dahulu

246 3 0
                                    

Dahulu kutinggalkan jiwa ini untuk berkelana ke ujung dunia ini,
Aku pergi ke Bintang, tanpa peduli bahwa Bintang hanya hayalan,
Mungkin aku sakit, tapi aku sehat, tidak sakit, lantas semua yang ku punya musnah karna kesombongan raksasa dalam jiwa yang raganya sudah hilang pergi karna tak sudi bersinggah kedalam jiwa kesombongan,
Dulu, aku selalu senang menindas orang orang karna merasa diri ku punya segalanya, untuk menginjak semua orang yang ku rasa tak berguna adanya, walau, nasi yang ku makan adalah hasil keringat para petani yang menanam padinya bertahun tahun, lalu aku ambil beras itu, untuk aku sulap menjadi nasi yang banyak untuk aku makan bersama keluarga ku.
Dulu, hal itu terjadi,
Tapi kali ini aku ingin menghilangkan kesombongan pada jiwa ini tuhan, lantas bagaimana caranya?  Aku hanya tidak tahu bagaimana cara menghilangkannya, hingga aku pergi dari rumah untuk pergi ke Bintang, kaki ini beribu ribu langkah berjalan, tanpa memperdulikan pakaian yang kupakai sudah berbau, gatal, banyak jamur, dan rambut ku, panjang tak terurus, dan kulitku, jangan kau tanya lagi apa warna kulit ku, warna kulit ku hitam, aku persis seperti gelandangan sekarang, hampa, tak punya siapa siapa, aku hanya berkata kepada rerumputan yang ku lewati, "kalian, tumbuhlah menjadi rerumputan yang bermanfaat" setelah itu aku berdoa, untuk tuhan mengampuni dosa aku, tapi aku bukan siapa siapa nya tuhan, aku hanya ciptaannya yang lemah, yang ada hanya aku hanyalah baginya tak ada bandingnya, aku merasa di banting, dengan kelakuanku sendiri yang bodoh dan tak berguna, aku merasa pedang berada di atas kepala ku, dan di depan ku ada algojo yang siap memenggal kepala ku, dan aku berpasrah, seraya berkata "bunuhlah aku yang sombong ini, tiada pertobatan lagi untukku, bunuh sekarang"
Lalu tuhan memberikan ku sinar terang
"Cahaya apa ini yang sangat terang sekali di depan mata ku"
Tuhan berkata "kamu aku ampuni, hiduplah dengan kebaikan, dan hilang kan kesombongan dalam jiwamu"
Aku merasa sangat senang, sehingga aku tak kuat menahan cahaya nya tuhan, sehingga aku tak bisa bernafas lagi, hingga akhirnya aku yang tadinya tunduk, menjadi jatuh, dan tak bernafas lagi.
Lalu arwah ku terbang, melewati dimensi yang tak pernah di gapai manusia, aku hanya berkata "apa yang aku sombongkan sebenarnya dulu, aku tak bisa menciptakan ini semua"
Lalu ucapanku di dengar sang tuhan
Dan tuhan menyuruhku masuk surga.

KUMPULAN PANDANGAN MANUSIA BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang