Prolog

25 5 5
                                    

Aku Gladisa Putri Salsabila.
Aku adalah seorang gadis yang ditakdirkan oleh tuhan untuk memiliki kelebihan yang entah bisa disebut kelebihan atau kekurangan.
Jadi aku hanya bisa mensyukuri apa yang telah tuhan beri, karena apa yang tuhan beri semuanya adalah anugerah terindah tuhan.

10 tahun yang lalu, dimana aku baru mengetahui dunia mereka, dunia yang aku anggap sangat menakutkan dan merusak imajinasi masa kecilku
"Adis jangan lari-lari sayang, nanti kamu jatuh!" Perintah bundaku saat aku berlari ditaman kompleks rumahku.
Sebagai anak usia 5 tahun aku menghiraukan ucapan bundaku dan terus berlari hingga akhirnya aku terjatuh. "Aduhh" aku merintih kesakitan
Tidak jauh dari tempatku jatuh aku melihat anak seusiaku yang lari menghampiriku dan membantuku untuk berdiri. "Makasih" ucapku pelan sambil menunduk, anak itu kemudian lari dan aku mengejarnya "Tunggu! Nama kamu siapa?" Teriakku, anak laki-laki itupun berhenti "Namaku Fian, kamu siapa?" Tanyanya sambil menjulurkan tangannya untuk berjabat layaknya anak usia 5 tahun. "Namaku Adis, makasih ya udah nolongin aku tadi" jawabku dengan senyum manis yang mengembang di bibirku. "Adis kamu ngomong sama siapa?" Ucap bunda dari kejauhan, aku berlari menghampirinya, meninggalkan Fian tanpa berpamitan "Aku ketemu temen baru ma, dia yang nolongin aku jatuh tadi, namanya Fian" ujarku. "Mana anaknya sayang? Kok bunda gak lihat?" Tanya mama bingung. Aku tidak menjawab pertanyaan mamaku dan langsung berlari kearah mobil untuk pulang kerumah.

Saat usiaku menginjak 8 tahun, ulang tahunku dirayakan bersama teman-teman sekolahku. Sejak aku pulang dari taman beberapa tahun yang lalu, aku banyak bertemu dengan seseorang yang baru aku kenal dan entah darimana datangnya mereka. Saat ulang tahunku inilah apa yang aku pertanyakan selama ini aku temukan jawabannya "Bunda aku mau nanya deh" rengekku. "Mau nanya apa sayang?" Jawab bunda, "Bunda yang berdiri disana itu siapa sih? Dari tadi senyum mulu di aku bun" tanyaku seraya menunjuk arah dimana yang aku maksud. "Dimana sayang? Disana itu ya temen kamu kan?" Tanya balik bunda padaku. "Itu loh bunda yang udah kayak nenek-nenek gitu, masa sih bunda gatau, yang di pojok itu loh bun, yang lagi lihat kita sekarang" balasku bertubi-tubi. "Udahlah, mungkin kamu salah lihat aja" jawab bunda berusaha menenangkan pikiranku

Invisible FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang