Part 1

79 11 9
                                    

"Masih ada rasa, tapi gengsi."
-Miracle Amanda

Semenjak kejadian dua tahun yang lalu, gue gak pernah percaya sama omongan Kaum adam kecuali Papa dan Abang gue. Gue trauma berat sama yang namanya Cowok. Why?

Jadi dulu pas gue masih kelas 10, gue pernah pacaran sama sama temen sekelas gue, namanya Kevin a.k.a si SAMPAH! Karena gue juga suka sama dia, ya dengan senang hati gue terima dia. Ya bisa dibilang sih gue Bucin.

Awalnya sih baik-baik aja hubungan gue sama si SAMPAH itu. Tapi, waktu hubungan gue berjalan 5 bulan, dia mulai menjauh dan cuek sama gue. Sifatnya berubah 360° dari Kevin yang pertama kali gue kenal. Dan, ternyata dia deket sama sahabat gue, namanya Adel. Dan gue gak bisa berkutik lagi. Jadi, mulai dari situlah gue gak percaya sama omongan cowok.

Dan hari-hari gue pun hanya di isi dengan air mata. Setalah beberapa bulan kemudian, gue baru berfikir kalau menangis karena cowok itu gak ada gunanya.

"Oke, kita mulai hidup yang baru" Gumamnya sambil tersenyum tipis.

***

"Mirachel!" Teriak khas mamanya membuat Acel terbangun dari alam mimpinya.

"Iya ma, Acel udah bangun. " Jawab Acel dengan suara khas baru bangun tidur dan masih mengumpulkan nyawa nya.

Acel melihat jam, dan ternyata masih jam 05:30 wib. Ia beranjak dari ranjang kesayangan nya, lalu berjalan menuju ke kamar mandi dengan nyawa yang belum utuh.

Setelah selesai mandi, Acel langsung memakai seragam sekolah nya, lengkap dengan atribut sekolahnya.
Rambutnya dia biarkan terurai, wajah nya hanya memakai bedak tipis seadanya. Acel tipe orang yang tidak suka berlebihan. Bukan seperti temen nya yang suka pake make up sampe 1 inci.

Setelah itu, Acel menuruni beberapa anak tangga.

Deggdegg

Dan tiba-tiba langkah nya terhenti. Jantung nya berdetak tak karuan.

Dia? Ngapain dia disini? Eh bukannya dia sekolah di Jerman yah? Terus dia kok bisa tau alamat rumah gue yah?

"Hey! Pagi-pagi udah ngelamun aja lo!" Bryan kejutkan Acel yang sedang melamun dan memikirkan dia yang ada di ruang makan rumah mereka.

"Ih lo apaan sih bikin kaget gue aja" Jawab Acel dengan nada yang sangat pelan.

"Eh, Lo kok gitu sih ngomongnya?" Bryan curiga dengan cara bicara adiknya.

"Lo punya mata gak sih?" Tanya Acel dengan nada kesalnya.

"Ya punya lah. Yakali cowok seganteng gue kembaran nya Jungkook adik nya Zayn Malik gak punya mata." Jawab Bryan dengan pedenya yang tingkatannya melebihi Dewa Zeus.

"Jijik anjir" Jawab Acel dengan nada jijik melihat perkataan abangnya yang over pede.

"Astaghfirullah, mengapa eng..." Belum selesai kalimat yang terlontar dari mulut Bryan, Acel langsung memotong nya.

"Bacot Lo! Btw lu masih ingat gak sama Kevin?" Tanya Acel

"Kevin? William Kevin Alvaro maksud Lo? Yang mantan lo itu kan? Yang ganteng nya mirip sama gue kan?"

"Hm"

"Terus kenapa Lo kok nanyain dia? Kangen Lo sama dia?" Tanya Bryan dengan muka tak bersalah.

"Enggaklah tai" Jawab Acel dengan kesal.

"Ihh kamu kasar sama Abang bryan."

"Semerdeka Lo dah. Tuh Lo liat dibawah ada dia"

"Hah? Sumpah lo? Demi apa?"

My Love Blossomed AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang