jalan-jalan

203 21 3
                                    

Eps 3

Kami berdua udah rapi, di depan kami berdua udah ada nasi pecel khas madiun untuk sarapan kami berdua, Filza suka nasi pecel makanya aku beli itu biar dia doyan makannya. Sejak dari tadi dia ngelihatin gue dengan kayak perasaan aneh, dia berdehem lalu mengambil teh hangat yang tadi gue bikinin buat dia.

"Mas... aku pengen ngomong ama kamu?"

Gue berhenti memasukan nasi kemulut, lalu mengunyahnya pelan dan menelannya.

"Tanya apa Fil.." gue jawab sambil ngelihat kearah dia.

"Semalam aku mimpi kita ciuman mas.."

Gue kaget dan menunduk ngelanjutin makan, pura-pura kalau semalam memang mimpi.

"Bilang aja kamu suka ke gue Fil."
Filza mengambil hape-nya lalu ia dengan lincah menggerakan jari-jari kecilnya kemudian dia melihatkan sesuatu yang ada di layarnya.

"Mas tau ini apa dan siapa?"




Eps 3

--------


Gue ngelihat kearah layar hape Filza, sebuah aplikasi kencan online dimana gue terdaftar disitu. Foto gue keliatan disana dan Filza cuman senyum manis, malu gak juga kan emang itu gue, lagian gue juga udah come out ama keluarga gue.

"Mas.." Filza bergumam sambil pegang tangan gue, gue cuma ngelihat doang. Dia kayak nyerang gue dengan sangat pelan, jantung juga detaknya aneh.

"Ada apa Fil.." gue bales natap dia, dan mata kita berdua ketemu. Entah apa yang terjadi ama kita berdua, kita saling tatap dan saling senyum.

Lalu yang gue tahu Filza majuin kepalanya kearah kepala gue, matanya terpejam pelan sedikit miring dan tanpa gue sadarin juga tuh bibir anak nempel di bibir gue, cukup lama hingga gue rasain nafas Filza yang nyentuh kulit gue dengan pelan. Kalian tau khilaf kan, gue juga gak sadar mulai nge-lumat bibir itu, kali ini kita berdua sadar kalau ini bukan mimpi, saling melumat pelan dan lembut.

Dan minggu pagi gue terasa berbeda kali ini, karena seorang yang sangat ingin gue miliki akhirnya nge-cium gue. Mungkin itu ciuman pertama gue sebagai seorang homo yang melakukan ciuman dengan perasaan, dan rasanya sangat berbeda. Darah kayak ngalir teratur detak jantung juga tak beraturan hingga gue ngerasain tangan Filza ada di lengan tangan.

Ahk.. minggu pagi yang sempurna, ohya kalian jangan mikir kalau gue ama Filza ngelakuin "itu".

Karena gue yakin, cinta itu bukan nafsu doang, kalau loe cinta pakai nafsu berarti loe gak cinta.

Filza ngelepas ciuman itu, lalu dia meluk gue erat dan bilang cinta ke gue. Ahk.. bangsat masa iya gue yang di tembak sih, kan gue TOP. Filza juga mulai cerita pertama kali liat foto gue di aplikasi itu, dia sering chat ke gue tapi gue kacangin. Lagian dia juga aneh napa pakai foto boneka pengusir hujan ala-ala jepang itu.

"Fil.. kamu gak balik kos kamu." Gue tanyain dia yang sedang duduk di pangkuan gue, jujur ya... junior gue rada tegang.

"Ntar sore aja.. masih mau disini ama kamu mas." Jawabnya sambil senderin kepalanya di dada gue.

Boleh gak sih gue ngumpat kalau gini atau perkosa dia langsung. Oy.. Pete... sadar oy sadar.

Ini adalah hari pertama kami pacaran, kata "loe" & "gue" pun berubah jadi "aku" & "kamu". Alay, lebay... bodoh amat toh banyak juga yang gitu kan, setidaknya terlihat kalau kita berdua saling mencintai. Toh yang kayak gitu gak gue ajakan, kalian juga kayak gitu pasti.

Siang itu kita mutusin buat jalan-jalan, ya.. bisa di bilang kencan perdana kita hahahahaha, bagaimanapun ya... gue ngerasa bahagia, jujur aja gue emang suka ama dia dari lama sejak kejadian hujan itu.

Filza udah duduk anteng di kursi dari plastik di warung yang ngejual jagung bakar dan lain-lain. Kenapa ada jagung bakar, ya karena kita berdua jalan-jalan ke daerah puncak. Dingin gak juga kan agak siangan jadi ya hawanya agak sejuk, sejak dari tadi tangan gue pegang tangan dia mulu, kayak gak mau ngelepasin gitu.

Bodoh amat ama orang yang dari tadi ngelihatin kita berdua. alay, lebay bodo amat...

Tetiba aja hape Filza bunyi, ada sebuah telpon di layar dia ada tulisan panti asuhan. Gue rada bingung, dia berdiri lalu berjalan agak sedikit ngejauh dari gue, tapi masih dalam pantauaan gue. Dia tersenyum ketika gue yakinin orang di telpo  itu bicara, dan senyum Filza benar-benar manis. Sesekali dia ngelihat kearah gue sambil senyum, dia bicara sangat lirih dan gue gak denger apa yang dia bicarain.

Sore itu saat kami berdua pulang, alias balik ke kost masing-masing Filza sepanjang perjalanan meluk pingang gue erat, dan tentu saja rasanya nyaman, dan apa lagi ketika dia menyandarkan kepalanya di pungungku, aku semakin yakin kalau dia benar-benar mencintaiku.

Tanpa gue sadari bibir gue tersenyum, dan ini adalah pertama kalinya gue ngerasa jatuh cinta yang sangat buruk.

Tak begitu lama hingga kita berdua sampai di kosan Filza, dia turun dari motor kemudian dia berdiri di samping motor gue, dia tersenyum tipis, lali menjabat tanganku lalu mencium tanganku, kayak seorang anak sedang pamit keorang tuanya buat masuk sekolah.

Gue tarik dia sedikit, lalu ku kecup kepalanya. Untung aja keadaan agak sepi.

"Mas aku masuk dulu ya."pamitnya.

"Iya nanti aku telpon ya Fil kalau udah nyampai akunya." Gue berujar sambil tersenyum.

Dia menganguk pelan lalu berjalan masuk kedalam kos dia, saat dia berada di balik gerbang dia melambaikan tangan. Ketika dia udah ilang dari hadapan gue, gue juga balik ke kos gue. Sepanjang perjalanan gue gak berhenti tersenyum, dan juga kepikiran ama dia yang tadi senyum-senyum. Padahal itu hal biasa, tapi kenapa terasa sangat sepesial ya. Apa ini yg dinamakan jatuh cinta?

Apa seperti ini rasanya jatuh cinta, oh TUHAN...gue cinta ama Filza, moga.. gue ama Filza bisa selamanya bersama.... tak ada hal apapun yg bisa misahin kita berdua.

AMIEN.

TBC

Voment voment 😚😚😚😚

Maaf pendek dan telat publish

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Filza kanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang