Part 1

64 2 0
                                    

Jakarta adalah ibu kota Indonesia. Jakarta menjadi pusat kegiatan pemerintah.

Berbicara tentang Jakarta tak lengkap kalau tak menyinggung kelebihan dan kekurangan yang ada disana. Seperti banyaknya bangunan gedung-gedung tinggi nan megah yang menjulang tinggi ke langit, fasilitas umum seperti jalan tol, bahkan mall-mall sebagai pusat perbelanjaan akan kalian mudah temukan jika berada disana.

Namun selain mempunyai kelebihan, ternyata Jakarta mempunyai beberapa kekurangan yang kuketahui dari orang-orang desaku yang mengadu nasib mereka disana dan berita-berita yang kulihat dari beberapa media elektronik dan internet.

~o~oOo~o~

Daffa Wardana

Jakarta itu keras bagi orang desa !!! Kalau kamu gak pinter-pinter disana. Yah, kaya saya dulu yang sebelum dapat kerjaan pernah nganggur 3 tahun disana," Ucap salah satu tetanggaku yang mempunyai pengalaman manis pahit saat berada di ibu kota.

"Apakah aku bisa sukses ?" batinku ketika menginggat kembali ucapan tetanggaku sebelum aku berangkat mengadu nasib.

Lebak bulus..lebak bulus...lebak bulus....lebak bulus

Suara kernet dari bus yang saat ini kutumpangi mulai terdengar dan seketika itu lansung menyadarkanku. "Huft, tidak aku harus sukses disini !! Dan aku pasti bisa membanggakan kedua orang tuaku !" Ucapku dalam hati sambil aku pun bersiap-siap memakai kembali tas punggung yang kubawa dan melangkah keluar dari bus ini.

"Bismillah," sebuah kata dan doa dalam benakku. Mengiringi satu langkahku yang kupijakan untuk menunju masa depanku kelak di kota ini.

Keadaan terminal yang ramai dan teriknya panas matahari yang terasa sangat menyengat, tak jua mengurangi niatku untuk tetap mengadu semua nasib dan masa depanku kelak.

"Huft, tante Dona mana yah? Katanya mau jemput aku di terminal," Ucapku saat mencari keberadaan dari adik ibuku yang kebetulan tinggal di Jakarta.

5 menit berlalu setelah kuberjalan, menelusuri semua tempat di terminal ini, sampai akhirnya pandangan mataku tak sengaja melihat seorang wanita yang tidak asing lagi bagiku, "Nah itu tante Dona," ucapku sambil berjalan menghampirinya.

"Daffa !!! Akhirnya kamu sudah sampai juga. Tante udah dari tadi nungguin kamu di sini lho," Katanya yang tersenyum ramah ketika melihat diriku.

"Hehehe iya tante, maaf Daffa tadi juga cari tante dari tadi tapi gak ketemu-ketemu. kirain tante gak datang jemput," Balasku sambil bersalaman dan mencium punggung tangan beliau.

"Ya, kali tante gak datang jemput keponakan tante ini hihihihihi. Hmm, tapi tante lihat-lihat sekarang kamu ganteng yah. gak kaya dulu dekil jelek," Ucapnya yang tampak memperhatikan penampilanku dari kepala hingga ke ujung kaki.

"Ah, tante bisa aja. Tapi Daffa masih kaya dulu kok, gak banyak berubah. Tante aja yang udah lama gak pulang ke kampung," Balasku tersenyum.

"Hah, ibumu kan tahu sendiri tante sibuknya kaya apa disini Daffa.makanya tante belum bisa pulang ke kampung. Oh, ya gimana kabar ibu, bapak sama saudara-saudara baik-baik semua kan?" Tanyanya.

" Alhamdulilah semua baik-baik aja kok tan. Tante sendiri gimana disini? Aku perhatiin tante tambah cantik aja nih," Balasku sambil memperhatikan penampilan tante Dona yang saat ini menggunakan pakaian sangat seksi, hingga kurasakan ada beberapa pandangan mata, memandang ke arah kami berdua.

"Oh syukurlah Daff tante seneng dengernya. Eh, kamu bisa aja Daff udah tua gini kok masih kamu bilang cantik sih," Kata Tante Dona yang terlihat kedua pipinya menjadi merah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Roda KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang