Kita

6.9K 498 5
                                    

"Le udah sarapan? "Tanya Pak Zeon saat aku memasangkan dasinya. Aku mengangguk.

"Oh iya vitamin saya diganti ya? Bosen. "Pinta Pak Zeon. Aku mengangguk.

Tak lama kami berangkat ke kantor. Pak Zeon keruangannya bersama Syeila sedangkan aku ke pantry milik pak Zeon yang berada disebelah ruangan hrd. Menyiapkan teh, vitamin dan sarapannya.

"Bu Ale rapat bersama direktur produksi ibu sendiri atau saya dan Anita bu? "Tanya Firna seraya melongokkan kepalanya di dapur.

"Saya sendiri aja. Anita koordinasi sama tim hukum aja ya. Dan kamu ambil arsip tahun kemarin aja ya. Habis ini kita morning session dulu. "Instruksiku. Firna mengangguk.

Aku mematikan kompor dan menuang air panas ke teh tawar Pak Zeon. Setelah semua selesai aku mengantar sarapan Pak Zeon melewati connecting door dari ruanganku.

"Pak ini sarapannya. Teh sudah saya ganti menjadi teh chamomile. Untuk vitamin saya belum mengganti. "Laporku dan menata isi nampan di meja.

"Kamu abis ini mau ngapain le? "Tanya Pak Zeon.

"Saya ada morning session sebelum weekly session. "Jawabku. Pak Zeon mengangguk. Setelah memastikan sarapan Pak Zeon tak ada masalah aku baru keluar ruangan dan menuju ruang meeting.

"Selamat pagi. "Sapaku pada 8 pegawai dibawah pimpinanku.

"Selamat pagi bu. "

"Pagi ini kita akan memulai morning session selama 30 menit. Silahkan dari Pak Willy. "Ucapku sebagai pembukaan morning session.

Setelah morning session barulah aku ke tempat meeting besar untuk weekly session.

"Lah Car tumben lo udah disini? Gue kira Asha yang dateng duluan. "Ucapku saat melihat Carla sudah berada diruangan meeting.

"Asha masih morning session kali. Tadi sih katanya dia ada masalah gara gara acara kemarin tuh marketing. "Jawab Carla. Aku duduk disebelahnya.

"Pak Zeon tumben belom dateng? Syeila aja udah disini. "Bisik Carla saat Syeila masuk dan duduk disebelah pintu.

Tempatnya.

Belum sempat aku menjawab Pak Zeon sudah datang bersama Qaursy, direktur operasional.

Tak seperti aku, Adam, Carla dan Asha yang dekat sesama petinggi, Qaursy lebih menutup diri. Bukan karena apa apa, dia memang mengakui bahwa dia introvert. Presentasi saja dia bisa berkeringat dingin. Tapi masalah otaknya beuh jangan dilawan. Top banget deh!

"Selamat pagi semuanya. Ada yang belum hadir? "Tanya Pak Zeon. Asha belum menampakkan diri.

"Manajer marketing, ibu Asha belum datang. "Itu suara Syeila.

Hei kenapa dia bersuara disaat dia tak punya hak? Maksudku ini rapat direksi dan dia tak punya kapasitas untuk itu. Kita lihat saja reaksi Pak Zeon. Dan sejak awal memang sekretaris tidak diperbolehkan berbicara. Sudah peraturannya.

"Bu Carla, siapa yang belum datang? "Tuh kan. Pak Zeon tak pernah menganggap suara seseorang saat dia tak punya hak.

"Ehm, manajer marketing pak. Ibu Letisha. "Jawab Carla formal.

Tak lama Asha masuk ruang meeting.

"Baik saja mulai weekly sesssion kali ini. "

Masing masing divisi memaparkan pencapaian minggu lalu, evaluasi secara umum dan juga rencana minggu ini.

"Untuk hrd minggu lalu kami sudah merekrut beberapa karyawan sesuai permintaan yaitu 3 dari divisi marketing dan 3 dari divisi produksi. Untuk maintenance lift yang rusak sudah kami koordinasikan. Terkait kenaikan gaji karyawan pabrik untuk saat ini belum bisa diapprove dari divisi keuangan. Evaluasi minggu ini banyak karyawan yang masih saja terlambat baik di kantor maupun di pabrik. Rencana minggu ini kami akan melakukan transfering karyawan yang diminta oleh divisi creative ke divisi marketing. Selain itu juga melakukan seleksi untuk sekretaris Pak Qaursy dan memindahkan sekretaris ibu Carla, divisi keuangan ke Pak Sena, divisi creative. "Laporku.  Pak Zeon menatapku.

Itu AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang