Surat ke 9

540 66 2
                                    

Untuk yang akan terus tersenyum pada ku.

Aku senang kita jadi semakin dekat Lou, ya walaupun aku jarang masuk sekolah.

Dalam sebulan bisa dihitung dengan jari berapa kali aku masuk. Sekolah saat ini tidak penting bagi ku Lou. Karena nantinya aku akan mati.

Mati karena penyakit ini. Tidak jelas aku sakit apa. Tapi dokter sangat mengkhawatirkan keadaan ku.

Hey kamu juga mengkhawatirkan keadaan ku kan Louuuu? Hahahaha. Kamu selalu menelfon ku setiap aku tidak masuk sekolah. Menanyakan keadaan ku.

Sudah ya Lou.

Aku harus tidur. Karena dokter di ujung sana melihati ku terus.

- Thalia

***

flasback on

Aku sedang dalam keadaan super super bosan di rumah sakit. Seandainya aku bisa pergi keluar.

"Louis?" Ucap ku menatap layar iPhone yang bergetar.

via telfon

"Hallo Lou?" Kata ku menyapa Louis.

"Thal kenapa kamu tidak masuk sekolah lagi hah?!" Suara Louis terdengar cukup keras di telinga ku.

"Aku sedang berjuang untuk hidup Louis." Jawab ku.

"Berjuang untuk hidup? Aku benar - benar tidak mengerti kata - kata mu akhir akhir ini. Memperjuankan hidup mu dari apa Thal?" Pekik Louis.

Memperjuangkan dari kematian Louis.

"Thalia ayo minum obat mu, lalu masuk ke ruangan Dokter Ryan." Ucap perawat di belakang ku.

"Thalia? Kamu di rumah sakit?" Tanya Louis.

Aku yakin dia mendengar suara perawat tadi.

"Sudah ya Lou, Aku mau perang dulu memperebutkan kehidupan ku. Bye Lou." Ucap ku

"Bye Thalia, love you." Ujarnya lirih.

via telfon terputus

aku tidak salah dengar kan? Louis mengatakan 'love you'

Perawat melihat ku kebingungan. Aku tersenyum - senyum sendiri setelah menutup telfon dari Louis.

Terimakasih telah mengisi tenaga ku untuk berperang Lou

flashback off

Last Day // l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang