Menikah Part 21

11.6K 1.2K 117
                                    


Kei memilih berjalan kaki ke Caffe yang tidak jauh dari gedung kantornya.
Pria itu berjalan dengan pangkah tergesa karena tidak mau membuat Toru menunggunya terlalu lama.

Kei membuka pintu caffe berlapis kaca di depannya.
Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh pengunjung sebelum matanya terhenti pada seorang pemuda yang tengah duduk di sudut caffe sambil mengaduk minumannya.

Senyum tipis tersungging di bibir Kei, ada beberapa wanita nampak menghentikan obrolan mereka hanya untuk melihat Kei yang berjalan melewati meja mereka.

Pria itu menghentikan langkahnya tepat di depan Toru.
"Maaf, apa kau sudah lama menunggu...?"

Toru mendongak, dia melihat Kei yang berdiri di hadapannya dengan memancarkan pesonanya.
Entah kenapa aura Kei begitu kuat terasa.
"Sa...saya juga baru sampai, silahkan duduk"

Kei tersenyum sebelum menarik kursi dan menjatuhkan diri di sana.
Pria itu membuat Toru jadi salah tingkah karena tatapannya.
"Bagai mana luka mu...?"

"Sudah lebih baik"
Ucap Toru seraya menyentuh keningnya sendiri.

"Baguslah kalau begitu, semoga cepat sembuh.

"Iya, terima kasih"

"Katanya ada yang ingin kau bicarakan...?"
Tanya Kei

"Oh...iya"
Toru segera mengambil bungkusan dari sampingnya.
"Maaf, saya sudah berusaha mencuci dasi milik anda.
Tapi tidak bisa bersih karena noda darah saya yang sudah mengering, itu sebabnya saya membelikan dasi yang baru untuk anda.
Semoga anda suka dengan warnanya"
Toru membuka bungkusan itu dan mengeluarkan kotak berwarna coklat yang di dalamnya ada dasi baru yang dia beli.

"Hah...harusnya kau tidak perlu repot menggantinya"
Kei tersenyum, dia mengambil kotak yang di berikan Toru padanya.
"Tapi karena sudah terlanjur di beli terima kasih ya"
Imbuh pria itu sambil menarik dasi yang ada di dalam kotak.
"Aku suka warnanya"

Ucapan itu membuat Toru tersenyum.
"Kalau begitu pakai saja"
Toru segera membekap mulutnya sendiri setelah bicara seperti itu.

Kei yang awalnya terdiam dan melihat Toru nampak salah tingkah akhirnya mengiyakan saja permintaan Toru barusan.
"Baiklah, akan ku pakai"

Wajah Toru sudah sangat merah, pemuda itu jadi serba salah.
Jantungnya berdebar tak karuan karena melihat Kei yang begitu tampan dan baik hati.
Sepertinya dia sudah lupa pada kekasih yang beberapa saat lalu sudah mengoyak hatinya.

Bahkan dirinya tidak tau lagi kemana luka yang di goreskan oleh mantan pacarnya itu.
Karena sekarang luka hatinya telah tertutupi oleh perasaan bahagia karena bertemu dengan pria sebaik Kei.
"Tuan Kei"

"Iya...?"
Kei bertanya tanpa menatap Toru karena pria ini tengah sibuk memakai dasi barunya.

Toru melihat Kei dengan perasaan bercampur aduk.
Ingin rasanya dia tidak percaya jika lelaki di depannya ini sudah menikah.
Tapi cincin di jari manis Kei tidak bisa Toru abaikan.
Pria itu sudah mengikat janji dengan orang lain.
Toru menelan lagi pertanyaan yang ingin dia tanyakan perihal istri Kei.
Dia hanya ingin tau seperti apa laki-laki yang sudah mengikat perasaan Kei.
Laki-laki yang dengan bebas bisa menyentuh tubuhnya.
Bicara setiap saat dengannya, bahkan mencium bibir tipisnya.
"Agh..."
Toru mendesah ada rasa sakit yang tiba-tiba menusuk hatinya.

Kei mendongak seketika kala mendengar helaan nafas putus asa Toru.
"Apa ada yang ingin kau tanyakan...?"
Tanya Kei begitu dirinya mendapati ekspresi Toru yang nampak canggung.

"Ti...tidak, eh...i...iya...em...kalau boleh saya tau, anda suka makanan apa...?
Akan saya pesankan"

Kei terdiam, pria itu tampak berfikir.
"Ebi furai"
Ucapnya tanpa sadar.

MENIKAH (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang