Iris mata hetero itu masih menatap tajam seorang gadis di depannya. Gadis itu hanya bisa mematung tak berdaya, kesepuluh jarinya sibuk memainkan ujung rok dalam diam, kedua manik matanya gentar sebab takut untuk memandang sang lawan bicara. "Sudah kukatakan, berhenti menemuiku. Apa kamu melupakan kata-kataku kemarin?" Pemuda itu berucap sarkas, mendiamkan gadis yang sama di hadapannya.
Tak ada jawaban yang keluar dari bibir mungil si gadis. Dia terus diam; mengalah terhadap semua ucapan pemuda di depannya sambil terus menunduk ke bawah. Sungguh menyakitkan bila menghindar karena perintah. Seharusnya yang dia lakukan ini sudah cukup untuk mendapatkan rasa terima kasih. Tapi apa? Gadis itu mendapatkan hal berbeda dari yang sebenarnya dia inginkan.
"Tidak mau menjawab? Baiklah, kuanggap jawabannya adalah 'iya'. Aku sudah cukup muak melihatmu terus menerus. Dan hasilnya? Aku tidak punya waktu yang tepat untuk pulang ke rumah." Perlahan dia menghembuskan napas lelah, "Kumohon, menjauhlah dariku sekarang dan—"
"Tapi, Ayah?"
"BERHENTI MEMANGGILKU AYAH. KAMU BUKAN ANAKKU. AKU TIDAK PERNAH PUNYA ANAK SEBELUMNYA." Saburo memekikkan suaranya, membuat sang gadis terlonjak kaget dengan hempasan kata yang keluar dari buah bibirnya begitu mudah. Badannya gemetar begitu pula dengan pupil matanya yang menciut seketika.
"Apa maksudnya dengan 'anak masa depan'? Omong kosong. Aku tidak pernah menganggapmu sebagai anakku paham? Berhenti mengikutiku." Setelah itu, Saburo memutar arah dan meninggalkan gadis malang itu sendirian.
Tubuh gadis pemilik mahkota hitam itu mendadak roboh. Air matanya keluar tanpa menunggu waktu bertahan. Iris hetero yang mengikuti gen sang ayah menjadi basah. Isak tangis keluar diikuti teriakan yang menandakan dia sakit. Sakit hati terhadap ucapan yang dikatakan oleh Ayahnya sendiri. Mengapa dia tidak percaya? Itu yang sang gadis pertanyakan.
Padahal semua ucapan dia benar. Yamada Saburo, adalah Ayah kandungnya. Di masa depan, Ayahnya terlihat kasar tapi bila bersama sang keluarga, sisi terlembut adalah ciri khasnya.
Di masa depan, Saburo tidak pernah membentak sang gadis meskipun sedang melakukan kesalahan. Dia hanya akan menasehati dengan pelan, meskipun memang wajahnya nampak geram.Akan tetapi, yang sekarang bukanlah Ayahnya. Tatapan tajam seolah membunuh itu membuat sang gadis bungkam. Hanya berupa tatapan dirinya sudah tak kuasa mengucapakan sepatah dua kata untuk menolak ataupun membentak. Hatinya terlalu kuat untuk si gadis lunakkan. Sekarang tidak ada yang bisa dia lakukan selain menunggu waktu untuk pulang. Tapi sebelum itu terjadi, ada seseorang tanpa disengaja melewatinya.
"Tunggu!" Sang gadis menarik ujung baju seorang pemuda yang nampaknya baru pulang berbelanja. Kedua iris hetero itu memandang sosok familiar yang mengingatkannya dengan seseorang. "Apa kau, Yamada Ichiro?" Tanyanya. Berharap jika penglihatannya tidaklah salah.
Pemuda itu melemparkan senyuman ramah seraya berbalik padanya. "Iya. Jarang ada orang lain yang mengenalku dengan mudah," jawab pemuda itu. Iris mata sang gadis membelalak kaget, sosok yang ada di depannya kini adalah Pamannya di masa depan. Mungkin ikatan mereka terlalu kuat sehingga si gadis mudah untuk menebak meskipun hanya sekali lihat.
"Ung... bisakah aku meminta pertolonganmu Pa— Ichiro-san," Pintanya yang hampir menyebut panggilan pemuda di depannya itu. Dia seorang Paman bagi sang gadis, setidaknya memanggil Paman adalah hal yang wajar. Tapi dirinya sadar, jika dia melakukan hal yang sama terhadap Ayahnya barusan, kemungkinan dia juga akan tidak percaya. Jalan satu-satunya sekarang adalah pergi menemui Saburo dan mengatakan semua kebenarannya sebelum dia benar-benar menghilang dari daratan.
"Ada yang bisa aku bantu?" Ichiro sedikit membungkuk, menatap secara langsung iris mata sang gadis karena sedari tadi dirinya nampak menghindari kontak mata yang dia buat. Secara tidak langsung si gadis menatapnya, memperlihatkan kedua iris mata yang berbeda warna itu pada sosok di depannya. Ichiro tersentak begitu melihat sesuatu tak asing di hadapannya saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
黒 白 • Random book
Ngẫu nhiên愛してくれてありがとう。 ↳ 黒 白 ; яαη∂σм вσσk Apa warna selanjutnya yang terukir di sini? Selain hitam dan putih. єηjσy ıт ♪ Kzm_rnk