Ketika aku tersenyum, apakah itu cukup menjadi bukti jika aku selalu baik baik saja?!
Ashilla kanza amelia
***
Seorang gadis berambut panjang berjalan menuruni anak tangga rumahnya.
"Pagi Ayah! Bunda!"
Sapanya dengan senyum yang tak luput dari dibibirnya."Pagi juga sayang!"
Jawab Ayah dan Bunda gadis itu sembari mencium kening sang anak.Keharmonisan dan kebahagiaan keluarga Ashilla adalah alasan ia harus bangkit dari rasa sakit yang ia rasakan. Sekalipun kadang ia harus menutupi rasa itu dengan senyuman.
"Kamu mau Ayah antar atau berangkat sendiri La?"
Ucap Ayah membuka obrolan yang sempat hening tadi,"Sendiri aja Yah,"
Jawab Ashilla dengan senyum yang mengembang,"Benar kamu berangkat sendiri Laa? Bagaimana dengan kondisi kamu?" Tanya Bunda meyakinkan kesehatan Ashilla pasalnya dari kemarin kesehatan Ashilla menurun.
"Lala gapapa kok Bun,"
Jawabnya meyakinkan kedua orangtua nya jika ia baik baik saja, walaupun sebenarnya ia menahan sendiri sakitnya itu.
"Yasudah, kamu siap-siap sudah setengah 7 lewat!"
Ucap sang Bunda menunjuk arah jarum jam yang menunjukkan pukul 06.35 tanpa basa basi Ashilla mengambil tasnya dan memberi salam kepada kedua orangtuanya lalu pergi.Selesai memakirkan mobilnya Ashilla berjalan menuju kelasnya tak luput dengan senyuman di bibir mungilnya dan sapaan sekaligus cibiran dari senior maupun juniornya.
"Ka Ashilla cantik banget dehh!"
"Owhh, ini murid baru yang berprestasi itu,cantik juga ya!."
"Ashilla udah punya pacar belom?!"
"Ihh sok kecantikan banget!"
"Udah cantik, berprestasi perfect banget ka Shilla!!"
"Baru kelas 11 aja gayanya kaya ratu!"
"Bukannya apa jijik gue liatnya!"
Begitulah kira kira ucapan yang selalu didengar oleh telinga Ashilla, baginya itu adalah hal yang tidak perlu difikirkan. Cukup balas dengan senyuman itu sudah membuat Ashilla merasa lebih baik daripada harus menanam dendam, benar kan.
Belum sampai di kelas, ia sudah mendengar suara yang paling menyakiti telinganya.
"ASHILLAAAA!! SAYANGKUHH!! Huaaaa!!"
Teriak Adella sambil berlari memeluk Ashilla, sontak membuat Ashilla dan yang lain bergedik geli dengan tingkah Adel yang sangat memalukan.
"Bisaa b aja ga Del, gue jijik ihhh!"
Ucap Ashilla dengan wajah lugunya. Memberontak melepas pelukan Adel."Lu ga kangen sama gue ha?! Emang yaa kalian itu sama aja! Nyakitinn!"
Saut Adel lalu pergi, berjalan menonggengkan bokongnya."Wulan juga tadi di peluk sama Adel,"
Ucap Wulan mengalihkan pandangan Ashilla dan Kiara yang tertuju pada Adel kini memandang wajahnya."Trus?"
"Trus Wulan bales pelukannya!"
Sambungnya dengan nada polos miliknya."Sama-sama Stress! Pusing gue!"
Ucap Kiara menarik tangan Ashilla meninggalkan Wulan dengan senyum bodohnya.
Mungkin fikir Kiara hanya dirinya dan Ashilla yang waras diantara gengnya itu.Bel tanda masuk menggema diseluruh koridor sekolah.~~
Ashila dkk duduk di kursinya masing-masing. Tak lama kemudian Ferdi sang ketua kelas masuk sembari membawa tumpukan kertas di tangannya.
"Hari ini ulangan fisika, Busuk ga bisa masuk ada keperluan diluar kalo udah selesai dikumpulin ke gue!"
Jelas Ferdi panjang lebar sembari membagikan kertas ulangan itu."Shil sstt,,"
"Hmm?"
"Gue ga ngerti yang ini deh."
Ucap Adel dengan nada membisik, jelas saja jika ia berteriak dan sang ketua kelas mendengar mungkin ia bisa masuk ruang bk gara gara mulut gacor sang ketua itu, apalagi guru mapel ulangan ini adalah guru killer."Yang mana?"
"Nomer 1 sampe nomer 25 hehe"
Ucap Adel dengan cengiran bodohnya."Anjir! bukannya ga ngerti Del, bilang aje lu mo nyontek!"
Balas Ashilla sambil memutar bola mata malas melihat tingkah Adel."Hehehe kok lu peka baget sih Shill, nggak kaya Dia-- jadi sayangg cupcup--"
Sambung Adel sambil memeluk Ashilla memanyunkan bibir hendak mencium Ashilla namun tertahan saat Wulan melihatnya."Ihhh Adell lesbii!,"
ucap wulan dengan tampang polosnya.Sontak seisi kelas tertuju pada bangku Adel dan Ashilla. Dipastikan wajah mereka berdua merah malu menahan lemesan mulut temannya yang polos itu.
"Idihhh si curut ngomong enteng banget, ogah gue lesbian sama dia! Ewhh!"
Ucap Ashilla sambil memutar bola mata malas. Sedangkan Adel hanya mengangguk anggukan kepalanya."Terus kenapa adel mony-- "
"Lu dari tadi berisik banget sih, udah selesai tugasnya! Atau mau gue laporin busuk ha?!"
kesal Ferdi memotong ucapan Wulan, sedangkan mereka hanya menggelengkan kepala memasang wajah melas.
Ferdi adalah orang yang tidak tegaan makanya kalau ada yang berbuat onar dikelas diketahui Ferdi, tinggal saja pasang muka melass kalian:v
"5 menit lagi kumpulin baru istirahat!"
Sambung Ferdi melihat arlojinya yang sudah menunjukan pukul 09.30"Ini ketkel kuh yang ganteng!"
Ucap Adell memberikan kertas ulangannya sambil tersenyum jahil dan mengedipkan matanya di depan Ferdi."Bacot Adel ayoo kantin ahhh!"
Teriak Ashilla menarik tangan Adel yang mulai genit di depan singa kelas."Kalian mau mesen apa?" tanya Ashilla setelah mereka sampai dimeja favoritnya. Pojok kantin pastinya.
"Gue biasa aja Shil, es teh sama baso," Saut Kiara yang fokus dengan game online di hanphonenya.
"Gue juga dong Shil samain kaya Ara." Sambung Adel yang juga sibuk dengan handphonenya bukan game online melainkan aku medsosnya.
"Kalo lu mau pesen apa Lan?"
Tanya Ashilla pada Wulan."Hmm Wulan ikut Shilla deh, soalnya Wulan bingung mau pesen apa."
Jawab Wulan, langsung diangguki oleh Ashilla.Setelah Ashilla dan Wulan pergi mereka berdua sibuk dengan dunianya masing-masing.
Hallo guys come back again,
Semoga kalian suka ya. Tolong vote and comentnya karena itu sangat membantu :)
Sorry for typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Why me?
Teen Fiction"Tidak usah melebih - lebihkan keadaan. Mendramatisir seakan kau yang paling terluka." Ucap Ashilla sembari pergi meninggalkan Nadhillah yang terdiam.