PROLOG.

1.1K 83 3
                                    


HAI HAII!!!

Jadi gini...

Ini udah lama aku simpan tapi aku ragu buat publish, akhirnya sekarang aku beraniin ehehehe. Jangan lupa tinggalkan jejak teman. Kritik dan saran juga ehehe.

(Up setiap jumat)

LOVE. QUEENZEE.






#

HERA POV.

_________________________________

Setelah apa yang kulalui sebelumnya serta jawaban jujur soal perasaan ini, membuatku merasa jauh lebih lega.

Entah mengapa rasanya semakin ringan, hari - hariku kembali menyegarkan seperti lalu. Wonwoo bagaikan hembusan angin penenang dikala tandusnya padang pasir kemarau. Dia satu satunya seorang yang dapat aku andalkan.


Wonwoo punya cara sendiri untuk mencinta,

kadang dia menyebalkan, lalu berubah dingin membekukan. Itulah dia, pria unik yang begitu berpengaruh dalam hidupku selama setahun ini.

Tentang takdir buruk tak lagi kuresahkan, ini saatnya seorang Hera Kim merasakan apa itu indahnya dunia. Tapi percayalah saat kamu merasakan indahnya cinta bersambut, dunia nyata terasa ilusi seperti mimpi.

Terdengar klasik bukan, tapi aku menyukai hal hal klasik jika begitu adanya.

Nyatanya kehidupanku selama setahun belakangin ini bagaikan adegan drama yang sering ku tonton setiap malam. Jatuh cinta memang membuat seseorang berubah menjadi menye - menye, kadang juga terlihat konyol.

"Apa yang kamu lakukan?"

Suara berat khas pria tiba - tiba membuatku terlonjak kaget dan nyaris terjungkal dari kursi, untung Wonwoo dengan sigap memegang bahuku jika tidak entah bagaimana nasibnya tubuhku saat berciuman dengan lantai.

"Hati - hati makannya"

"Siapa suruh main nongol saja macam hantu"

"Dasar lebay" ujarnya tak mau kalah.

Dia menatapku sebentar lalu matanya menyapu kearah meja mencari sesuatu penyebab fokusku. Aku hanya tertawa, lalu memasukkan tulisanku yang terasa konyol jika dilihat dengannya. Wonwoo menaikkan alisnya ingin tahu, tatapannya menyelidik.

Wonwoo berjalan menjauh dari tempat dudukku, keingintahuannya kalah oleh rasa lelah. Buktinya kini dia tengah berbaring masih dengan setelan kerjanya.  Membuka beberapa kancing kemejanya, lalu memejamkan mata.


"Ganti baju dulu Won" ucapku seraya beranjak dari dudukku. Menghampirinya sambil membawa kaus dan celana santai dari lemari kayu jati.


"Tolong gantikan"  ujar Wonwoo asal matanya masih terpejam,

"Tidak mau, aku mau siapin makan malam dulu"

Wonwoo membuka matanya, menatapku cukup lama. Aku mengerutkan dahi mencari maksudnya itu.

"Kenapa?"

"Biar aku bantu, aku juga ingin masak" Wonwoo beranjak dari posisinya, menarik lenganku semangat.

"Tidak tidak itu ide buruk, kamu hanya cukup menonton saja" langkahku terhenti, memori buruk tentang Wonwoo memasak kembali terputar. Dan itu membuatku nyaris mati. Wajahnya meredup, namun tak lama kemudian menjadi datar kembali.

"Baiklah, nyonya Jeon buatkan makanan yang enak"  ujar Wonwoo, dia mengecup pipiku dan berjalan cepat menuju kursi di meja pantry yang berhadapan langsung dengan dapur.

Sudut bibirku tak bisa ku tahan untuk melengkung keatas. Punggung Wonwoo yang kurus namun bidang tetap menjadi pemandangan favoritku setiap harinya.

"Won, ganti baju dulu" aku berjalan menghampirinya yang sudah duduk manis di kursi orange itu.

Dia menoleh kearahku sebentar, lalu memalingkan wajahnya menganggap ucapanku tak penting baginya.

"Aku lapar..." rengeknya, sambil memainkan beberapa sendok dan garpu di atas meja. Dia terlihat seperti bayi yang kelaparan.

Aku tersenyum simpul padanya, yang dibalas senyuman juga darinya.

Sepertinya ini sudah cukup sebagai pembuka atas kisah baruku kurasa, kehidupanku selama setahun terakhir bersama Wonwoo. Aku hanya bisa berharap agar tuhan selalu melindungi kami dalam keadaan seperti ini...

Selamanya.

Selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tertanda,

Hera Kim.

Fate #Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang