Chapter 3.1 [Penyamaran Iblis]

29 0 0
                                    


"Ada apa Arka ?
kamu terlihat seperti kurang tidur kantung matamu terlihat"

"Relyc. Tidak. aku tidak apa2 aku hanya mengerjakan tugas setelah
Itu aku nonton tv. Lalu aku tidur"

"Tapi. Wajahmu Kelihatan sangat lusuh"

"Aku tidak apa2"

"Baiklah kawan. Oiya aku baru ingat. Aku punya sesuatu"

Lalu relyc mengambil sesuatu yang berada di dalam tasnya dan langsung memberikannya padaku.

"Ini"

"Ini permen yang bisa membuat kita kembali segar bukan"

"Ya. Aku selalu memakanya. Soalnya rasanya sangat unik"

"Kamu memakan permen ini. Hanya karna rasanya yang unik. Bukan karna dari manfaat permen ini ?"

"Hehe iya"

"Baiklah. Terima kasih. Mungkin aku akan membalas kebaikanmu ini di lain waktu. Meskipun hanya dengan 1 biji permen"

"Hahaha. Jangan... kamu tidak perlu melakukanya aku ikhlas memberikanya"

Sesaat setelah ucapan relyc tersebut. Terdengar suara dari barisan bangku bagian depan. Yang suara itu terdengar seperti suara yang sedang nemanggil seseorang.

"Relyc. Bisa kah kamu membantu kami untuk mengambil lembaran di ruang guru ? "

"Ah. Iya2 boleh"

"Baiklah. Aku pergi membantu mereka dulu Arka"

"Silahkan"

Setelah itu relyc pun mengikuti mereka menuju ke ruang guru.
Aku terus memandangi mereka sampai mereka keluar dari Ruangan ini. Lalu aku menoleh ke arah kiri tepatnya posisi jendela berada.
Dan aku mengingat hal yang terjadi semalam.

"mimpi semalam itu benar2 nyata untuk di pikirkan"

..................................

Sementara itu di lain tempat. Di sisi bangunan belakang sekolah. Tampak seorang laki laki yang masih sangat muda. Namun laki laki itu tidak tampak begitu jelas di karnakan bayangan atap sekolah yang menutupi dirinya dan baju yang dikenakan pria tersebut serba hitam membuatnya dia tidak dapat di kenali siapapun.

"Apa yang kau lakukan disini. Dasar anjing liar"

"Kmu benar dengan perkataanmu itu.
Tapi meskipun aku anjing liar. Karna keliarankulah aku di percaya oleh banyak orang2 dari clan kita"

"Hn. Aku melakukan ini bukan karna kemauanku"

"Hah ? apa ? Hahaha apa yang kau katakan itu benar.
Apa kulaporkan hal ini kepada ketua ya"

"Cih. Sialan. Silahkan kau laporkan saja. Kalau itu pun benar kau melakukanya. Aku akan membunuhmu"

"Hahaha. Kau sangat imut di saat kau sedang marah"

"Diam. Lebih baik kau kembali ke Sanctuary sekarang. daripada kau berada di tempat ini. Kau hanya akan menyusahkanku nantinya"

"Hahahahahaha"

"Diam lah"

"Kamu terlalu polos untuk menjadi bawahan dari ketua"

"Apa. Maksudmu ?"

"Dengarkan aku ya. Cewek manis.
Aku kesini karna aku di perintahkan oleh ketua untuk selalu mengawasimu. Jika ada kesalahan yang kau lakukan atau kamu sedang membutuhkan bantuan. aku lah yang akan menjadi solusi dari setiap masalah itu. Dan Ketua tidak perlu bersusah payah untuk menemuimu lagi.

"Hn. Sial kenapa harus kau yang membantuku. Lagipula tanpa bantuanmu aku bisa melakukanya sendiri"

"Benarkah. ?? Buktinya para perman atau katakanlah iblis yang kau utus itu. Atau yang kamu sengaja ikutkan ke dalam permainan dramamu itu. Bukankah mereka semuanya tewas  ??"

Uhh.. darimana kau mengetahuinya ?"

"Hahahahaha.. dan akhirnya oleh para malaikat berjubah hitam pekat dan nyawa mereka pun melayang satu persatu. Bukankah itu scenario yang indah"

"Kau... arrgghh aku tanya sekali lagi darimana kau mengetahuinya ?"

"Baiklah. Manis. Inilah jawaban dari pertanyaanmu tersebut"

"Kwoookk kwookk"

"Sialan aku lupa dia ternyata punya burung gagak. Sampai2 aku tidak menyadari kehadiran burung itu"

"Bagaimana menurutmu ?
Scenario yang kuciptakan indah bukan"

"Jangan banyak bicara. Lalu kenapa kau tidak kau melakukannya sejak awal pada target kita. Lagipula jika kau melakukanya. Itu akan sangat mudah bagimu"

"Karna dia hanya bisa di lacak dalam keadaan tertentu saja"

"Jadi maksud kamu kekutanmu tidak berpengaruh sama sekali padanya"

"Ya. Kamu bisa melihatnya di sekolah ini dan saat kau bersamanya juga kamu masih bisa melihatnya tapi saat kau ke rumahnya aku tidak yakin dengan itu. Jika kekuatanku berpengaruh padanya. Ketua tidak perlu menyuruhmu untuk mengawasinya Sejak awal."

"Aku tidak faham akan hal ini. Mengapa para necromancer tidak bisa melacak keberadaanya nya ?"

"Aku juga tidak tau akan hal itu"

"Dan kenapa kalian tidak memberitaukan hal ini langsung kepada mereka saja"

"Kita tidak semudah itu percaya kepada mereka. mereka itu sangat jahat. Lagipula jika kita memberitahukan kepada mereka. apa untungnya bagi kita"

"Baiklah. Aku mengerti jadi apa rencanamu untuk menyelesaikan hal ini"

Setelah itu laki laki itupun berbisik kepada gadis tersebut. Guna memberitahukan rencana apa yang  akan mereka lakukan nantinya.

"Baiklah aku mengerti"

"Ok. Selamat menjalankan tugas. Lady"

"Cih. Cepat lah pergi"

Seketika laki laki itupun menghilang. Ibarat di telan bumi.
Disisi lain tanpa mereka sadar sedikitpun  pembicaraan mereka telah di dengar oleh sosok murid laki laki yang sedari tadi berada di balik tembok tepatnya dia berada di dalam ruangan. Wujudnya tertutupi oleh bayangan. Dan matanya terlihat berwarna merah menyala. Dan dia pun sedikit tersenyum akan hal yang baru saja di dengarnya.

SEVEN SENSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang