Berjalan melewati tempat itu, lagi. Bosan karena yang ku lihat hanyalah gerombolan asap dan aspal. Inginku mengunjungi senja yang berteman angin bertiup menyapu kenangan. Kau berpesan,
"Tolong ingatlah senyumku dalam hatimu."
Kau menjerit, menepis tangan malam yang hendak meraihmu.
"Sudahlah, tidurlah kamu."
Menghela napas atas restumu agar aku tidak selalu memikirkanmu. Sejak awal aku yang datang padamu, karena itulah sekarang aku yang harus meninggalkanmu. Sekarang aku bertemu dengan kamu yang lain. Aku tak mau menyamakan kamu yang dulu dengan kamu yang sekarang, karena kamu berbeda, kamu begitu istimewa hingga aku meninggalkanmu. Setidaknya aku pergi dengan baik.
Karenanya aku belajar mencintaimu dengan sewajarnya. Hingga suatu saat kepergian menghampiri aku tidak terlalu jatuh dalam kesedihan. Seperti aku yang dulu merindukan senja di bawah bukit barat.
290818 15.58
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Menyapa
Teen FictionSeolah bertemu kamu itu menyenangkan, bahkan melebihi taraf manis dari martabak manis. Tapi memang kenyataannya seperti itu. Hingga di penghujung senja kau datang dengan semburat jingga yang menyejukkan mata. Aku suka. Saat-saat berdua ditemani angi...