Bagian 5

1.1K 99 25
                                    

Aku sedang berada di toko roti Duppain-Cheng memilih beberapa potong croissant besar dan panas saat terjadi serangan akuma yang ke sepuluh di minggu ini. Sabine Dupain-Cheng memberiku sebuah cupcake sebagai bonus karena sudah menjadi salah satu dari pelanggan tetap toko roti Duppain-Cheng. Saat keluar dari sana, Miraculous Ladybug melompat dengan yoyo supernya menuju atap lantai atas toko roti itu dan sebuah cahaya kilat pink menyilaukan menembus ketiga jendela bundar.

Astaga, aku tidak percaya ini..

Marinette. Marinette Duppain-Cheng yang selalu dibicarakan Adrien Agreste saat bersama denganku tak lain adalah Ladybug. Gadis dibalik topeng super yang sangat disukai tuan mudaku. Ladybug yang disukai Chat Noir tak lain adalah Marinette yang juga disukai Adrien. Gadis yang juga menjadi incaran Hawkmoth.

Aku tidak percaya ini.

Dan lagi, kemana perginya si pintar Adrien Agreste yang sampai sekarang tidak menyadari kenyataan bodoh tersebut. Dia benar-benar bodoh jika tidak menyadarinya sampai sekarang. Dua tahun Ladybug dan Chat Noir menyelamatkan dan menjaga Paris. DUA TAHUN!

Astaga.

"Hei Gorila, besok hari ulang tahun Marinette. Bisa kau antarkan aku ke Norte Darme? Oh, tidak. Aku tidak tau apa yang harus kuberikan besok.. kau punya ide Gorila?"

Dan dia masih memusingkan hal spele seperti itu? ayolah kau cukup mengatakan suka dan cium dia, apa susahnya heh? Aku mengeram gemas dalam hati. Tak menyangka kisah cinta Adrien lebih rumit dari kisah cinta Gabriel dan Emilie yang pernah kusaksikan dulu.

Adrien bahkan selalu membawa gantungan hadiah dari Marinette dua tahun lalu di saku celananya kemanapun. Gantungan kesayangan tuan mudanya. Gantungan sialan yang pernah merubahku jadi gorila sungguhan setahun lalu.

"Tahun ini, aku ingin membuat Marinette menjadi sesuatu melebihi teman, kau punya saran Gorila?"

Kuberikan sepotong croissant yang masih hangat ke tangan kanan Adrien, dimana ada cincin putih terselip di jari tengahnya, dengan cepat lalu meninggalkannya yang kebingungan keluar mansion. Sudah. Aku muak.

Astaga, seberapa tak pekanya tuan muda Adrien Agreste sampai baru sadar pada perasaannya sendiri?!

"Hei, hei Gorila.. bantu aku.."

Tapi peduli amat lah.

Toh waktu berjalan singkat. Usiaku tidak lagi muda dan aku tidak sekuat Gorila yang biasanya, sering sakit, dan kurasa sudah waktunya mansion Agreste ini menggantikanku dengan Gorila yang baru. Adrien Agreste juga sudah bertambah dewasa. Kini menikmati karirnya di dunia modeling dibawah garis fashion Marinette.

Keamanan kota Paris masih bergantung pada Ladybug dan Chat Noir. Hawkmoth masih membuat akuma meski durasinya jarang dan tidak seambisius tahun-tahun yang lalu. Tebak kenapa, Gabriel Agreste tengah sibuk dengan segala urusannya sebagai calon mertua. Mempersiapkan lamaran, hantaran, dan pernikahan anaknya bulan depan.

Bayangan cucu lucu sedikit melucuti keinginannya memiliki dua perhiasan ajaib yang dipegang anak dan calon menantunya. Lucu, dia belum tau identitas rahasia Ladybug dan Chat Noir sampai detik ini. Aku takkan bilang padanya karena dengan sendirinya kurasa paktua itu juga akan berhenti.

Aku menghadirinya. Dentingan lonceng dari atas menara Chapel mengingatkanku pada pernikahan Gabriel dan Emilie, kini terdengar lagi. Dari atas kursi roda, kulihat Adrien dengan setelan pengantin pria berdiri dengan waswas disamping pendeta. Nino menenangkan di sebelahnya. Dan saat pintu dibuka, Marinette dengan gaun putih dan mawar yang anggun memasuki ruangan.

"Dengan ini kalian resmi menjadi suami istri.."

Adrien mendekati Marinette setelah menghela nafas. Membuka tirai yang menutupi wajah cantiknya, lalu mereka berciuman, diiringi tepuk tangan meriah para hadirin yang menyaksikan. Suara piano dan viola mengalur lembut mengiringi haru gembira suasana sakral pernikahan ini. Buket dilempar, dan para lajang berdesakan menangkapnya, kedua mempelai memasuki limo berhiaskan pita dan bunga-bunga mengarak kedua mempelai itu ke mansion Agreste.

Setahun kemudian seorang bayi perempuan mungil lahir dengan sehat. Matanya biru laut dengan rambut pirang dan bibir kemerahan menangis keras. Mereka memberinya nama Emma Agreste, putri pertama dari Marinette dan Adrien Agreste.Seorang kakek dua ratus tahun datang setelahnya, mengambil empat miraculous dan sebuah buku mantra dari kedua pasangan tersebut.

Paris berada dalam keadaan yang benar-benar damai.

Akhir perjalanan karirku menjadi seorang bodyguard Gorila tidaklah seburuk yang kubayangkan.

Tamat

Croissant Toko Roti Duppain-ChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang