Nama gue Yuli sekarang gue kelas XI di SMA Merah Putih salah satu SMA Swasta di Ibu kota.Gue adalah siswa pendiam dan jarang bergaul di sekolah, tapi kalau gue udah dekat dengan seseorang gue juga bisa heboh kok.
Gue punya dua orang sahabat, yaitu Dinda dan Nesty. Kalau sedang sama dua curut itu gue bisa lebih heboh dari suporter sepak bola di GBK. Hehe canda deng...
Gue memang hobi banget nulis baik itu puisi, cerpen maupun cerbung. Gue merasa dengan menulis gue bisa meluapkan semua perasaan gue baik itu sedih, marah ataupun ketika galau.
Hal itu mungkin karena gue emang pendiam dan jarang ngomong makanya gue lebih suka mengekspresikan perasaan gue lewat tulisan. Ya itu lah pokoknya.
"Dinda, Nesty nanti pulang sekolah jadikan ke rumah gue?" tanya gue pada dua sahabat gue yang sedang makan dengan lahapnya.
"Duh gimana ya Li, kayaknya kita gak bisa hari ini deh." Jawab Dinda sambil terus mengunyah makanan di dalam mulutnya.
Jorok banget dah ni bocah. Nesty pun mengangguki jawaban Dinda sambil melakaukan hal yang sama. Huff gue kok punya sahabat begini banget yah.
"Kenapa?" tanya gue heran karena kemaren mereka udah fiks banget mau ngerjain pr di rumah gue.
Kenapa sekarang mereka malah dengan entengnya membatalkannya?
"Pulang sekolah nanti kita mau nonton pertandingan futsal Li. Lo nonton juga kan?" timpal Nesty yang baru saja menelan makanannya.
"Kayaknya gue gak nonton deh." Jawab gue enteng.
Gue gak begitu minat nonton pertandingan kayak gitu, apalagi nanti pasti banyak anak-anak yang ikut nonton dan gue benar-benar gak suka tempat yang berisik.
"Nanti sore si Putra main loh, yakin Lo gak ikut nonton sama kita?" tanya Dinda.
Gue membulatkan mata gue menatap Dinda dan Nesty bergantian meminta kepastian atas ucapan Dinda barusan.
"Hah! Rindu main juga?" tanya gue kaget setelah kedua sahabat gue mengangguki tatapan heran yang gue lontarkan.
" Iya Yuli si Rindu Lo itu juga main nanti sore. Yakin lo gak mau ikut nonton bareng kita?" tanya Nesty sambil mendedikkan matanya gak jelas.
"Ya udah kalau gitu gue ikut kalian aja deh. Nah tuh mata napa mbak?"
"Dasar plinplan lo." Ujar kedua sahabat gue hampir bersamaan.
Gue hanya cengengesan mendengar ucapan mereka. Yah mau gimana lagi karena semua hal yang menyangkut tentang Rindu akan merubah gue.
Meskipun gue gak terlalu suka berada di tempat ramai tapi demi melihat seorang Rindu gue akan menepis rasa tak suka itu, hanya untuk dapat melihat Rindu bertanding nanti sore.
Terserah kalau orang-orang mengatai gue lebay, alay atau plinplan seperti yang baru saja diucapkan kedua sahabat gue. Up too you lah.
Dia adalah Rindu Eka Putra. Seseorang yang membuat gue betah berlama-lama duduk di perpustakaan sambil meluangkan perasaan gue dalam bentuk tulisan.
Ya hanya itu yang bisa gue lakukan karena gue gak berani buat bilang kalau gue suka sama dia, kalau gue setiap hari merhatiin dia dan membuat satu puisi setiap hari tentangnya.
Dia adalah inspirasi terbesar gue dalam menulis. Memang banyak siswi di sekolah ini yang menyukai Rindu karena dia memang layak untuk dikagumi.
Selain karena parasnya yang elok dia juga memiliki kepribadian yang baik serta otak yang cerdas. Rindu adalah sosok yang sempurna di mata gue.
Gue yakin kalau kalian bertemu Rindu kalian juga pasti akan menyukainya. Tapi lebih baik jangan ya, soalnya gue gak mau saingan gue nambah. Hehehe...
Gue hanya terpaku tak berkedip melihat sosok yang berdiri di tengah lapangan. Dia lah Putra oh bukan, bukan! maksud gue Rindu. Badannya yang tegap dan atletis akan membuat semua wanita mengaguminya.
Di barisan depan kursi penonton ada Tania yang sedari tadi terus menyorakkan nama Putra.
Gue gak tau apa hubungan antara mereka berdua dan gue juga gak mau tau yang gue tau adalah gue suka sama Putra sorry maksud gue Rindu.
Tania dan Rindu memang sudah lama dekat gue gak tau sejauh mana hubungan mereka, gue juga gak bermaksud buat cari tau takut nanti akan bikin gue sakit hati. Gue hanya mengantisipasi agar gue gak patah hati.
Tania adalah teman sekelas Rindu. Dia adalah cewek populer di sekolah. Cantik, kaya dan aktif dalam beberapa organisasi sekolah, mungkin kalau Rindu dan Tania jadian mereka akan jadi best couple tahun ini.
Rindu yang tampan dan Tania yang cantik. Haha gue mah gak ada apa-apanya.
Gue hanya seorang cewek pengecut yang bisanya Cuma mengagumi seorang Rindu lewat puisi-puisi gue yang bahkan gue gak sanggup untuk memperlihatkan puisi itu pada Rindu.
Gue hanya pengagum rahasia yang mengagumi seorang pangeran dalam diam. Haha miris banget yah kisah cinta gue. Ah udahlah gak usah di bahas.
Makasih prent,,
Jangan lupa voment nya yah.
Di tunggu loh guys...
Wassalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 X (Dua Kali)
Short StoryMengagumi seseorang yang tak mungkin bisa menjadi milik gue rasanya sangat menyesakkan. Haruskah gue pergi, membuang perasaan ini jauh-jauh dan kembali tenggelam dalam masa lalu yang membuat gue tak bisa membuka hati lagi. Atau bertahan pada perasaa...