Hingga pada akhirnya, Hujan membuat sumpah konyol yang cuma disaksikan Budi sehari yang lalu. "Dengerin ya, Bud. Saksinya kamu, ya. Siapa pun wanita pertama yang menginjakkan kaki di kedai ini dalam waktu dekat, saat langit sedang hujan turun sederas-derasnya, maka dia adalah jodoh saya" Ucap Hujan lantang.
Setelah itu Budi langsung ngakak. "Wahaha, eh, mas bos. Mas bos ini kurang apa, ya kan? Cakep, lumayan kaya, soleh, rajin menabung, rajin cukuran sama potong kuku tiap Jum'at, ya kali kesusahan nyari cewek? Tinggal buat audisi istri, saya yakin banyak yang daftar. Mas Bos tinggal tunjuk satu. Beres." Cerocos Budi.
.
.
"Gini lho, Bud. Yang saya yakini Allah akan memilihkan jodoh terbaik untuk saya. Sumpah tadi becanda. Kali ini seriusan, deh. Saya nggak mau milih calon istri asal comot. Yang cantik, banyak. Yang pinter, banyak. Yang solehah saat ini pun Alhamdulillah juga makin banyak. Saya tinggal pilih dengan 3 kriteria tadi pun mungkin ada. Tapi belum tentu dia pun mau sama saya. Perkara jodoh itu rahasia Allah, Bud.Kadang, di antara segala kriteria yang kita cipta, di antara konsep pantas dan tidak pantas, di antara ketidakpahaman manusia perihal jodoh dan jatuh cinta, tiba-tiba Allah membuat hatimu jatuh sejatuh-jatuhnya pada dia yang tak pernah kamu duga sebelumnya. Lalu semua konsep hebat perihal jodoh yang pernah kamu bangun, runtuh seketika.
Lantas kalau sudah begitu, saya bisa apa, Bud?"
.
Budi tercengang.Lalu Hujan melanjutkan lagi. "Intinya gini deh, Bud. Kita lihat dalam lingkup skala terkecil. Dari dalam kedai ini saja deh. Dari sekian banyak pelanggan kita yang cewek-cewek nih, belum ada yang membuat hati saya tergerak."
.
.
."Belum, mas bos. Siapa tahu besok. Hehe. Besok kan sudah mau masuk bulan Juni. Bulan dimana musim hujan mulai datang. Barangkali saat hujan turun deras, akan datang perempuan yang mas Hujan maksud." Kata Budi lalu nyengir.
. "Kamu masih nganggap serius sumpah konyol becandaan tadi?" Tanya Hujan geli.
. "Inget, mas bos. Kata adalah doa, lho." Kata Budi serius.