' Kenapa harus takut gelap, bila ada hal indah yang hanya bisa dilihat diwaktu gelap. '
Kata itu masih teringat jelas di benakku. Seperti baru kemarin dia mengatakannya. Cara bicaranya, senyumnya, semua masih terasa jelas. Hanya kenyataan yang membuatnya tak lagi sama.
Dia tak lagi bisa menggenggamku, meski tampak masih menjagaku, sesuai janjinya.
' Nanti malam aku tunggu di taman. See ya. '
Hari itu aku datang sesuai permintaannya.
Mengunjungi Taman Bintang untuk kesekian kalinya.
Ya, 'Taman Bintang' begitulah kami sering menyebutnya. Taman lapang di dekat danau dengan pemandangan Bintang terbaik. Satu dari sekian banyak tempat yang turut menjadi saksi setiap detik kebersamaanku bersamanya.
Harus aku akui, dia tampak tampan malam itu. Sangat tampan.
' Aku punya kejutan untukmu. '
Begitu katanya dulu yang tentu masih jelas aku ingat, saat aku tiba dan disambut dengan senyuman tampan juga penutup mata yang sudah dengan sengaja disiapkan di genggaman.
Bohong jika aku tidak penasaran, mengingat aku tidak sedang ulang tahun tentu sedikit banyak membuatku menerka tentang kejutan seperti apa yang telah ia siapkan saat itu.
Pada mulanya, bahkan aku berpikir kami hanya akan menghabiskan waktu seperti malam biasanya. Mendengarkan dia memetik gitar, menghitung bintang, bercanda gurau seperti biasanya. Tetapi dia telah menyiapkan hal lain kala itu. Dia hanya sempat membisikkan kalimat singkatnya yang tak pernah sekalipun aku lupa, ' Just trust me, i'll never leave you ' begitu berhasil memasangkan kain penutup di mataku, selanjutnya aku hanya merasakan genggaman hangat menuntunku.
' Buka matamu perlahan. '
Titahnya kemudian, kala kami akhirnya tiba di tempat yang sudah dia rencanakan. Bersamaan dengan dia yang melepaskan penutup di mataku, secara samar hal pertama yang dulu aku dapatkan adalah pantulan cahaya remang dimana berhasil masuk dalam indra penglihatanku. Mataku sekali lagi ku kedipkan, betapa terkejutnya saat itu ketika aku mendapati ribuan lilin berjejer memutar mengikuti bentuk hati tepat di depanku.
' Did you like it ? '
Tanpa sedikitpun membiarkanku lebih dulu untuk menerka apa yang sedang terjadi kala itu, bahkan untuk sekedar melontar jawaban atas pertanyaannya, dia segera menarik perlahan tanganku, membawaku berada tepat di dalam lingkaran hati berdua bersamanya.
Dia benar-benar tidak memberiku waktu untuk menetralkan degup jantung yang berdetak tak karuan akibat dari setiap tindakan yang dilakukannya, mengingat lantunan lagu 'Awake' dari Secondhand Serenade terputar begitu saja setelahnya.
' With every appearance by you blinding my eyes
I can hardly remember the last time i felt like i do
You're an angel disguised.. '
Jika aku lebih dulu tahu akhir dari kisahku bersamanya akan seperti ini, aku lebih memilih menghentikan waktu di saat itu juga. Saat dimana dunia hanya berputar untuk aku dan dia.