#11

1K 90 20
                                    


Sorry for typo(S)





Jimin terus saja memohon maaf atas kesalahan yang dilakukannya, dengan kasar Yoongi melepaskan pelukan Jimin darinya. Ditatapnya Jimin dengan dingin sebelum dia membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali ke arah Dokter Namjoon yang sudah tidak berdaya.

Jimin membulatkan matanya saat melihat sesuatu yang Yoongi ambil dari saku celananya—sebuah pisau lipat.

"Y—yoongi, k-kau j—jangan—"

"Sayangnya aku akan melakukan sesuatu yang ada dipikiranmu itu." Potong Yoongi datar, Jimin menjerit saat tangan Yoongi yang memegang pisau tersebut menusuk perut Dokter Namjoon berkali-kali secara brutal.

Tubuh Jimin mulai gemetar kembali saat Yoongi membalikkan badannya dan menggeser tubuhnya sedikit membiarkan Jimin melihat keadaan Dokter Namjoon yang jauh dari kata baik dengan pisau yang masih tertancap diperutnya.

Belum cukup sampai disitu Yoongi menarik pisau itu keluar sehingga darah dan isi perutnya keluar begitu saja mengotori lantai putih yang mengkilap itu. Jimin yang melihatnya langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya, tubuhnya langsung terjatuh kelantai—bergetar ketakutan.

Yoongi berjalan ke arah Jimin kembali dengan pisau yang masih ada ditangannya dan darah yang terus mengalir menyusuri pisau itu hingga akhirnya menetes kelantai yang Yoongi injak.

"Kau kembali menjadi saksi kematian seseorang, Park Jimin." Ucap Yoongi santai dan terkesan polos, tatapan tidak bersalah terpancar begitu jelas dimatanya. Namun tatapan polos itu tidak bertahan lama, setelahnya sebuah seringai mengerikan muncul di wajah Yoongi.

Jimin gemetar ketakutan, pikirannya kosong dan dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Rasa takutnya lebih mendominasi saat ini hingga membuatnya tidak bisa berpikir dengan cepat.

Yoongi berjongkok dan menatap Jimin yang menutup matanya ketakutan, saat pisau yang Yoongi pegang diarahkan pada pipinya, pikirannya kalut dan mulai terisak. Seluruh tubuhnya gemetar ketakutan bahkan dia tidak bisa mengeluarkan suara sedikit pun sekalipun dia sangat ingin.

Yoongi menggerakan ujung pisau lipat itu seolah pisau itu sedang mengelus wajah Jimin, membuat isakan dimulut Jimin semakin terdengar. Dia berusaha memundurkan dirinya menjauh dari Yoongi.

"Memohonlah." Ucap Yoongi dengan datar. Namun tidak ada respon apapun dari Jimin hanya ada suara isakan yang memenuhi ruangan itu.

"Kau sangat ketakutan?" Tanya Yoongi dengan tawa remeh.

"Jimin." Kini suara Yoongi terdengar sangat jelas, hembusan napas hangat Yoongi mengenai telinga Jimin.

"Apa kau ingin aku menusukmu seperti yang baru saja kau lihat?" Tanya Yoongi kembali, membuat Jimin menggeleng kuat. Nyatanya dia masih memiliki rasa takut untuk menghadapi kematian.

"Jika tidak ingin, katakanlah. Memohon padaku dan berikan aku penawaran terbaik agar aku tidak melakukan sesuatu yang membuat jantungmu berhenti berdetak."

"A—a—a—ku m—ohon—"

"Oh ayolah keluarkan suara indahmu itu." Ucap Yoongi, hembusan napasnya sudah tidak mengenai telinga Jimin lagi, membuatnya memberanikan diri untuk membuka matanya dan melihat ke arah Yoongi yang menatapnya dengan datar.

"J—angan b-bu—nuh a—ku, biar—kan a—ku hi—hidup." Ucap Jimin masih bergetar, membiarkan air matanya keluar begitu saja.

"Lalu apa yang aku dapat jika membiarkanmu hidup?" Yoongi menyeringai saat Jimin terlihat kebingungan.

BASTARD! || YMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang