Waktu tengah malam sudah tiba, menyisakan jalanan sepi. Bagai jalan yang tak berpenghuni.
Di jalan yang begitu lenggang itu, terlihat sebuah mobil melaju kencang melintasi dengan kecepatan melewati rata-rata. Seorang pria dibalik kemudi, terlihat gelisah dan panik. Ditambah banyak pikiran yang kini seakan menghantuinya. Bukan tanpa alasan pria itu menjalankan mobilnya dengan sangat cepat, tapi ia ingin menghindari sesuatu yang mungkin saja mengejarnya.
Setelah dirasa cukup jauh, ia menghentikan mobilnya di antara lorong sempit dengan pencahayaan yang minim. Hembusan nafas seolah tak terkontrol lagi serta keringat dingin yang menemaninya menjadi pertanda bahwa misi kali ini telah selesai.
Pria itu melirik jam yang dikenakannya lantas membuatnya terkekeh pelan.
23.55
Ah sepertinya pria itu baru saja menyadari. Dia memandangi daerah sekitar, tak ada siapa-siapa di sana, benar-benar terlihat sepi. Lantas tangannya kini bergerak mengambil sebuah benda seperti chip memori yang ia simpan di dalam jam yang di kenakannya.
Tepat sesuai keinginannya, benda itu akhirnya berhasil di dapatkan. Pria itu menarik sudut bibirnya, tersenyum puas. Dengan seksama ia meneliti benda kecil itu, hingga ketenangan terganggu ketika sebuah suara menginterupsi.
Bergegas ia menaruh benda itu ke tempat semula dan dengan gelagapan mengambil ponsel yang terus berbunyi sejak tadi.
"Hallo?"
"Tuan bagaimana misi kali ini, apakah berhasil? Bagaimana keadaan tuan? Apakah tuan mengalami cedera dan di mana tuan sekarang?"
Mendengar pertanyaan yang begitu saja dilontarkan bertubi-tubi membuat pria itu dengan cepat menjauhkan panggilan itu dari telinga. Ia menatap ponselnya dengan kening berkerut. Ah Pak Kim selalu saja mengejutkannya.
"Ya ya ya aku tidak apa-apa, kau tenang saja, sebentar lagi mobilku ini akan membawaku pulang ke rumah," jawabnya santai sambil menyadarkan kepala pada sandaran bangku.
"Tuan cepatlah pulang ini sudah larut malam, anda tak tahu bahwa..."
Pria itu menghembuskan nafas, lalu memejamkan mata sejenak. Lelah baginya jika harus mendengarkan percakapan panjang itu kembali.
Bertepatan saat mata tajam pria itu mengarah ke depan. Tampak di seberang sana mata sipitnya memandang seseorang tengah berjalan dengan langkah gontai melewati lorong sempit yang ia tempati. Seketika saja membuat pria itu menegakkan badannya. Apa ia tak salah liat, tunggu itu seorang wanita?
Tentu, bagi siapa pun yang melihatnya akan merasa heran. Mengapa seorang wanita berada di tempat sepi seperti ini? Belum lagi hari sudah larut malam, sangat tidak baik jika seorang wanita tidak berada di rumahnya.
Hal itu tentu mengundang penasaran pria yang mulai berniat mengikutinya. Dengan ponsel yang masih melekat ditelinga, ia menjalankan mobil dengan perlahan. Mengikuti setiap langkah wanita itu pergi.
"Kemana tujuannya wanita itu?" gumamnya heran.
"Wanita? Wanita siapa yang anda maksud. Tuan apa anda bisa mendengarku, Tuan."
"Ah Pak Kim, aku akan menghubungimu nanti, tenang saja aku akan pulang dengan cepat," sahutnya sambil mematikan sambungan panggilan dengan sepihak.
Pria itu masih saja mengikuti dari jarak yang tak begitu dekat, bahkan ia tak peduli lagi dengan kepulangannya sekarang.
"Aish.. kenapa aku jadi penasaran begini."
Sepanjang jalan ia mulai menebak-nebak, apakah wanita itu sedang mabuk, sakit, atau hanya seorang yang tidak waras. Hal lain yang seketika membuat bulu kuduknya merinding memikirkan bahwa wanita itu mungkin saja seorang arwah yang bergentayangan apalagi melihat kondisi jalanan yang sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory In You
FanfictionKejadian yang tak terduka pada malam itu, menyebabkan Hwang Hyunk So harus mengalami suatu masalah. Malangnya ia menjadi seorang yang tak mampu mengingat dengan baik. Hingga ketika pertemuannya dengan seorang wanita yang tak dikenalnya itu menjadi...