Filza nginep

183 12 0
                                    

Eps 2



Gue ngehela nafas, lalu ngelihat Filza dan dia tidur, ahk.. lehernya... dengkuran nafasnya. Astaga.... ini godain. Dan gue gak mau kesempatan ini ilang, pelan namun pasti gue meluk Filza dan dia diam aja gak ada respon itu artinya gue berhasil. Dan yg tanpa sengaja gue lakui  adalah.....

Menyengol juniornya Filza!!

Shit!

Terasa sudah tegak, dia seperti gak pakai kancut, shit.

Dan gue kayaknya khilaf, gue beraniin diri buat nyium leher dia dan gerak-gerk gak nyaman.

Astaga.... junior gue tegang banget.

Apa perlu gue perkosa aja nih anak!!

Part 2

Dia menghadap kearah gue, bibirnya sedikit terbuka dengkuranya terasa halus, dan nafasnya nyentuh kulit gue, merinding pasti... dan bangsatnya lagi junior gue semakin keras dan nafas gue semakin sesak hanya bisa menelan air liur melihat sosok Filza yang ada di depanku.

Bibir merah ranumnya seakan nyuruh gue buat ngelumatnya, akh.... kampret. Tanpa sadar mungkin khilaf juga kepala gue maju semakin mendekat dan bibir gue mulai maju beberapa senti hingga akhirnya mendarat di bibir Filza, tanpa melumat hanya menempel aja, empuk dan... oh SHIT!!

Dia terbangun matanya terbuka lebar dan kami saling menatap, matanya berkedip-kedip seakan-akan dia terkejut. Tentu saja dia terkejut karena ada bibir gue di bibirnya, dia masih terdiam menggerakan sedikit bibirnya hingga kurasa bibir bawahnya ada di sela-sela bibir tipis gue. Apa dia ngasih kode untuk minta di lumat, dan saat itu juga gue ngerasa jantung gue yang tadinya berdetak agak cepat sekarang berdetak semakin cepat. Pelan-pelan gue gerakin bibir gue sedikit ngehisap bibir Filza, dia hanya diam gak nge-respon apa yang gue lakuin dan sialnya bibir dia kenyal lembut dan sedikit tipis terasa manis bahkan deru nafas kami berdua mulai terengah-engah. Beberapa detik kemudian tangan Filza berada di dadaku dia mendorong hingga ciuman kita berdua terlepas, dia memalingkan tububnya memungungi gue dan brengseknya gue ngerasa orang bersalah.

"Fil.." gue sentuh lengan kecilnya dia menggerakannya seolah merintahin gue buat ngelepas tangan gue dari lengannya.

Kami berdua terdiam, kamar ini mulai terasa sepi dan gue mungkin Filza juga mulai tenggelam dalam suasana sepi kamar kos ini.

-----------

Gue mengerjap merasakan sinar matahari masuk lewat jendela kostan, kos-kosan gue berada di paling ujung di sebelah timur jadi tiap pagi matahari pasti masuk dengan begitu silaunya, menggeliat sedikit.. merentangkan tangan dan... tentu saja juniorku berdiri tegak, oh ayolah cowok mana yang tiap pagi juniornya gak berdiri ada gak sih.. kalau ada berarti dia impoten.

Dan yang paling ngebuat gue ngerasa sange plus plus adalah.... dia Filza tidur sangat-sangat rapat dan paha mulus tanpa bulu berkulit putih itu berada di pahaku padahal kurang sedikit kena junior gue, ahahahahaha bayangkan kalau tetiba lutut Filza menindih junior gue.

WHAT THE....

Oke gue mulai bingung, antara menyingkirkan kaki Filza atau membiarkan kaki itu tetap disana, apalagi dia tidur menghadap kearahku dengan mata terpejam, bibir terbuka sedikit. Bodoh amat ama bau jigong dan lain-lain, yang penting gue bisa ngelihat wajah tenang Filza dari dekat.

Kebayang gak sih.. kalau gue khilaf, gue iket tangan dan kaki dia, terus lorotin celana boxer yang gue yakin gak ada sempak di dalamnya, woah.... pasti akan ada pusaka kejantanan Filza yang gue rasa kecil tidak besar dari punya gue yang sedikit tegang.

Woy sadar woy anak orang nih.

Gue tepuk pelan pipi Filza mencoba bangunin nih anak dari tidurnya, dia membuka mata lalu mengerjap dan meluk gue erat, sungguh ada sebuah pusaka kejantanan Filza yang menempel di paha gue.

"Fil.. bangun" gue berbisik di telinga Filza.

"Ngantuk, hari ini libur." Gumamnya dengan masih tetap meluk gue.

"Fil.. lu sange ya, junior lu nempel di paha gue." Gue bisikin lagi telinga Filza, sejurus kemudian dia membuka matanya lebar dan gue di dorong sampai jatuh dari kasur.

"Wadaw...." gue meracau karena pantat gue jatuh duluan.

"Huaa... maaf mas, aku gak sengaja."

"Dasar, gue perkosa juga lu." Gue berdiri menarik selimut yang menutupi betis Filza. Gue melompat menggelitik Filza yang tadi habis nge-dorong gue sampai jatuh.

Ia menggeliat kegelian. Dan minta ampun, hingga mata kami beradu dan bertemu pandang.

"Mas.." Filza bergumam dengan dada yang naik turun, dan gue masih menatap dia dengan tajam.

"Mas... aku..." gumamnya lagi.

"Kamu napa?"

"Minggir mas, aku kebelet pipis." Lagi gue di dorong dia bergelinding ke tepian kasur lalu berdiri dan lari ke kamar mandi.

"Fil.. buruan gantian."

(-'_'-)v

Kami berdua udah rapi, di depan kami berdua udah ada nasi pecel khas madiun untuk sarapan kami berdua, Filza suka nasi pecel makanya aku beli itu biar dia doyan makannya. Sejak dari tadi dia ngelihatin gue dengan kayak perasaan aneh, dia berdehem lalu mengambil teh hangat yang tadi gue bikinin buat dia.

"Mas... aku pengen ngomong ama kamu?"

Gue berhenti memasukan nasi kemulut, lalu mengunyahnya pelan dan menelannya.

"Tanya apa Fil.." gue jawab sambil ngelihat kearah dia.

"Semalam aku mimpi kita ciuman mas.."

Gue kaget dan menunduk ngelanjutin makan, pura-pura kalau semalam memang mimpi.

"Bilang aja kamu suka ke gue Fil."
Filza mengambil hape-nya lalu ia dengan lincah menggerakan jari-jari kecilnya kemudian dia melihatkan sesuatu yang ada di layarnya.

"Mas tau ini apa dan siapa?"

Tebece

Obrolan gaje

Filza : kampret bibir gue bau iler.
Pete: bukan gue pelakunya ya..
Filza: terus siapa, masa author?
Author: noh mas mas yg suka ngajak lo jalan

Pete: dasar author geblek (author di lempar sandal)

------

Voment ya jan lupa biar cepet apdetnya dan... ntar bakal di cepetin update kalau bintangnya banyak

Alapiu readders

Filza kanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang