02

267 54 4
                                    

Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Sepanjang jalan aku tak berbicara banyak dengan Ka Dean, toh dia cuma berniat untuk mengantarku pulang, bukan memgajakku untuk mengobrol jadi kami hanya bicara seperlunya.

Kini mobil minicooper merah itu sudah berhenti di depan rumah bercat putih tulang yang terkesan megah dan kukuh. Rumah itu adalah rumah keluargaku. Rumah yang di tinggalkan kedua eyangku ketika mereka sudah tiada.

"Makasih tumpangannya kak"

Tanganku hendak meraih handle pintu mobil, namun di tahan-

"Bentar"

Aku menoleh, dia mau apa?
Mata Ka Dean menatapku serius, aku tau ada kekhawatiran di sana, tapi khawatir tentang apa?

Untuk apa dia mengkhawatirkanku?

"Iya ka?"

"Kamu kalau ga ada temen pulang telpon kakak aja ya?"

Hatiku berteriak, otakku bertanya, buat apa aku harus menelponmu? Kau siapa?

"Aku pasti akan menjemputmu"

Lanjut ka Dean. Aku mengangguk dan dia baru melepaskan tangannya yang menahan tanganku di handle pintu mobil.

"Sekali lagi makasih kak"

Aku turun dari mobil itu lalu melambaikan tangan ke arah Ka Dean sampai mobilnya hilang di balik tikungan. Dia kenapa sih? Baru juga ketemu tadi?

Sambil geleng-geleng, ku buka pintu pagar dan masuk ke dalam rumah lewat sana. Halaman rumah ini cukup luas jadi cukup lama untukku sampai ke pintu utama.

"Sendirian aja neng~"

Ah- aku menoleh ke arah kursi taman, kakakku sedang terkekeh pelan lalu menghampiriku bersama dengan kertas lirik di tangannya.

"Iseng banget si" omelku sambil memasang wajah masam.

Lagi-lagi dia terkekeh lalu mencubit pipiku gemas, "abis pulang sama siapa? Ko geleng-geleng gitu?"

"Sama orang aneh"

Aku langsung meninggalkan Ka Jaehyun yang masih menghujaniku dengan berbagai macam pertanyaan,

"Aneh gimana Chae?"

"Chaeee jawab oi!!"

"Ya! Son Chaeyoung!"

Sedangkan aku, hanya acuh sambil terus melangkah masuk ke dalam rumah. Lagi-lagi pemandangan membosankan yang ku dapatkan.

Mama sedang duduk di depan meja besar yang di atasnya berisi banyak sekali dokumen, bahkan dokumennya sampai menutupi wajahnya.

"Sudah pulang sayang?"

"Sudah"

Aku memencet tombol naik pada lift didepanku dan tak lama lift itu terbuka. Rumah ini memiliki 4 lantai dan lift, tak heran rumah ini disebut rumah mewah oleh beberapa orang.

🥀

Setelah berbenah dan mengganti pakaian, aku langsung duduk di depan laptopku. Ku tekikkan beberapa pesan untuk beberapa pengguna aplikasi tellonime yang meminta saran padaku.

Tellonime adalah aplikasi rahasia yang dibuat oleh salah satu murid di sekolahku.

Aplikasi ini bertujuan untuk memberi pesan, saran, atau memberi tahu gosip dan issue terpanas di sekolah tanpa takut akan masuk ke dalam ruang bk.

Istilah kasarnya, kalian bisa ngelapor tanpa takut nama kalian akan muncul saat penjahatnya tertangkap.

Penggunaan Tellonime sajauh ini dampaknya positif karena selain menjadi media curhat dan melapor, beberapa siswa juga menjadikan aplikasi ini sebagai sarana belajar dan berbagi ilmu.

Nama pengguna aplikasi ini cukup beragam, ada yang unik dan ada juga yang tampak menyeramkan. Perlu di ingat, bahwa nama yang muncul bukanlah nama asli. Jikapun ada nama seseorang yang muncul, percayalah bukan orang yang bernama tersebut yang membuatnya.

Gnanii : aku perlu saran

C.ones : ceritakan saja masalahmu.

Namaku di dalam Tellonime adalah C.ones bukan Son Chaeyoung lagi.

Gnanii : aku menyukai seseorang. Dia sebangku denganku. Apa yang harus ku lakukan?

C.ones : bukankah mudah?

Gnanii : maksudmu?

C.ones : kau hanya perlu mengungkapkannya dan selesai.

Gnanii : itu bukan yang ingin aku dengar , C.ones.

C.ones : maaf, apa aku salah?

Gnanii : aku baru saja bertemu dengannya tadi pagi, mana mungkin aku bisa mendekatinya.

Gnanii : jika sampai teman laki-lakinya tahu, aku bisa habis.

C.ones : teman laki-lakinya sangat jahat?

Gnanii : ya! Dia bahkan ingin membunuhku saat tadi orang yang ku suka hampir di tampar oleh sesaeng ku.

Eh?

Aku sepertinya tau sesuatu..

Lucky ; Son ChaeyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang