Dear, Namjoon
Genre: Drama and Romance
Pair : Kim Namjoon and Kim Seokjin
Rate : T (One shot)
Warning! : Yaoi, Mpreg, Alur Maju-Mundur
Disclaimer : The characters are not mine. I have not own anything except this story and idea.
"When I see you, I see galaxies in your eyes,I can only think of, to say the three magic words, 'I love you! '"
Namjoon berlari kecil dengan sebelah tangan yang terangkat diatas kepalanya, menyanggah rintik hujan gerimis yang jatuh membasahi coat coklat yang ia kenakan, satu tangannya lagi penuh oleh kantung kertas yang ia bekap di dada untuk menjaga tiga buah pork bun di dalamnya agar tidak kebasahan.
Sesekali bahu Namjoon bertabrakan dengan orang yang sibuk berlalu-lalang, ia membungkuk untuk meminta maaf, mengabaikan orang yang mendecih kesal kearahnya, karena kini dalam benaknya hanya tertuju pada dua orang berharga yang sedang menunggunya di rumah. Namjoon terlalu senang untuk menyampaikan kabar bahagia yang ia bawa untuk keluarga kecilnya.
Setibanya di halte bus yang biasa ia naiki, Namjoon berteduh disana, ia memandang keatas langit New York yang mendung dan tidak menunjukkan tanda akan segera cerah, melihat langit seperti ini ia teringat akan kenangan masa lalu, saat ia dan Seokjin, kekasihnya, pindah ke kota ini dengan bermodalkan nekad, dan uang pas-pasan yang susah payah mereka kumpulkan, serta informasi yang mereka dapatkan hanya dari internet. Tidak ada satu orang pun yang mereka kenali, hanya berbekal rasa percaya diri dan untungnya Namjoon fasih berbahasa Inggris.
Dulu, awan mendung menemani langkah mereka yang tergesa-gesa, menyusuri tiap bangunan di kota sebesar New York bukanlah hal yang mudah. Beruntungnya bagi mereka saat itu, ada apartemen kosong dan murah di kawasan pemukiman orang-orang Ukraina yang telah siap huni, perabotnya tidak terlalu banyak, hanya meja bundar di ruangan sempit mirip ruang keluarga, satu tempat tidur berukuran sedang di satu-satunya kamar dalam apartemen itu, dan dapur kecil dengan kulkas satu pintu, serta kamar mandi yang hanya berukuran 3 meter. Sangat sederhana, namun cukup membuat mereka tidak sabar untuk segera menempati istana kecil mereka.
Namjoon ingat betul saat ia akhirnya mendapatkan pekerjaan di sebuah proyek pembangunan jembatan setelah dua hari mereka tinggal disana, meskipun harus berangkat pukul 5 pagi dan pulang pukul 9 malam, Namjoon tetap tegar dan semangat menjalaninya. Pekerjaan seberat apapun akan Namjoon jalani untuk memenuhi kebutuhan mereka, ia bahkan mengangkat empat sak semen di bahunya saat hari pertama ia berkerja. Seluruh tubuhnya pegal dan nyeri kala itu, ia bahkan berusaha menyembunyikan luka memar kebiruan di pinggangnya, tapi rasa sakitnya terbayarkan saat ia menerima upah pertamanya, tak banyak, namun cukup untuknya dan Seokjin makan selama seminggu kedepan.
Terbayang dalam ingatannya, saat ia pulang berkerja, Seokjin menyambutnya dengan pelukan dan senyuman hangat yang membuatnya melayangkan kecupan gemas di bibir plump Seokjin. Dari dapur, tercium aroma sup ayam yang telah Seokjin siapkan untuknya, membuat Namjoon tersenyum bahagia. Adakah kehidupan yang lebih sempurna dari pada ini?
"Mandi 'lah, setelah itu makan." Suara halus Seokjin berbisik di telinganya, dan Namjoon mengecup leher putih itu seraya berkata, "Mandi 'lah bersamaku." Namjoon selalu menyukainya saat kedua telinga Seokjin memerah saat ia menggoda kekasihnya, dan tanpa menunggu jawaban dari orang yang dicinta, ia segera menggendong Seokjin bridal style dan melangkah tergesa menuju kamar mandi mungil mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Namjoon [oneshot]
FanfictionNamjoon selalu membaca surat yang Seokjin tulis untuknya di hari ulang tahun pernikahan mereka. [Reupload/Edited] (Namjin, Mpreg, Family!AU)