Siang ini dengan paksaan Jihoon, Guanlin yang lagi cape capenya habis pulang futsal harus panas panasan pergi ketaman nemenim Jihoon yang tiba tiba ngerengek minta gulali dan yang lebih parahnya lagi Jihoon gamau naik motor vespa Guanlin ataupun dianter Daniel naik mobilnya, Jihoon pengen jalan kaki sama Guanlin.
"Sayang, naik motor aja yah. Lumayan loh ketaman kota kalo jalan kaki" itu bujuk Guanlin untuk kesekian kalinya.
"Ga mauuu, Jiun pengen Jalan kaki sambil gandengan sama Alin" tetep aja nolak mbul satu ini.
"Tapi jauh loh yang Taman kota tuh, kenapa sih ga ketaman komplek aja?"
Jihoon menghentikan langkahnya, Guanlin otomatis berhenti juga. Jihoon menatap Guanlin kesal dengan mencebikkan bibirnya lalu menghempaskan tangan Guanlin yang menggandengnya.
"Kalau Alin gamau anter gapapa!! Ji bisa pergi sendiri!!" Ketus Jihoon lumayan kencang.
"Bukan gitu sayang--
"Sana pulang!! Ji mau pergi sendiri aja!!" Jihoon berlari meninggalkan Guanlin.
"Ji!!" Teriak Guanlin namun Jihoon berlari cukup kencang, Jihoon menghilang dari pandangannya dibelokan depan.
Guanlin mendesah lelah lalu mau tak mau mengejar namja gembul kesayangannya.
🐯🐯🐯
Guanlin memelankan langkahnya, ia lelah dan Jihoon belum terlihat juga. Tak biasanya Jihoon lari kencang dan sejauh ini.
Guanlin semakin khawatir hingga tak jauh dihadapannya ada kerumunan orang orang juga ambulance, perasaan Guanlin tak enak. Kakinya otomatis berlari menerobos kerumunan itu hingga--
"PARK JIHOON!!" Teriak Guanlin ketika matanya menangkap sosok kesayangannya tak sadarkan diri dengan luka dibeberapa bagian tubuhnya.
Ia melangkah lebih dekat pada Jihoon yang akan dinaikan keambulan/?
"Rekan atau keluarga korban?" Tanya salah satu perawat.
"Saya tunangannya"
"Ahh kau bisa ikut kita"
Guanlin hanya mengangguk dan ikut masuk keambulan itu menemani separuh jiwanya yang tak sadarkan diri.
🐯🐯🐯
"Bisa kau jelaskan ini semua Lai Kuanlin? Aku sudah percaya kau bisa menjaga Jihoonku tapi sekarang--
Mamih Yoon tak bisa melanjutkan kata-katanya karna tangisannya pecah, Daniel merangkul Mamih Yoon berusaha menenangkan dan Seongwoo juga ikut mengelus punggung bergetar itu.
"Saksi bilang ada mobil ugal ugalan yang menabrak Jihoon yang hendak menyebrang, Aku terlambat Mam... Maafkan aku" Guanlin semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Jihoon yang masih belum sadarkan diri karna pendarahan yang cukup serius dikepalanya.
"Kenapa kau meninggalkannya sendiri?" Disela tangisannya Mamih Yoon terus bertanya "Kenapa?"
"Maafkan aku... Maafkan aku" Guanlin terus meminta maaf, Air matanya kembali muncul.
Guanlin tidak ingin menangis tapi rasa bersalahnya membuat air mata bodohnya terus mengalir.
"Lebih baik kita temui dokter Jihoon yah mam" bujuk Daniel agar Mamih Yoon berhenti memojokan Guanlin.
Sepeninggalan Mamih Yoon, Daniel beserta Seongwoo. Kini tersisa Daehwi yang menangis dipelukan Baejin dan pasti Guanlin dan Jihoon yang tak sadarkan diri.
"Jihoon baik baik aja kan bee?" Rancau Daehwi.
"Jihoon kuat dia pasti baik baik aja, jangan nangis lagi" ucap Baejin menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Polos ◎ Panwink
Fanfiction"Jihoon udah besar makanya mau dinikahin sama Alin" -Park Jihoon "Ga usah mancing-mancing gitu, bibirnya bengkak nangis ntar" -Lai Guanlin Udah Sih baca aja ntar juga tau jalan ceritanya wkwkwk