Aku ingin seperti sepatu,
Meski bertempat di paling bawah tubuhmu,
Ia akan berusaha, untuk terus menjaga dan melindungimu,
Karena hanya satu keinginannya,
Yaitu membuatmu tenang tak gelisah ketika melangkah.•°•°•
“Hei tunggu!” seseorang menghentikan langkah gue dari belakang.
Gue membalikkan badan dan ternyata yang memanggil gue adalah Tania. Dia berjalan menghampiri gue.
“Lo manggil gue?” Tanya gue heran.
Ya gue gak nyangka aja princess syahrini manggil gue,, hehe maksud gue princess Tania.
“Iya. Lo Yuli kan?” gue hanya mengangguk menanggapi pertanyaan itu dengan wajah heran gue.
Kok dia bisa tau nama gue yah. Oh apa sekarang gue udah terkenal yah. Haha kayaknya gue kebanyakan menghayal deh.
“Gue denger Lo berbakat nulis puisi dan cerpen yah. Lo berminat gak gabung jadi penulis tetap buat mading sekolah?” Tanya Tania serius.
Kembali gue memasang wajah heran gue karena selama ini gak ada yang tau kalau gue bisa nulis puisi dan cerpen selain Dinda dan Nesty.
“Iya sih gue bisa sedikit. tapi kenapa gue?”
“Yah gak kenapa-kenapa. Gimana Lo mau gak?”
“Gue pikirin dulu deh.”
“Ya udah tapi mikirnya jangan lama-lama ya.” Ujarnya.
“OK” jawab gue.
“Ya udah kalau gitu gue balik ke kelas dulu yah.” Katanya meninggalkan gue yang masih keheranan.
Gue masih bingung kenapa tiba-tiba Tania minta gue nulis buat mading dan dari mana dia tau kalau gue bisa ngarang.
Selama ini gue hanya nulis buat gue sendiri dan yang tau hanya Dinda dan Nesty gak mungkin mereka yang bilang ke Tania.
Gue langsung menemui kedua sahabat gue tapi mereka bilang mereka gak tau apa-apa tapi mereka menyarankan gue buat terima tawaran Tania karena Rindu adalah salah satu penulis buat mading.
Tulisan-tulisan Rindu jauh lebih bagus dari tulisan gue tapi kenapa Tania malah minta gue ya? Tapi ini adalah kesempatan emas gue siapa tau gue bisa dekat sama Rindu. Haha ngimpi lo Li. Mana mau prince Rindu sama cewek kek lo.
Akhirnya gue terima juga tawaran Tania karena ini adalah satu-satunya kesempatan gue agar bisa dekat dengan Rindu meskipun itu terasa sangat mustahil sih karena dari yang gue dengar Rindu dingin banget sama makhluk yang namanya cewek sampai-sampai Tania yang sempurna pun dicuekin sama si Rindu. Huff kok gue bisa naksir yah ama cowok super cuek kek gitu?
Tania bilang gue dan Rindu yang akan bertanggung jawab untuk mengirim tulisan di mading mulai dari cerpen, puisi atau karya ilmiah lainnya. Dan hal itu membuat gue senang bukan kepalang.
Hari ini Tania minta gue buat ngumpul dengan pengurus mading untuk menyerahkan hasil karya gue.
Disana juga ada Rindu dengan wajah datar dan dinginnya yang membuat gue berasa di kutub utara. Tapi tetap saja bikin hati gue deg deg serr...
“Teman-teman kenalkan ini Yuli dia akan jadi salah satu penulis buat mading.” Tania mengenalkan gue pada anggota yang lain.
Gue benar-benar gugup karena Rindu dari tadi mandangin gue terus. Gue jadi salting. Apa ada yang aneh gitu sama penampilan gue? Perasaan gue berpenampilan kayak biasa kok. Gue tersenyum kikuk pada para anggota pengurus mading.
“Putra Lo sebagai penulis yang lebih senior bisakan tolongin Yuli kalau dia kesulitan.” Ujar Tania pada Putra maksud gue Rindu.
Rindu mengangguk pelan meski tatapan tajam dan dinginnya tak beralih dariku dari aku memasuki ruangan ini.
“OK” hanya itu sahutan yang di lontarkan pemuda itu. Wajah itu tetap datar dan dingin seperti tadi.
Kenapa yah si Rindu natap Yuli sampai segitunya?
Aah kan aku jadi penasaran.
Jangan lupa votment nya..
Papay...
Muachh...
Samikum.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 X (Dua Kali)
Short StoryMengagumi seseorang yang tak mungkin bisa menjadi milik gue rasanya sangat menyesakkan. Haruskah gue pergi, membuang perasaan ini jauh-jauh dan kembali tenggelam dalam masa lalu yang membuat gue tak bisa membuka hati lagi. Atau bertahan pada perasaa...