Leo mengajak Harsya menuju pintu keluar, tidak berapa lama sebuah aston martin sudah berada di hadapan mereka dengan valet yang memberikan kunci pada Leo di sebelahnya. Sekali lagi pria itu mampu membuat Harsya kembali terkejut dan kebingungan. Leo dan mobil mewah tidak pernah ada dalam kamusnya.
"Masuk!"
"Lima menitmu sudah habis L, perjalanan dari dalam kemari sudah lebih dari lima menit." Mengabaikan beberapa pasang mata yang melihat mereka, Harsya masih berdiam ditempatnya sementara Leo sudah berada di sisi lain mobil.
"Apa kamu percaya aku bisa merangkum dua tahun kepergianku dalam waktu lima menit? Please? Masuklah, kita akan bicara ditempat yang lebih pribadi." Wajah memelas Leo hampir membuat Harsya mengikuti kemauan pria itu, andai pandangannya tidak teralihkan dari mobil sport di hadapan mereka.
"Aku tidak tahu hari ulang tahunmu berubah Leonidas Syahdiran," kata Harsya mengalihkan pembicaraan.
"Well, Leonidas Romanos sekarang, Mine. Dengar, aku tahu kamu marah besar, kumohon masuklah atau aku harus memaksamu masuk?" Masih sambil memegang pintu mobil, Leo sebisa mungkin membujuk Harsya agar mereka tidak menjadi tontonan lebih lama.
"Sejak kapan kamu suka memaksa?" Harsya menyadari pertanyaannya konyol, daritadi ia hanya berputar-putar dan berharap Leo tidak memaksanya masuk ke mobil.
"Kamu selalu jadi pengecualian untukku, jadi kumohon?"
Harsya tahu Leo sudah merasakan kemenangan tertundanya, bagaimana bisa Harsya menolak setelah Leo mengatakan dia sebagai pengecualian. Harsya kembali memutar otak agar ia bisa berdalih, ia tidak mengenal Leo di hadapannya itu, kalau dirinya tidak bisa dijadikan tameng maka lebih baik ia mengunakan nama orang lain.
"Aku tidak bisa meninggalkan Trisha begitu saja L, dia yang mengajakku menemuimu. Dan apa-apaan panggilan sayang itu? Idas? God, why?"
"Are you jealous, Mine?"
"I'm just human, L." Harsya berbalik meninggalkan Leo untuk kembali ke dalam, perasaannya sedang tidak karuan dan ia tidak butuh Leo berduaan dengan pria itu lebih lama sebelum ia meledak.
Saat kembali ke dalam, ia bisa melihat Trisha yang sudah bergabung bersama saudara dan temannya yang lain. Kursi kosong di sebelah Trisha saat ini adalah tujuan Harsya mempercepat langkahnya.
Ia berharap Leo masih jauh dibelakang sehingga ia bisa menenangkan diri sejenak sebelum meminjam Trisha sebagai tamengnya.
Namun harapan tinggal harapan saat genggaman tangan Leo pada lengannya seketika membuat Harsya berbalik ke arahnya.
"Baiklah kalau kamu mau menjadi tontonan orang banyak, aku tetap harus bicara padamu!" Masih dengan nafas yang memburu, Leo bicara dengan penuh penekanan. Mengejar gadis itu butuh usaha besar bagi Leo saat menerjang sekerumuman pengunjung yang memenuhi kelab malam itu.
Harsya hendak memprotes saat seorang gadis dengan gaun berpotongan pendek yang menampilkan banyak bagian tubuh yang terbuka mendatangi Leo, "Hai sayang, kamu kemana saja?"
Gadis itu memeluk lengan Leo dan sedetik kemudian berpindah menghadap pria itu dan mendaratkan ciuman singkat di bibir pria itu.
What the...
Samar-samar Harsya bisa mendengar suara tertahan dari belakangnya. Kemungkinan besar Trisha atau cewek-cewek lain yang mengelilingi mereka.
"Jadi begini aturan mainnya?" tanya Harsya yang mulai naik pitam, sudah ditinggal tanpa kabar selama dua tahun, kini ia bisa melihat bahwa Leo sangat baik-baik saja dengan lingkungan tempat dia tinggal, tanpa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Desire (The Sisters #3)
Romance#The last journey of The Sisters Series# Harsya Andreas Mahardika, putri bungsu dari tiga bersaudara Andreas Mahardika. Sejak menyadari akan perbedaan yang terdapat di keluarganya membuatnya merasa apa yang selama ini dia percaya tidaklah seindah k...