Hari yang cerah untuk aku dan teman2 ku untuk bermain. aku yang masih duduk di bangku 1 smp hanya bisa melihat mereka dari kejauhan mereka yang sedang sesekali mengedipkan mata dan menoleh ke arah lain. Aku pun hanya tersenyum tipis memandang mereka. Ayah dan ibuku sedang berada di luar kota karna suatu urusan pekerjaan jadinya aku di asuh oleh seorang pengasuh anak sewaan dari ortu aku. Setelah itu aku pun memandang mereka lagi yang sedang ketawa karna suatu candaan dari salah satu teman aku aku tidak tau apa yang mereka sedang bicarakan tapi meskipun begitu aku tidak mau tau karna mungkin hal itu berhubungan dengan hal yang berbau vulgar.
Meskipun kita ini bisa dikatakan masih sangat muda tapi hal yang berhubungan dengan hal vulgar itu selalu menjadi pembahasan teman2 aku jadinya. aku tidak mau bergabung dalam obrolan yang seperti itu. Sementara itu aku menoleh ke arah jendela. Aku pun berdiri dan menuju kearah jendela tersebut aku pun melihat langit yang tampak hitam pekat yang menandakan sebentar lagi hujan akan turun. Aku pun kembali ke tempat teman2ku untuk memberitahu kepada mereka bahwa di luar sedang mendung dan sebentar lagi hujan akan turun. Kemudian pun mereka bergegas berdiri dari tempat duduk mereka dan berlari menuju keluar rumah. Aku pun hanya tersenyum memandangi mereka dari balik punggung mereka berharap mereka akan baik2 saja. "Dek arka saatnya kamu mandi. sekarang sudah jam 4.30" kata bibi pengasuh. "Baik bi" jawabku singkat.
karna ortuku sedang keluar kota jadi bibi pengasuh lah yang akan menjagaku sampai orang tuaku pulang. Mungkin bisa disimpulkan Dia lah yang akan bertindak sebagai orang tuaku untuk sementara waktu. Aku pun bergegas ke kamar mandi.
........................................Keesokan Harinya
Aku memicingkan mataku sembari melihat lihat di dalam kamarku apakah ada sesuatu yang terjadi.
Namun sayangnya ternyata tidak ada yang terjadi sama sekali aku menoleh kearah jam wekerku dan terlihat jarum pendek menunjuk ke arah angka 6 sedang jarum panjangnya sebentar lagi menunjukan ke arah angka 12 yang berarti sekarang akan menunjukan jam 6. Setelah beberapa menit jam wekerku pun berdering lalu akupun segera menekan tombol off lalu jam itu pun berhenti untuk mengeluarkan suara yang hanya akan membuatku naik darah di karna kan suaranya yang bisa2 membuat telingaku tuli. Sejenak aku lupakan hal tersebut dan bangun dalam keadaan duduk. Aku pun teringat akan orang tuaku yang berada di luar kota. "Ayah ibu aku merindukan kalian" gumamku singkat. Seketika
itupun aku terbayang oleh sesuatu.*aku melihat pesawat yang di tumpangi ayah dan ibuku jatuh ke dasar laut dan setelah itu pesawat itupun meledak"
Aku pun tersadar "apa itu tadi" aku sedikit kaget dan ketakutan dan setelah itu aku mengehela nafas dan bergumam. "Mengapa pesawat itu jatuh. ? Bagaimana ayah dan ibuku. ?"
Sontak pun suara panggilan terdengar dari lantai bawah. "Dek arka sekarang sudah jam 6 saatnya kamu mandi kamu bisa terlambat jika kamu telat bergerak sedikit saja."
"Baik bibi" jawabku dengan nada keras. Langsung saja aku menuju keluar kamar hendak langsung menuju ke lantai bawah.Setelah aku memakai seragamku. Tiba saatnya aku untuk sarapan aku pun menuju ke ruang makan. Sesampainya di ruang makan aku mendapati makanan yang tidak asing bagiku meski begitu aku sangat suka dengan makanan itu saking sukanya aku tidak pernah bosan menyantap makanan tersebut.
"Terima kasih ya bi sudah mau mengasuhku selama ayah dan ibu aku tidak berada disini"
"Tidak apa2 dek arka ini sudah tugasku untuk menjagamu sampai orang tua dek arka pulang"
Aku pun memandangi bibi pengasuh itu sembari memberikan senyuman. Lalu aku duduk dan mengambil makanan tersebut dan menyantapnya"Sudah jam 6.30 aku harus cepat" aku mengambil sepatu yang berada di rak sepatu dan segera memakainya dengan terburu buru.
"Bi' aku pergi dulu"
"Iya dek arka hati2 di jalan"
Setelah itu akupun membuka pintu rumah dan berlalu keluar rumah.
........................................Sesampainya di sekolah
"Hampir saja" saat tiba seperti biasanya keadaan kelas sangat berisik
Aku berjalan menuju bangku paling belakang. Aku menaruh tasku di dalam laci bangkuku dan aku segera duduk di bangkuku tersebut. Masing2 dari temanku membahas hal yang berbeda beda menurut pemikiran mereka dan lagi2 aku mendengar hal yang membuatku tidak ingin mendengarnya. Jadi akupun mengabaikan hal tersebut.
Bangkuku berada dekat dengan jendela dan berada di barisan belakang sudut kanan. Semua bangku yang berada di barisan kanan berdekatan dengan jendela kelas.
Setelah itu aku menoleh ke jendela dan menatap langit di luar. "Lagi2 seperti hari kemarin"
terlihat tampak sangat hitam.
Aku menoleh kearah teman2ku yang masih sedang asyik dengan hal yang mereka bahas.
Tidak berselang waktu lama hujan pun mengguyur daerah yang akan haus dengan air ini.
Setelah beberapa menit berlalu aku pun masih dalam keadaan diam tak bergeming. Seketika saja angin kencang dan guntur pun terdengar menggelegar di telinga kami. Sontak saja teman2ku yang berada di dalam kelas pun kaget dan yang aku lakukan lagi2 hanya terdiam tak bergeming sedikitpun.
Aku pun memicingkan mataku sembari melihat ke arah pintu masuk kelas ada sosok yang tidak asing bagiku dan ternyata benar saja.
dia adalah wali kelas kami. aku bertanya tanya dalam hati

KAMU SEDANG MEMBACA
SEVEN SENSE
RandomSeven sense adalah sesuatu kekuatan yang mencakup semua kekuatan yang ada di dunia ini. baik itu fisik maupun non fisik Suatu hari ada seorang anak yang bernama arka dia harus jadi yatim piatu di usia yang masih sangat muda tapi di usia itu kekuatan...