IF-2 Friends?

12 2 2
                                    

"I need somebody now
Somebody to help me out
I need somebody now

Help me..."

Tok..tok..tok..

Ketukan pintu membuyarkan pikiranku akan musik yang aku putar

"Masuk gak dikunci"

Pintu pun terbuka menunjukkan Alka, sahabatku.

Alka Gizafara Akbar, seorang anak laki-laki tunggal dari keluarga Akbar, keluarga terpandang di daerah ibu kota. Dia adalah sahabat pertama yang memandangku sebagai seseorang yang normal, yang dapat menerimaku apa adanya, tanpa ada suatu kelebihan. He's the best people ever i know setelah bunda tentunya hehe

"Heh kebo, galau mulu lu kerjanya, sono cari temen ga bosen lu di kamar mulu?" Ucap Alka sambil melempar satu kantong plastik yang berisi jajanan manis kesukaanku

"Heh Jaelani, lu asal jeplak gua gampar ni, sok ga mirror lu sono cari cewe jomblo akut juga belagu lu"

"Jaelani, Jaelani lu pikir gue anak Ahmad Dani? Lu juga jomblo dari janin malah menghina Alka yang gantengnya kayak Iqbaa Ramadhan gini" Balasnya dengan gaya tengilnya itu

"Sono mandi, gak bosen lu main sama hantu dikamar lu ini?" Lanjutnya Lagi

"Eh iya mumpung lu bilang gini, semalam gue ketemu cogan, tapi HANTU wkwk" Tawaku akan selalu pecah jika Alka ada dirumahku

"Lu mah hantu juga lu bilang ganteng, gue disini yang jelas-jelas tamvan gini lu abain, sabar abwang dek, hahaha" Tawa kami berdua pecah mengisi ruang 3 x 4 yang kami tempati

Ceklek...
Pintu kamar terbuka menunjukkan gadis kecil yang selalu menjadi penyemangatku

"Eh ada bang Al pantes aja berisik" titah bocah 5 tahun diambang pintu

"Cia, udah gede ya kamu" ucap Al seraya menggendong Cia.

"Yaiyalah bang, dikasih makan kan sama Bunda, gak kayak abang cungkring kayak biting hahaha" ledek cia dengan tawa pecah

"Yaampun adek abang diajarin siapa bilang gitu? Nakal yaa" balas Alka dengan menggelitik perut Cia

Aku hanya memperhatikan mereka dengan senyum mengembang diwajahku, bagaimana aku tidak tersenyum jika kedua orang yang menjadi moodbooster-ku ada terlihat bahagia, akupun sangat bahagia melihatnya. "Hahhh" aku menghempas nafas kasar

Mereka berdua melihatku serempak

"Kak ayo jalan-jalan, mumpung ada bang Al ke mall yaa main temzon" Ajak Cia

"Noh bener kata adik lu, buru mandi jaenab, Gue tunggu dibawah, no ngaret!" Alka berjalan keluar kamar menggandeng Cia

---

Aku bergegas menuju kamar mandi.

15 menit berlalu, aku keluar dari kamar mandi.
Namun betapa terkejutnya aku saat membuka pintu kamar mandi, aku melihat pemandangan yang tidak biasa, rasa takut menyelimuti sekujur tubuhku. Akan aku deskripsikan, Pria berkisaran umur 30 tahun dengan postur tinggi dan kepala di tangan kanannya. Bisa kalian bayangkan? Jika saja itu kalian mungkin nyawa kalian sudah dipegang tuhan.

Aku mencoba menetralkan tubuhku, aku tahu beliau adalah sosok pengusaha yang dapat dibilang gulung tikar saat itu, hingga keadaan membuatnya menyerah dan ia memutuskan untuk gantung diri, dan siapa sangka tali yang ia gunakan terlalu keras mengikat lehernya hingga membuat leher itu putus.

Tahu darimana aku?
Merekalah yang memberikan penglihatan itu kepadaku, dengan maksud tertentu tentunya.

---

Invisible FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang