Assalamualaikum Wr. Wb. Perkenalkan nama saya adalah dr. Dimas. Disini saya akan memberitahukan kepada anda semua mengenai sejarah EKG. Elektrokardiografi (EKG) merupakan ilmu yang mempelajari aliran listrik yang terbentuk selama aktivitas jantung. Alat EKG membutuhkan waktu ratusan tahun untuk penyempurnaan dari bentuk mesin dasar hingga mesin yang saat ini kita jumpai.
Berawal dari keberhasilan Dr. Luigi Galvani, seorang dokter dan fisikawan dari Italia, merekam aliran listrik dari otot skelet pada tahun 1786, beberapa fisikawan dan ahli fisiologi pun berusaha menunjukkan adanya aktivitas listrik di jantung.
Pada tahun 1887, ahli fisiologi London, Augustus Waller, telah mempublikasikan elektrokardiogram manusia pertama, menggunakan elektrometer kapiler Lippmann terfiksasi pada sebuah proyektor sehingga memungkinkan detak jantung direkam secara real time. Waller lalu mendemonstrasikan teknik perekaman jantung pada the First International Congress of Physiologists tahun 1889 dan disaksikan oleh ahli fisiologi Belanda kelahiran Semarang, Indonesia, Willem Einthoven. Setelah Empat tahun kemudian, Einthoven memperkenalkan istilah 'electrocardiogram' pada pertemuan Dutch Medical Association.
Einthoven memperbaiki elektrometer kapiler Lippmann pada tahun 1895 dan mempublikasi sebuah ilustrasi untuk menunjukkan EKG yang telah dikoreksi secara matematis terhadap inersia dan friksi pada sistem kapiler. ABCD digunakan untuk mengindikasikan gelombang yang terbentuk pada elektrometer lama. Kemudian Einthoven menggambar kurva dari elektrometer yang telah diperbarui dan diberi nama PQRST. Pemilihan PQRST diperkirakan terinspirasi oleh Descartes yang menggunakannya huruf-huruf tersebut untuk mengidentifikasi titik-titik berurutan pada kurva. Selanjutnya pada tahun 1901, Einthoven mempublikasi elektrokardiogram pertama yang direkam dengan menggunakan galvanometer senar dengan berat 600 pounds (lebih dari 270 kg) yang merupakan dasar dari alat EKG 3 sadapan. Alat EKG komersial diproduksi pada tahun 1911.
Lalu Pada tahun 1912, Einthoven mendeskripsikan sebuah segitiga sama sisi yang terbentuk oleh sadapan I, II, dan III, yang kemudian dikenal dengan nama segitiga Einthoven.[8] Elektrokardiogram pada kasus infark miokard akut pertama kali dipublikasikan oleh Harold Pardee dari New York pada tahun 1920 yang dideskripsikan sebagai T yang tinggi dan dimulai dari titik turunnya gelombang R, yang selanjutnya dikenal sebagai elevasi segmen ST.
Willem Einthoven kemudian memperoleh Nobel prize karena penemuannya di bidang EKG pada tahun 1924. Dalam perkembangannya, alat EKG pun mengalami evolusi dari ukuran dan berat yang awalnya lebih dari 270 kg hingga menjadi 50 pounds (1928), kemudian menjadi 25 pounds (1935).
Alat EKG terus mengalami perkembangan untuk meningkatkan manfaat klinis. Pada tahun 2005, Clemmensen dkk. melaporkan keberhasilan reduksi waktu antara onset nyeri dada dan angioplasti primer dengan penggunaan transmisi elektrokardiogram pasien secara wireless dari ambulans ke handheld Personal Digital Assistant (PDA) kardiologis di rumah sakit. Dengan demikian, pasien dengan keadaan kritis dapat ditangani segera.
Kemajuan teknologi membuat alat EKG semakin mudah digunakan dan praktis untuk dibawa kemana-mana. Alat EKG portable handheld bahkan memiliki berat hanya berkisar 100 gram. Hadirnya alat EKG merupakan suatu terobosan besar dalam dunia kedokteran karena dapat membantu menegakkan diagnosis dan mengevaluasi berbagai kelainan jantung.
Mungkin hanya itu informasi yang dapat saya sampaikan kepada kalian semua mengenai sejarah EKG. Jika ingin tahu lebih dalamnya lagi anda bisa mengikuti pelatihan EKG PERKI JAYA Di Bamboo Inn Hotel Jakarta Barat. Jangan ragu untuk mencobanya. Jika anda mengikuti pelatihan EKG tersebut, saya akan do'akan semoga anda berhasil.
Untuk Info lebih lanjut silahkan hubungi Nomor WA di bawah ini :
0817-0825-883 (WA)
Terima kasih