prolog

29 7 0
                                    

"Azita!!" teriakan seorang wanita berumur sekitar 40 tahunan itu menggema ke seluruh ruangan dirumah ini.

"astagfirullah. Kenapa bunda?! Ada gempa?! Ayo bunda kita ngungsi" teriak gadis bernama Azita itu dengan setengah sadar.

"gempa apa kamu ini. Bangun! Lihat jam berapa sekarang. Bukannya kamu hari ini MOS?" Ucap wanita itu yang dipanggil bunda.

"eh MOS?"

1 detik

2 detik

3 detik

"Astagfirullah bunda kenapa gak bangunin aku dari tadi ih! Kan aku jadi telat." ucap Azita berlari kekamar mandi.

"loh terus bunda teriak-teriak daritadi ngapain?" kesal Dewi dengan kelakuan anak nya itu.

Setelah keluar dari kamar Azita, Dewi menyiapkan sarapan untuk seluruh anggota keluarga nya.

"Bundaa! Abang kemana ih. Pasti belum bangun yah? Ade bangunin abang yah bunda" teriak Azita dari lantai atas.

Dewi hanya menggelengkan kepalanya.

Azita masuk dengan mengendap-ngendap kedalam kamar sang kakak.
Ternyata abang nya itu masih tertidur pulas dengan mimpi indah sepertinya.

"Abangg!! Bangun!! Ayok anterin aku pergi sekolah!" ucap Azita sembari melompat diatas kasur sang kakak.

Yang membuat si empunya terbangun.

"ih apaan sih. Pergi naik ojek sonoh. Abang males ah, habis gadang nih. Kemarin ada bola" ucap Bagas sambil menarik kembali selimut nya.

"ih siapa suruh gadang. Ayok aku mau MOS nih. Emang abang mau adek kena hukum sama anak OSIS keliling lapangan. Terus adek pingsan lagi." ucap Azita dengan memajukan bibirnya.

Setelah mengucapkan itu Bagas langsung bangun sambil mendengus.

"tunggu dibawah. Abang mandi dulu" ucap Bagas sambil berjalan ke arah kamar mandi.

Azita berhasil membuat abang nya bangun. Azita turun kebawah membawa tas dan nametag yang terbuat dari kardus terkalung dileher nya.

"bunda tolong iketin rambut adek dong. Ini pitanya" ucap Azita menyerahkan pita berwarna biru laut itu.

Dewi tersenyum dan memasangkan pita nya. Lalu merapihkan rambut anak bungsu nya itu.

"inget bawa obatnya. Minum setelah kamu makan. Kalo kamu udah gak kuat bilang sama kakak kelas kamu. Ayah bakal marah kalo tau kamu kambuh disana" ucap Dewi memperingati anak bungsu nya itu.

"siap bunda" ucap Azita sembari memberikan hormat seperti para tentara.

"pagi bunda" ucap Bagas mencium pipi kanan yang bunda.

"adek gak dicium ih" ucap Azita memajukan bibir nya. Menggemaskan

"gak. Adek bikin abang pusing pagi-pagi denger kamu teriak-teriak" ucap Bagas mendengus.

"ih salah sendiri gak bangun-bangun" ucap Azita memeletkan lidah nya.

"apa sih abang sama adek pagi-pagi udah berantem" ucap Rangga duduk untuk memulai sarapan.

"abang nih yah. Masa gak mau anterin adek" ucap Azita mengadu.

"ih bohong yah. Nih Bagas udah siap anterin Zita. Zita aja yang kelamaan" ucap Bagas.

"ih abang bohong. Orang tadi dibangunin gak bangun-bangun" ucap Azita.

"ih enggak"

"iyah ih"

"enggak"

"iyah"

"enggak!"

"iyah!"

"abang adek makan!" ucap Dewi sedikit berteriak. Jika tidak perang dunia ke-3 akan dimulai.

Beginilah suasana rumah Azita. Yang dipenuhi dengan suara-suara bising. Seperti bertengkar tapi tidak seperti itu.

Itu salah satu cara menyayangi sesama anggota keluarga.

______________________________________
Yes. Beres satu chapter. Jangan lupa budidayakan memvote setelah membaca.

Kritikan kalian sungguh sangat membantu

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang