" Ibu, ayah, bunga tidak bisa tidur," ucap seorang anak perempuan, dengan rambut panjang berponi.
Anak itu mencari celah masuk di antara ayah dan ibunya di atas ranjang.
" Kenapa bunga manisku?," ayah bertanya.
" Tetangga sebelah berisik yah," memeluk erat ayahnya.
" Ia yah, tetangga sebelah berisik banget yah, padahal ini sudah jam setengah 12 malam," ibu juga mulai mengeluh.
Sudah beberapa hari keluarga itu pindah ke desa. Prakoso, ayah sang anak mendapatkan proyek pembangunan irigasi dari atasannya. Tugas Prakoso memahami daerah disana. Ini merupakan proyek besar bagi prakoso yang baru berkerja selama beberapa hari di perusahaan tersebut. Prakoso membawa keluarganya ikut serta, untuk membalas pembatalan liburan panjang ke Bali.
Bukannya liburan yang menyenangkan bagi keluarga itu. Setiap malam selalu terdengar suara berisik dari rumah di sebelah rumah mereka.
Rumah yang mereka huni, berdampingan dengan rumah di sebelah nya. hanya terpisah dinding.
" Mau gimana lagi bu, kita kan baru disini, tidak enak lo bu kalau kita menegur," ucap ayah memberi pengertian.
" Kalau ayah tidak mau menegur mereka, biar Ibu saja!" Ibu mulai kesal.
Ibu yang biasa disapa bu Wati, berjalan keluar dari kamar, menuju ke pintu depan
" Ibu...! tunggu!" ayah berusaha mengejar ibu.
Bu Wati sampai tepat di depan pintu, berusaha membuka kunci pintu.
"Ibu sabar bu, jangan begitu bu, kita kan pendatang, tidak baik datang kerumah orang malam - malam," Ayah berusaha keras menasehati Ibu.
" Mereka aja tidak sopan yah, malam - malam, ketok - ketok tidak jelas, ntah membuat apa mereka yah," Ibu sudah sangat marah, dia tidak peduli dengan ucapan Ayah.
Di buka pintu dihadapannya.
AAAAA.....
Ibu berteriak melihat, seorang wanita berdiri tepat di depan pintu.
"Maaf saya tidak bermaksud," seorang wanita cantik dengan gaun tidur biru muda memohon maaf.
" Tidak apa, saya cuma kaget saja," ucap ibu sambil mengelus dadanya.
" Maafkan kelakuan istri saya juga ya," ucap Ayah dengan wajah berbinar - binar.
Melihat tingkah ayah yang cengengesan, ibu mencubit pinggang ayah.
" Ada apa ya bu, malam - malam kesini?," tanya ibu.
" Perkenalkan nama saya Sumiti, saya tetangga di sebelah rumah ibu," Sumiti mengulurkan tanganya.
Sambil tersipu ayah mengulurkan tanganya, tapi di tepis oleh Ibu.
" Saya wati (menjabat tangan Sumiti), ini suami saya, Prakoso, panggil saja pak Oso,"
" Senang berkenalan, saya mau minta maaf karna berisik, kami tidak tau ada pendatang baru,"
" tidak apa - apa," balas ayah dengan senyum - senyum.
Ibu merasa jengkel dengan tingkah ayah.
" Lebih baik ayah temenin bunga di dalam!" ucap ibu jengkel.
Ayah tetap diam tidak mengubris perkataan ibu. ibu membalikan bahu Ayah.
"Udah sana - sana!" dorong ibu
Ayah berjalan sesekali menoleh kebelakang.
" maaf ya, ada perlu apa tadi?" tanya bu wati.
"Ini mau kasik undangan saya dan suami saya membuat acara kecil - kecilan, untuk 3 bulan bayi kami," ucap sumiti dengan eksperesi senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG LAIN
Short StoryKumpulan cerpen horor, thriller, yang membuat anda merinding.