Selasa, 07.43
Seongwoo sama Daniel lagi duduk hadap-hadapan sambil mainin game di handphone masing-masing. Daniel tersenyum ketika melihat mobil dari karakter gamenya sudah melewati garis finish.
Seongwoo langsung menaruh handphone nya di atas meja ketika tulisan lose memenuhi layar. Seongwoo bingung, padahal di kelasnya dia yang paling jago bermain game ini tapi kenapa sekarang dia bisa kalah dari Daniel?
Seongwoo memang suka game dan bisa di bilang pro untuk game komputer atau sekedar di handphone. Apalagi kalau sudah diajak temen sekelasnya bermain bersama, dia terus yang menang.
Karena itu Seongwoo sempat berpikir untuk ikut turnamen game nasional, lumayan uangnya bisa buat beli komik. Tapi Seongwoo aja tidak tahu jika memang teman sekelasnya memang payah dalam hal game.
Daniel tersenyum melihat wajah masam Seongwoo yang terlihat lucu. Sedang ngambek ternyata. Daniel jadi ingat kalimat yang Seongwoo ucapkan sebelum game tadi dimulai.
'Aku paling jago main game ini, rencana sih mau ikut turnamen. Daniel, coba kita taruhan.'
'Sejak kapan kamu bisa main game? Kerjaanmu itu cuma liatin hal-hal berbau laknat kan di handphone?'
Seongwoo menatap Daniel -yang masih bermain game- kaget. Jadi Daniel tahu tingkah absurd adiknya sampai segitunya?
Tapi tidak aneh jika Daniel tahu, Seongkwan kan bangga menjadi fujo. Dia pasti tanpa ragu memamerkan gelarnya -yang ia dapat dari quiz seberapa seniornya kamu sebagai fujoshi- pada orang-orang. Gelarnya Master ngomong-ngomong.
"Yah, katanya udah pro. Masa baru gini aja udah kalah? Ga asik."
Seongwoo tanpa ba-bi-bu langsung duduk menghadap depan kelas, tidak ingin melihat wajah Daniel yang tengah menggodanya.
Ngambek ceritanya.
Daniel dengan jahil menoel-noel lengan Seongwoo yang sekarang sudah tidak menghadapnya lagi. Seongwoo menyikut jemari Daniel yang menyentuh lengannya.
Daniel tertawa melihat reaksi Seongwoo. Ia terus melakukan hal serupa.
"Jangan pegang-pegang! Udah sanah kamu main lagi, cari lawan yang lebih pro dari aku."
Seongwoo suka gitu, ngambek tapi sombongnya suka dibawa-bawa. Udah kalah masih aja ngaku-ngaku pro, hilih!
Daniel hanya bisa tertawa melihat tingkah Seongwoo, lucu seperti anak TK yang mudah merajuk.
"Jangan ngambek dong."
Modus!
Daniel memeluk Seongwoo dari samping, menarik Seongwoo untuk masuk ke dalam rengkuhannya. Masih di dalam kelas, beberapa murid yang memang hobi gosip udah kedengaran aja.
Daniel tidak peduli, dia masih betah melukkin Seongwoo. Seongwoo yang merasa aneh diperlakukan seperti ini, dia bukan perempuan tetapi kenapa ia merasa kecil dalam pelukan Daniel?
Perasaan hangat menjalar di kedua pipi Seongwoo, Seongwoo diam tidak melawan dalam pelukan Daniel.
"Hey, pacaran lihat situasi dan kondisi dong! Udah mau pelajaran olahraga, ganti baju Dan bukannya pelukan sama pacar!"
"Biarin, cari pacar sanah biar kaya kita. Ya ga?"
Daniel sedikit melonggarkan pelukannya untuk bisa melihat wajah Seongwoo. Seongwoo menahan napasnya ketika wajah Daniel terlihat sangat dekat.
Seongwoo memerah sampai ke telinga dan Daniel gemas.
Kedua telapak tangannya menangkup kedua pipi Seongwoo dan menariknya mendekat ke arah wajahnya sendiri. Dengan gemas Daniel menggesekkan hidungnya ke hidung Seongwoo.
![](https://img.wattpad.com/cover/162356683-288-k524612.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Tidak Lanjut]Good Time [OngNiel]
FanficOng Seongwoo memiliki seorang adik perempuan yang hanya berbeda 15 menit dari waktu kelahiran dirinya. Ya, mereka kembar dan Seongwoo sangat menyayangi Ong Seongkwan. Suatu ketika adiknya mengeluh jika ia ditembak oleh sahabatnya, Kang Daniel. Seong...