00

477 71 0
                                    

"Maaf bu, saya terlambat"

Seseorang berdiri di depan kelas masih bersama dengan jas hujan yang melekat di tubuh kekarnya. Memang, diluar sekarang sedang hujan, tak heran dia mengenakan jas hujan abu-abunya.

Bu May, guru biologi yang sedang menjelaskan materi tentang perkembang biakan hewan pagi ini menoleh ke arah pintu. Matanya turun, tampak sangat bosan. Dia melempar penghapus kelas ke arah pintu lalu meminta seseorang yang pakai jas hujan tadi untuk masuk dan mengembalikan penghapus itu.

"Sini kamu!"

Mata Bu May memerah. Orang itu mendekat ragu, dan benar saja,

"Aww maaf bu, saya kehujanan- vespa saya mogok-"

Telinganya memerah akibat di jewer oleh Bu May. Guru berkepala empat itu menghela nafas, "sudah kelas 11, tapi kelakuannya ga berubah. Heran-"

Orang itu meringis, dia melepas jas hujan miliknya dan langsung mengedarkan pandangannya ke arah semua orang.

"Kamu bisa duduk sama chaeyoung"

Bu May menunjuk bangku di sebelahku. Aku memasang ekspresi kecewa dan orang itu hanya meringis tak bersalah. Dia lalu duduk di sampingku dan langsung minta maaf.

"Maaf ya hehe"

Namanya Grey, aku baca nametagnya. Namanya lucu, seperti warna. Dia most wanted sekolah ini, dan aku baru pertama kali sekelas dengannya. Dia tampan, mungkin beruntung aku bisa duduk satu meja dengannya.

"Er- siapa namamu?"

"Chaeyoung" jawabku singkat.

"Pinjam tipe-x"

Ku berikan tipe-x ku dan dia tersenyum. Dia bilang terima kasih, tapi tanpa suara. Lucu sekali. Dia adalah contoh nyata pemuda tipe "manis" di dunia ini. Nggak salah dia bisa jadi most wanted.

🥀

Gadis-gadis di kelas ini membicarakanku. Tentu saja, gadis mana  yang tidak iri jika melihat teman sekelasnya akan duduk bersama seorang most wanted sekolah?

Bahkan guru sekalipun akan dengan senang hati menerima kehadiran si tampan itu. Ya, kecuali Bu May. Dia memang benci pada siapapun yang tidak disiplin dan tidak menaati peraturan.

Kelas ini cukup sepi saat istirahat tiba. Grey sudah pergi beberapa saat lalu, setelah bel berbunyi. Dia mengajakku ke kantin, namun aku malas. Alhasil, ku tolak ajakannya. 

Tapi, aku sedikit bersyukur. Jika tadi aku ikut bersama most wanted itu ke kantin, pasti aku tidak tau jika ada yang membicarakan ku di sini.

"Chogi-" / "misi-"

Aku menoleh, menatap gadis-gadis centil yang duduk di sebrang sana dengan tatapan sok baik. Sejujurnya, aku ingin sekali memaki mereka. Sungguh.

"Ye?"

Salah satu dari mereka mendekat. Nametag nya Lisa. Aku baru mendengar nama itu. Siapa dia?

"Sepertinya kau cukup beruntung-err"

"Chaeyoung"

"Ya, Chaeyoung-ah"

Sudah ku duga, dia sangat iri denganku.

"Aku harap kau tak mendekati pacarku. Pa-car-ku."

Aku mengangguk asal lalu pura-pura fokus pada ponsel yang sedang aku pegang. Ternyata begini ya rasanya di labrak? Tidak begitu sakit.

"Jika sudah selesai, bisakah kau pergi? Kehadiranmu membuatku jengkel" ucapku jujur sambil tersenyum. Memang nyatanya begitu kan?

Wajah gadis itu memerah, dia melayangkan tangannya di udara dan seseorang menahannya. Aku tak takut jika dia menamparku sekalipun, aku terlalu emosional untuk menerima kehadiran orang-orang centil di dunia ini.

"Mau ngapain?"

Lucas. Teman ku. Pemain bass di band sekolah. Beruntunglah aku, dia menyelamatkanku dari tamparan cecunguk itu.

Mata Lisa yang tadinya menatapku keras berubah menjadi sedikit lunak. Tangannya yang tadinya melayang menjadi kaku dan kelu. Wajah manis Lucas membuat hatinya dingin. Sudah ku duga.

"Ah- aku nggak mau ngapa-ngapain kok.."

Lisa menarik tangannya yang sebelumnya di cengkram Lucas dan pergi begitu saja keluar dari kelas ini bersama-sama dengan teman-temannya yang tak kalah centil.

"Gwencana?"

"Eum~"

Lucas duduk di sebelahku dengan nafas lega. Dia mengeluarkan roti coklat dari kantung celananya lalu memberikannya ke hadapanku.

"Aku tau kau belum makan."

Pandanganku yang tadinya fokus ke arah ponsel beralih ke arah roti coklat yang di berikan Lucas.

"Makasih, tau aja"

Ku buka bungkus roti itu perlahan dan mulai melahapnya.

"Sambil makan, mau denger ceritaku nggak?"

"Mahuu" jawabku dengan mulut penuh.

"Aku bosen banget nggak sekelas sama kamu Chae-"

"Serius? Hahhahaha"

"Kau tau- semua gadis.. blablablabla.."

Dia tipe laki-laki jantan yang baik pada satu gadis. Hanya aku yang bisa dekat dengannya. Aku merasa beruntung sekali lagi.

Sisa-sisa istirahat siang ini ku habiskan di kelas bersama dengan Lucas. Walaupun dia tidak seterkenal Grey, tapi dia cukup terkenal di angkatan kelas 11. Dia pemain bass yang macho, apalagi dia bermain di band yang terkenal.

Setiap ada pensi, pasti ada bandnya dia. Keren kan?

"Seebanders dua minggu lagi mau ada konser perdana lho. Mau nonton?"

Seebanders, bandnya, akan mengadakan konser pertama. Mana bisa aku menolaknya?

Aku mengangguk lalu berdiri, "good job buddy" ku usap puncak kepala pemuda itu dan dia terkekeh.

Dia sadar jika aku sedang mengikuti gayanya. Ya, itu yang akan di lakukan dan di ucapkan Lucas jika aku menang atau berhasil dalam suatu hal.

Kring!!!

"Aku balik ke kelas ku dulu"

Cup

Dia mengecup dahiku lalu berlari kecil sambil melambaikan tangan. Sekarang, mungkin Lucas sudah berubah menjadi pemuda yang Macho dan manis?

Lucky ; Son ChaeyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang