Tokoh dalam fanfiction ini sepenuhnya milik agensi yang bersangkutan, keluarga, dan tokohnya itu sendiri. Penulis hanya meminjam nama untuk keperluan cerita.
•••
Biasakan klik bintang sebelum membaca, dukungan kalian adalah penyemangatku.
Terima kasih...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anak lelaki berambut hitam gelap itu mengeluh sedari tadi, pasalnya uang terakhir yang dia miliki baru saja di rampas oleh kakak kelas yang selalu mengganggunya.
Secara terpaksa dia memberikan uang miliknya, padahal uang itu akan dipakainya untuk menaiki bus.
Park Jimin.
Itulah nama yang terpasang di nametag seragamnya. Jimin terus melangkahkan kakinya sampai akhirnya dia berhenti di persimpangan jalan yang tampak sepi tidak ada siapapun disana.
"Ish... apa aku tersesat?!" Ujarnya gusar, saat hendak memutar kembali tubuhya untuk kembali ke jalan sebelumnya, Jimin mendengar teriakan seseorang meminta tolong.
Mengerikan.
Mencoba mengabaikan suara itu namun sialnya Jimin malah melangkahkan kakinya hingga di depan sebuah bangunan tua yang besar dan di kelilingi tembok yang lumayan tinggi, ahh jangan lupakan semak-semak yang tumbuh tinggi di sekitar gedung itu menambah kesan seram.
Jiimin hampir saja berteriak saat mendengar suara tembakan serta diiringi teriakan seseorang. Jantung Jimin berpacu semakin cepat.
