sacred |Taennie (Tahap Revisi)

2 (Dua)

Happy reading

Author pov
Ekspresi terkejut spontan terpasang di wajah wanita berusia 43 tahun itu. Melihatnya, Taehyung tersenyum hampa dan berucap dengan lesu,

"Tidak apa-apa, Bi. Kalau begitu kami masuk dulu." Seraya membungkuk, Bi Arin pun mengucapkan kata maaf sampai mereka masuk kedalam.

--//--//--

Jennie pov

Taehyung dan aku memutuskan untuk masuk ke kamar si kembar. Aku melangkah menuju ranjang flora, menatapnya sebentar, kemudian netraku teralih pada ranjang mendiang putriku yang satunya. Sungguh, hatiku bagai tersayat karenanya. Lama aku menatap ranjang itu, sampai Taehyung melihatnya, dan berniat memindahkan ranjang itu untuk di simpan ke gudang, tapi aku sergah.

"Jangan! Biarkan saja disitu untuk menjadi kenangan dari kepergian Flora." pintaku dengan lirihan.

"Baiklah jika itu yang kau inginkan." ucap Taehyung pasrah.

Jennie pov the end

"Yasudah, kalau begitu aku akan menunggumu dikamar." Ucap Taehyung seraya mencium kening wanita Kim itu, kemudian berjalan keluar kamar. Pria itu tahu istrinya sedang butuh waktu untuk sendiri.

Setitik liquid bening berhasil turun dari mata kucing wanita itu. Sakit sekali rasanya kehilangan buah hsti yang benar-benar ia sayangi.

Tok tok tok...

Terdengar ketukan pintu.

"Malam, nyonya. Bisakah saya masuk?" Suara Bi Arin berhasil menyadarkan Jennie. Segera ia membersihkan air matanya dengan cepat.

"iya, Bi. Masuklah." Sahut Jennie dari dalam.

Bi Arin pun membuka pintu dengan perlahan, dan melangkah ke arah Jennie.

"Nyonya, anda pasti sangat sedih atas kepergian Fiona.." ucap Bi Arin yang di balas oleh tatapan tajam Jennie, tapi wanita tua itu tidak memperhatikannya.

"Tapi nyonya, katanya kalo cabang bayi itu sudah meninggal, sebenarnya dia itu masih hidup lho nyonya, dan katanya yang seperti itu harus dibikin selametan." Saran Bi Arin yang kembali kembali tatapan tajam Jennie. Bisa-bisanya Bi Arin berbicara seperti itu. Apa dia pikir keluarga Jennie percaya dengan hal-hal tak masuk akal?

Bi Arin segera menyadari kesalahannya, buru-buru ia meminta maaf, "Maaf atas kelancangan saya bicara seperti itu Nyonya." Jennie hanya menghela napas, kemudian mengangguk, Bi arin pun keluar dari kamar dan melanjutkan tugasnya sebagai pembantu.

--//--//--

Saat Jennie berbaring tiba-tiba ia mendengar suara bayi diatas kasur pasangan Kim itu. Saat Jennie membuka mata, betapa terkejut dan paniknya dia melihat selimut yang ia pakai terangkat keatas dan Jennie juga terkejut melihat Fiona mendadak muncul dan merangkak diatas tubuhnya. Berusaha mengalihkan pandangannya kesamping, Jennie malah melihat hantu yang tiba-tiba muncul di depan tirai. Wajahnya begitu menakutkan.

Spontan, Jennie memekik, "AAAKH! TI-TIDAK! JANGAN GANGGU AKU! PERGI KALIAN!"

Teriakan Jennie membuat Taehyung terkejut, ia terbangun dari tidurnya kemudian memeluk Jennie dengan erat, seraya bertanya dengan khawatir, "Jennie, kau kenapa sayang??"

"T-Ta-Tae, aku melihat dua hantu. Ti-tirai. Ada hantu wanita yang berdiri di depan tirai, dan juga Fiona, di-dia merangkak di atas tubuhku dan muncul dari balik selimut. Tolong percaya padaku." Keringat terus bercucuran dari pelipisnya dikarenakan rasa takut yang luar biasa. Tentu saja, ini adalah kali pertama ia melihat hantu. Padahal hanya mimpi buruklah yang selalu menghampirinya. Apalagi salah satu hantu itu adalah anaknya sendiri. Siapa yang tidak terkejut?

Taehyung mengelus kepala Jennie perlahan hingga berhasil menyalurkan ketenangan pada wanita itu.

"Tenang, ya? Itu pasti hanya mimpi buruk lagi." Mendengar suara Bariton yang dengan lembut memberitahunya, Jennie pun kembali tenang kemudian tertidur dengan pelukan hangat yang diberikan suaminya.

Cip's Notes:

Cip harap revisi kali ini seenggaknya, bisa lebih mendingan penulisannya dari pada asal-asalan kayak 2 tahun lalu. Kalo punya kritik ataupum saran, jangan sungkan buat kasih tau. Oke?^.^
Sehat selalu yah kalian^_^
Dah~