ONE

784 77 10
                                    

Hari ini adalah hari yang cerah membuat jihyo menjadi bersemangat memulai hari yang baru. Gadis kecil bermata bulat yang kini berusia 10 tahun itu terlihat menggeliat di atas kasur kecilnya, mata nya pelan terbuka lebar karna terkena pantulan cahaya matahari yang terik.

"Sudah jam berapa ini" gumamnya sambil menguap.
"Oh? Sudah jam 6 pagi. Hufthhh ... aku harus bersiap untuk sekolah" sambil mendudukan dirinya di atas ranjang kecil yang lapuk

Park jihyo gadis cantik bermata bulat, berambut coklat panjang, yang baru menginjak usia 10 tahun ini harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa ada nya orang tua. Iya juga tidak tahu dan tidak peduli akan hal itu. Iya hanya berfikiran orang tua macam apa yang tega membuang gadis cantik dan pintar seperti dirinya. Tapi dia merasa beruntung memiliki paman yang mau menampung dan membesarkannya walaupun dirinya dan sang paman harus bekerja keras hanya untuk sesuap nasi.

"Selamat pagi ponakan paman yang cantik" ucap paman Heechul sambil tersenyum
"Selamat pagi juga paman" jawab jihyo sambil tersenyum manis
"Hari ini paman langsung pergi ketempat kerja, banyak yang harus paman kerjakan" kata paman heechul sambil menyiapkan makan untuk jihyo.
"Eoh? Paman tidak makan dulu?" Ucap jihyo dangan wajah khawatirnya.
"Sudah tadi paman makan lebih dulu, ya sudah paman berangkat dulu ya makan lah yang banyak hati-hati di jalan jihyo-ya paman sayang padamu belajarlah yang rajin agar membanggakan paman mu ini yang tampan. Mengerti? " ucap paman heechul sambil mengusap lembut rambut panjang jihyo.
"Iya paman" jihyo tersenyum dan berangguk kecil

○○○


Pada saat perjalanan pulang dari toko bangunan tempatnya bekerja heechul sempat berhenti sejenak untuk membeli makan. Paman heechul itu beranjak untuk kembali tapi baru beberapa meter kakinya mendadak berhenti melangkah, dari kejauhan matanya menangkap ada hal aneh yang ada di dalam semak - semak. Dengan ragu dia mendekati tempat itu. Samar Dia melihat sebuah tangan. Dengan penasaran bercampur takut. Alangkah kagetnya dia melihat seorang pria yang menurutnya seumuran dengan jihyo sedang terbaring lemah dengan luka di bagian kepala serta tangan.
Tanpa berfikir lama heechul langsung membawanya menuju rumah kecilnya yang iya tinggali dengan jihyo ponakannya.

" Eoh paman? Dia siapa? " tanya jihyo dengan ekspresi terkejut
"nanti paman ceritakan jihyo-ya tolong ambilkan paman kotak p3k dan juga air hangat ya" jawab heechul sambil menaruh pria kecil itu di sofa yang sudah lapuk dan kusam.
" iya paman" lari jihyo ke kamar pamannya untuk mengambil kotak p3k dan ke dapur untuk mengambil air hangat yang telah ia rebus sebelumnya.
"Ini paman" ucap jihyo sambil menaruh baskom berisi air hangat itu dengan hati - hati.
"Terimakasih, tolong kau yang mengusap badannya dengan air hangat biar paman yang mengobati lukanya" ucap paman heechul sambil mengobati luka pria itu.

Jihyo mengusap pelan badan pria yang menurutnya seusia dengannya itu. Dengan telaten jihyo membersihkan darah - darah yang telah mengering hingga tanah kotor yang menempel pada sebagian tubuh pria itu.

"Nah sudah selesai! Sebaiknya paman menyiapkan makanan dulu. Paman tadi sempat membeli makanan setidaknya cukup untuk kita berdua" ucap paman heechul sambil membereskan kotak p3k nya. Yang hanya di balas anggukan kecil dari jihyo. Paman langsung beranjak ke dapur untuk menyiapkan makan malam.

"Baiklah! Setelah kau bangun nanti, pastikan kau harus berterima kasih pada ku dan paman heechul karna telah menolong mu pria tampan" gumam jihyo sambil tertawa kecil. Walaupun dia tahu kalau pria itu tidak akan menyahut, tapi tetap saja mengajaknya berbicara.

☆☆☆


Sinar matahari menerpa wajah pria kecil tampan yang kepala dan tangannya terbalut dengan perban. Matanya mengerjap beberapa kali. Samar dia melihat sekeliling rumah yang terlihat kusam dan jelek

" Kau sudah bangun? " ucap jihyo yang membuat pria tampan itu sedikit terlonjak kaget.
" Kau siapa? " tanya pria itu dengan pandangan bingungnya.
"seharusnya aku yang menanyai kau siapa" jawab jihyo sambil menatap pria kecil itu.

Paman heechul tiba - tiba datang dari kamarnya yang terlihat sudah bersih seperti orang abis mandi.
"Kau sudah bangun nak? Jangan takut, paman yang menemukanmu di dalam semak - semak kemarin" ucap heechul sambil menenangkan pria kecil itu yang sedikit ketakutan.
"Boleh paman tanya kau siapa? " tanya paman heechul dengan senyuman.

" Aku? Siapa aku? Aku tidak ingat sama sekali siapa aku " jawabnya kebingungan seperti orang linglung dan bahkan dia juga tidak ingat apa yang terjadi padanya.

" kau tidak ingat siapa dirimu ? Apa kau tidak ingat apa yang telah terjadi ? Setidaknya kau ingat nama mu kan ? Atau jangan - jangan kau amnesia ? " tanya jihyo beruntun

"Aku tidak ingat apapun, dan aku tidak bisa mengingat apapun" ucap pria kecil itu sambil memegang kepalanya yang sedikit nyeri.

"Jadi kau benar - benar lupa ingatan ? Woah benarkah ? Aku tidak bisa percaya ini" kata jihyo tidak percaya sambil melebarkan mata bulatnya.

"Tapi tidak apa, walaupun kau tidak ingat siapa dirimu kau bisa tinggal di sini bersama kami kalau kamu mau" ucap paman heechul sambil tersenyum ramah dan mengelus pelan kepala pria kecil itu yang terbalut perban. Jihyo hanya membalasnya dengan anggukan kecil.

"Kita harus memberinya nama paman, dia kan tidak ingat namanya siapa" kata jihyo sambil berfikir.
"Hmm kau benar jihyo-ya" jawab paman heechul mengangguk setuju

Jihyo melihat sebuah liontin berbentuk hati di dalam saku pria kecil itu saat dia sedang membersihkan badannya. Jihyo ingat akan liontin itu dan dengan buru - buru dia lari pelan ke kamarnya untuk mengambil liontin milik pria yang menurut jihyo dia itu tampan.

"Aku menemukan liontin ini di dalam saku mu kemarin, di situ tertera namamu adalah kim taehyung aku tidak tau pasti tapi aku yakin itu adalah namamu" ucap jihyo seraya mengembalikan liontin ke pria kecil itu.

"Kim taehyung? Nama ku kim taehyung? " tanya nya bingung.

"Hmm mungkin memang benar itu nama mu taehyung-a" timpal paman heechul meyakinkan

"Baiklah ini akan menjadi nama ku" ucap taehyung seraya tersenyum kepada kedua orang asing di hadapannya.

Dengan senyum yang mengembang jihyo mengulurkan tangannya "Kenalkan nama ku park jihyo, dan mulai sekarang kita menjadi saudara" ucap jihyo dengan bersemangat.

Heechul juga mengulurkan tangannya kepada pria kecil itu "perkenalkan nama ku kim heechul aku paman dari park jihyo mulai sekarang kau menjadi ponakan ku" ucap paman heechul sambil tersenyum senang.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Semoga kalian suka ya guys .
Jangan lupa vote dan komen nya.
Aku sayang kalian ❤
Gomawo😘

Next or no ?

Wrong and Painful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang