Prolog

24 10 3
                                    

Hujan baru saja reda. Namun,langit diatas sana masih kelabu. Tanah masih terasa lembab. Bau basahnya menyebar disekitar makam yang sepi itu.

Akan tetapi,dia masih duduk di sisi sebuah makam. Tatapan matanya terus melekat pada batu nisan. Dia tak menghiraukan dirinya yang basah kuyup, tak peduli pada udara dingin yang menyentuh kulit putihnya. Dibiarkan saja angin membelai rambutnya.

Nama yang tertulis pada batu nisan itu tak akan pernah ia lupakan. Tak akan pernah ia lupakan bagaimana senyuman hngatnya. Tak akan pernah lupa bagaimana suara nya saat membujuk dan menenangkan dirinya. Dia tak akan pernah lupa rasa hangat saat dia memeluknya insan kesayanganya itu.

Paling penting, dia tak akan pernah lupa betapa besar cintanya kpda insan itu sampai sekarang.

'Berkali kali aku janji, coba ga nangis lagi. Tapi setiap bayangan itu hadir. Sumpah, aku ga kuat menentang perasaan ini. Aku terus memikirkannya sampai membuat imajinasiku terusik kenangan lalu. Kisah takkan pernah terlupakan bersamanya. Entah kapan persaan ini kan hilang. Untuk kali terakhir aku mencoba takkan menangis lagi. Menangkis perasaan sakit yang aku rasakan selama ini...'

Saranghae HongkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang