prolog

262 6 2
                                    


SENJA sore ini terlihat merekah dari atas gedung tertinggi kampus ini. Matahari senja begitu mempesona memancarkan jingga yang menyilaukan mata. Mendatangkan hanggat dan membawa ketenangan bagi jiwa yang menyaksikannya.

Tak salah, jika dulu tempat ini menjadi tempat favorit untuk menenangkan fikiran yang kacau dari penatnya berbagai tugas perkuliahan hingga persoalan organisasi yang terlihat tak berujung.

Matahari senja semakin turun, siap untuk tenggelam di kaki langit. Bersiap menyemburkan cahaya jingga yang sayang untuk di lewatkan. 

Begitu indah, hanggat, dan menenangkan. Seolah dapat  membawaku kembali pada kejadian 3 tahun silam saat statusku masih seorang Mahasiswa Teknik Elektro di semester akhir dan masih tergolong sebagai seorang aktivis kampus, yang membawaku pada seorang gadis sederhana yang membuatku dengan berat harus meninggalkan kota ini. Meninggalkan Mama dan seluruh teman sejawat kecil, tak terkecuali tempat ini tempat favorit menenangkan fikiran yang kacau.

Ahh ya!

Hari ini kali pertama kudatangi kembali tempat ini, setelah 4 tahun lamanya kutinggalkan kota ini, kota dimana aku di besarkan dan melalui masa kanak kanak yang indah dan berlanjut pada masa Pra remaja hingga berakhir pada masa remaja yang menghantarkan ku mendapat gelar Mahasiswa, Maha dari segala Siswa . 

Perjalanan dari Jakarta menuju kota ini tak terlalu lama, dengan semua kecangihan transportasi dan teknologi rasanya aku bisa dengan mudah sampai di kota ini kembali.

Senja semakin merekah diatap gedung ini, menambah lengkap suasana sendu saat kembali pada kota yang cukup lama telah ku tinggalkan. Demi memperbaiki kisah dari seorang gadis sederhana yang tak pernah ku hiraukan, berujung pada penyesalan yang mengharuskan kutinggalkan semua disini. 

Gadis sederhana yang paling memperhatikan dan kesalahan yang tak pernah kuharapkan. 

KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang