Helaan napas panjang lagi-lagi keluar dari bibir tipis Uzumaki Kyuubi entah untuk yang keberapa kalinya. Matanya yang awalnya menatap langit-langit diatasnya berpindah menatap Itachi yang tertidur nyenyak dengan wajah yang damai. Sebegitu lelahnya kah Itachi sampai-sampai bisa tidur sepulas itu? Dia baru meninggalkan Itachi untuk menyikat giginya dan ketika dia kembali, Kedua mata Itachi sudah tertutup rapat.
Kyuubi terkekeh geli saat memperhatikan keriput bekas luka Itachi. Plis, begitu julukannya untuk Itachi, dan Itachi selalu memanggilnya fox karena saat semester pertama kuliah Itachi tidak pernah melihatnya berbicara pada siapapun. Seperti kata orang-orang, “What does the fox say?”
Atau mungkin juga bukan karena itu,
Tubuh Kyuubi kini memiring sehingga Itachi dan dirinya sekarang berhadap-hadapan. Jari telunjuk panjangnya menelusuri lekuk wajah Itachi. ‘Kenapa kau menyukai rubah licik sepertiku, Chi?’ batinnya miris. Tanpa sadar, Kyuubi membangunkan Itachi. Mata kanannya terbuka sipit, memandang Kyuubi ngantuk. “Qu'Est-ce que c'est?, Renard? –ada apa, Fox?” Tanya Itachi dengan suara serak.
Kyuubi menyunggingkan senyum simpul, “Jet lag.” Bisik Kyuubi, tidak ingin mencari masalah. Itachi mengangkat tangannya untuk mengelus surai kemerahan milik Kyuubi. Elusannya terhenti bersamaan dengan gelengan kepalanya.
“Kau orang yang gampang tidur, Kyuu. S'inquiéter quelque chose? –mengkhawatirkan sesuatu?” Kyuubi melepas kontak mata, matanya tertuju kearah poni pendek Itachi.
Jantungnya kini berdebar-debar. Itachi tahu terlalu banyak tentang dirinya. Hampir semua kelemahannya. Dia tidak ingin Itachi membalik keadaan dengan memakai kelemahannya seperti yang dia lakukan pada pria didepannya ini. ‘Karena, Uchiha adalah netral,’
“Fox?” Itachi kembali mengelus rambut panjang Kyuubi, membuatnya sadar dari lamunannya. Mungkin saat ini hal terbaik yang bisa dia lakukan adalah bersikap lebih terbuka pada sang Uchiha sulung.
“Aku mengkhawatirkannya, Chi. Adikku.” Jawabnya lemah.
“Naruto?” Itachi bertanya memastikan. Badannya dimajukan untuk merangkul Kyuubi. Tidak dibalas ataupun ditolak oleh Kyuubi. “Nah, dia bahkan bukan adikmu,” kata Itachi sambil memejamkan matanya lalu tersenyum karena merasakan Kyuubi mendengus didadanya. “Bagian dari keluarga inti.” Sambung Itachi mencoba untuk tidak membuat ‘kekasihnya’ kesal. “Seberapa sering Sasuke bersama Naruto?” Kyuubi mendorong kepalanya kebelakang agar dapat melihat Itachi dengan jelas.
Itachi mengendikkan bahunya lalu melepaskan pelukannya setelah Kyuubi menatapnya memohon. “Naruto aman bersama adikku, jangan remehkan dia.” Kata Itachi pelan setengah ragu. Mungkin Naruto memang aman dari orang lain jika bersama Sasuke, tapi apa Sasuke sanggup menahan dirinya dari melakukan hal yang tidak-tidak pada Naruto?
“Aku tidak ingin mengganggu pesta perpisahan kelas mereka, Kyuu.” Itachi masih ingin mendebat Kyuubi tanpa melihat sepasang mata merah semerah batu ruby milik Kyuubi.
“Demi Tuhan, ini sudah jam sebelas malam, Chi!”
“Mereka berdua itu laki-laki,Kyuu!”
Kyuubi terdiam, ekspresinya nampak terluka. Dia menatap Itachi selama beberapa detik lalu beranjak dari tempat tidur. Kyuubi keluar dan menutup pintu kamar Itachi pelan. Tentu saja dia masih tahu diri untuk tidak bertingkah dirumah orang lain, apalagi dirumah keluarga Uchiha yang cukup berpengaruh dalam kehidupan keluarganya sendiri.
Beberapa langkah menjauh pintu Kyuubi masih dapat mendengar Itachi berdecak dan mengumpat dari dalam kamarnya. Kyuubi berjalan menapaki lantai keramik yang dingin dengan santai. Hampir saja tadi dia meledak. Kyuubi tidak terlalu suka berdebat dengan Itachi. Itachi terlalu jenius untuknya, bukannya dia bodoh atau apa, Hanya saja Itachi selalu bisa menang tanpa berusaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Started from The Graduation Day
FanfictionSasuke sudah mulai mencoba menerima kenyataan bahwa dia tetap akan pergi kesekolah yang berlainan dengan orang yang disukainya, Naruto. Seorang wanita cantik datang bersama Itachi dari Paris. Itachi mengenalkannya sebagai 'kekasih'nya. Tanpa diketah...