Harapan

35 3 11
                                    

      9 Februari 2017, hari dimana udara terasa lebih dingin dari bisanya, entah memang karena hujan, atau karena dunia kehilangan senyumnya.

      Aku hanya bisa melamun dengan angan yang tak mungkin tersampaikan, karena apa?, Mungkin takdir, manusia bisa apa?.

      Mungkin pada saat itu juga, sebuah cerita antara beberapa insan dimulai.

      Tiba saat pulang sekolah, langit masih meneteskan butiran harapan yang akan tumbuh menjadi cerita panjang. "Duh, lupa bawa payung" ucap ku di depan gerbang, tanpa ku sadari itu adalah sebuah kalimat yang dapat mengubah hidup ku, tak selang beberapa lama terdengar suara di belakang ku "Kamu Haru kan?, Teman sekelas nya yukiko?" Kata nya, aku sempat kaget "ah mazu-senpai, iya aku temannya" kata ku, ternyata dia adalah Mazu-senpai kaka tingkat ku yang sebentar lagi lulus dan lagi dia adalah kapten tim basket

      Dia menatap ku sembari berkata "kamu ngga bawa payung kan?, Kalau begitu kita bareng aja, gimana?", "Ehh ini bukan mimpi kan" pikir ku, diajak pulang oleh panutan di sekolah "tapi jalan pulang kita ke arah yang berbeda kan?" Tanyaku, "tidak kok, aku sekalian ke caffe dekat stasiun" dia menjawab dengan cepat, tak ada alasan lain untuk menolak ajakannya

      Dia mengantarkan ku sampai ke depan stasiun, tak lama setelah ku ucapkan terimakasih dia pergi, entah kenapa saat itu aku berharap waktu berjalan lebih lambat, "mungkin kapan-kapan aku akan berkunjung ke caffe itu" pikir ku.

       Dan mungkin dari situlah sebuah rasa, dilema, dan romansa tercipta.

つづく

雨が降るとき (Saat Turun Hujan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang