"Wow, betapa cantik dewi itu. Aku dengan senang hati bisa menyerahkan diriku padanya." Aegis mengusap dua belah tangannya.
"Woi, bangun. Sadar! Dia itu Sri, salah satu pujaan di Akademi ini selain Hera dan Venus. Apalagi sepertinya dia tidak terlalu memperhatikan pria di sekitarnya," balas Selena.
"Aha, kamu cemburu ya?" goda Aegis.
"Idih, jangan harap yak," jawab Selena sambil mengibaskan rambutnya.
"Ah, kalian. Selalu saja bercanda seperti ini. Apa kalian memang sepasang kekasih?" kata seorang lain muncul dari belakang mereka. Horus.
"Oh, hai, Horus. Sejak kapan kamu ada di belakang kami?" balas Aegis.
"Baru saja dan lagi-lagi kau mengalihkan pembicaraan, Aegis."
Aegis tertawa. "Entahlah, sepertinya sudah ada dalam diriku untuk mudah membalikkan keadaan. Sepertinya benar kalau aku dimasukkan dalam Kelas Trickster."
"Ah, kamu sekelas dengan Loki dan Maui?" tanya Horus.
"Yep." Aegis mengangguk mantap.
"Ah, benarkah? Sepertinya menyenangkan ada di kelas itu. Dan-" Horus menabrak seseorang. "-ah, maaf."Mereka bertiga menatap orang yang ditabrak Horus. Rambutnya kekuningan dan matanya yang berwarna cokelat muda menatap dengan tajam ke arah Horus.
"Kalian anak baru ya? Belum tahu siapa aku ya?" tanya pria itu. Di balik orang itu lalu ikut menengok dua orang yang lain.
"Sepertinya dia tidak sengaja, Zeus. Maafkan saja," kata salah satu pria berambut hitam legam sebahu dengan mata biru yang teduh.
"Betul kata Poseidon, Zeus. Akan semakin merusak reputasimu sebagai Ketua OSIS. Suara mereka sangat kamu butuhkan," kata pria lain dengan rambut hitam keriting dengan taring sedikit muncul dari balik bibirnya.
"Oke, kali ini aku maafkan karena ini hari pertama kalian," Zeus mengangkat kerah seragam Horus dan mengangkat kepalan tangan satunya ke depan mata Horus, "Namun, bila kalian seperti ini lagi, akan kupastikan hidup kalian di Akademi ini seperti di Neraka. Camkan itu."
Zeus melepaskan kerah Horus dengan dihentakkan. Horus terjatuh dan segera ditolong oleh Aegis dan Selena."Poseidon, Hades, ayo kita pergi." Zeus segera berpaling dan beranjak dari tempatnya. Poseidon dan Hades berjalan mengikuti.
"Wow, jadi mereka adalah Trio Roman. Menarik sekali," bisik Aegis.
"Apa maksudmu dengan kata 'menarik', Aegis? Hampir saja kita mati di sini," tanya Selena."Tak ada apa-apa. Yuk segera ke kelas masing-masing.
***
Di sudut lain Akademi, di bawah sebuah pohon yang tidak bisa dilihat selain pembuatnya, Echo duduk sendirian sambil berusaha memainkan serulingnya. Namun, rautnya amat buruk. Seorang pria tampan mendekatinya.
"Echo? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya pria berambut keemasan itu.
"Ah, Narsisus. Hanya berusaha membuat musik. Seperti biasa. Namun, dua hari ini, aku begitu payah."
"Aku melihat sepertinya kamu memikirkan seseorang."
Echo terdiam sesaat.
"Jujur memang ada satu hal yang menggangguku.""Ceritakanlah pada makhluk tampan ini," kata Narsisus. Echo terkikik lalu bercerita banyak saat dia menjadi pendamping siswa Pendidikan baru.
"-dan ada satu warga yang kulihat sangat aneh saat ujian Asrama. Dia-" Echo menelan ludahnya, "-bahkan didekati oleh semua gelembung elemen."
"Tidak mungkin. Tidak mungkin ada yang memiliki seluruh elemen semesta. Itu sudah hukum The Almighty One saat menciptakan semesta."
"Itulah yang membuatku bingung, Narsisus. Dan, apalagi ia akhirnya memilih sekelas dengan Loki dan Maui. Entah apa yang akan terjadi di Akademi ini.""Kenapa kamu harus yang kebingungan? Biarkan Odin dan Zeus yang memikirkannya. Tenang saja. Lebih baik kamu nyanyikan untukku sebuah lagu."
YOU ARE READING
The School of Gods
FantasyGods and Divine. What does always cross your mind when you see that words? Unrivaled and myths and fantasy. But, how if they studied their specialized power before? How if Odin and Zeus were Student Chief and Council Chief who never get in peace? (R...