imaji

16 0 0
                                    

"Nafasku tertahan melihatmu berdiri di hadapanku. kamu tersenyum seolah ini benar-benar akan berakhir. aku memelukmu seketika. tak ada yang pernah kurasakan sesesak ini sebelumnya. tanganmu mengacak rambutku pelan, kau harus sabar. bisiknya.

sesegukan aku berbicara, jangan tinggalkan aku.

aku mengeratkan tanganku pada jaketmu, berharap usahaku berhasil mempertahankanmu untuk tidak pergi. namun ternyata tanganmu meraih tanganku. tak ada yang bisa menolak keputusanmu, aku terbius oleh tatapanmu. lagi-lagi cinta ini membuatku gagu dan lemah.

dua tanganmu menggenggam kedua tanganku. hidungku merah, mataku basah. aku menggeleng keras. ini tak seharusnya terjadi.

namun kau berlutut di hadapanku. memastikanku bahwa ia mencintaiku.

"kita harus saling sabar." katamu, "aku minta maaf."

susah payah aku mengatakan kalau kita bisa bersama, hidup dengan tenang, menikmati masa tua dengan berdamai pada cinta. aku memukul-mukul pelan jaket yang kamu pakai. aku sudah tak peduli berapa jelek mukaku saat aku menangis di hadapanmu, yang ku percayai adalah kamu yang berusaha tak mengingkari janji yang tak terucap. kemarin silam.

tanganmu menyapu matamu, tak ingin aku melihatmu juga sama menangis.

"aku minta maaf." ucapmu.

aku tak butuh itu! 

aku tak ingin kamu mengucapkannya lagi. aku tak ingin kamu mengucapkannya lagi.

cukup! cukup jangan tinggalkan aku."



cukup hingga aku terbangun dari mimpi burukku, lagi.

kitab asmaraWhere stories live. Discover now