saat mendobrak pintu dan tak mendapati seorang guru pun di dalam kelas. Kelas tercinta yang, jujur saja, begitu memuakkan.
"Wah, Ratu Lelet kita datang!" Nah, ini dia yang membuatnya muak.
Perlu diketahui, tahta tertinggi kelas 2–3 dipegang oleh salah satu murid terkeren di seantero sekolah. Cho Kyuhyun si bocah evil. Hyemin menjulukinya begitu karena tingkahnya seperti perpaduan antara bocah dan setan. Hampir setiap hari Kyuhyun mengganggu Hyemin, macam akan demam parah jika tidak melakukannya. Kalau karena naksir, sih, mending. Ini sungguhan hanya iseng! Tidak mengejutkan jika ejekan Kyuhyun semakin berevolusi setiap harinya. Di hari-hari tertentu, Hyemin berharap ejekannya berevolusi layaknya biwara —mengecil sepuluh kali lipat!
"Jam di rumahmu rusak setiap hari?" Kyuhyun kembali memulai, didukung teman-temannya. Untuk banyak alasan, Hyemin menolak merasa terundung oleh Kyuhyun, tapi untuk saat ini yang bisa ia lakukan hanya menghempaskan tubuh ke kursi lalu memasukkan sebanyak mungkin oksigen ke dalam paru-parunya.
Dengan tenang Sanni melirik Hyemin. Dari samping, lensa kacamata gadis itu tampak tebal dan aneh. Sanni menyodorkan botol minum untuk Hyemin lalu menengok menghadap Kyuhyun. "Hei, Kyu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Pancarona
FanfictionDunia Lee Hyemin pernah begitu bahagia, begitu penuh warna. Tidak ada celah yang mampu membuatnya merutuki hidup. Namun hanya dalam satu kedipan, semesta menjungkirbalikkan dunianya. Di sisi lain, kehadiran Kyuhyun bagai pisau bermata dua. Menyilauk...