Cerpen Surat Dari Manado

63 10 0
                                    

Karna lapak ini jarang sekali yang minat, jadi aku memperbanyaknya dengan sesuatu contohnya beberapa cover buatan ku, dan cerpen buatan ku kali saja ada yang suka membacanya.

Sedari tadi Dita hanya bolak-balik sambil memikirkan sesuatu. Hatinya sangat gelisah karna surat yang dikirim oleh ayahnya. Fahri yang baru datang dibuat heran oleh tingkah Dita.

"Lo ngapain sih, bolak-balik kaya gitu, gua pusing yang ngeliatnya," ucap Fahri sambil menyenderkan bahunya ke pinggir pintu berwarna putih.

"Gua lagi kepikiran sesuatu," ucap Dita, masih dalam keadaan berdiri. Fahri mulai mendekati Dita dan mulai menuntun gadis itu untuk duduk di dekatnya.

"Kalo lo punya masalah, lo cerita sama gua kali aja gua bisa bantu" ucap Fahri sambil tersenyum. "Lo udah gua anggep kaya ade gua sendiri, jadi lo bebas cerita apa saja ke gua Dit."

"Kayanya ga bisa deh" ucap Dita dengan suara lirih. Fahri mulai mengerutkan dahinya. "Kenapa?"

"Karna surat ini" ucap Dita sambil memberikan sepucuk surat yang diberika oleh ayah Dita.

"Ayah gua ngirimin surat ini dari Manado dan sepertinya besok dia akan ke Bandung untuk nemuin gua" ucap Dita dengan raut wajah sedih.

"Bagus dong kalo ayah lo mau kesini, lagipula lo udah lama ga pulang ke Manado" ucap Fahri. "Bukan itu yang lagi gua pikirin, tapi karna surat ini" ucap Dita sambil memberikan surat berwarna biru.

Tanpa persetujuan dari Dita, Fahri langsung membuka dan mulai membaca surat dari ayah Dita.

Assalamualaikum

Dita, apa kabar nak? Semoga kamu baik-baik saja ya disana. Gimana keadaan kota Bandung, baguskan? Pasti kamu betah disana. Ayah dengar kamu sudah lulus pendidikan arsitek mu, ayah bangga sekali dengan mu semoga ilmu mu bermanfaat ya anakku.

Rencananya hari kamis nanti ayah akan ke Bandung, untuk menemui mu dan membawa mu pulang ke Manado. Semoga kamu tak keberatan ya nak, kali saja ilmu mu bisa membantu orang-orang disini.

Selain itu ayah mau menjodohkan mu dengan anaknya Pak Camat, kamu kenal Rian? Dia minta di jodohkan dengan mu, awalnya ayah ragu untuk menjodohkannya dengan mu, tapi ayah keingat dengan Pak Camat yang telah menolong keluarga kita dari dulu, ayah tak enak hati jika harus menolaknya dan semoga kamu mengerti ya nak.

Nanti ayah dan Pak Camat akan menemui mu di Bandung dan semoga kamu memberikan jawaban yang terbaik ya nak.

Fahri terdiam, ternyata ini yang membuat Dita bingung. "Kamu tidak suka di jodohkan?" tanya Fahri. Dita mulai menatap Fahri.

"Bukannya ga suka, tapi Rian bukan cowo yang bisa di bilang baik" ucap Dita.

"Dulu saat gua masih di Manado, gua sering sekali melihat Rian menggoda gadis yang ada di desa kami, bukan hanya itu, iya juga sering membuat onar di desa kami. Jika dia tidak suka dengan seseorang ia akan menghajarnya sampai babak belur. Yang paling aku tak suka darinya adalah ia jarang sekali beribadah dan ia juga suka mabuk-mabukan," ucap Dita, ia tak sanggup jika ia benar-benar menajadi istri Rian.

Memang setiap orang akan berubah pada waktunya, tapi jika itu ada kemauan.

"Terus rencana lo saat ini apa?" tanya Fahri, ia juga tak tega melihat Dita jatuh ke orang yang salah. Ia ingin melihat Dita mendapatkan yang terbaik.

"Aku punya satu rencana, tapi lo harus membantu gua untuk menjalankan rencana ini" Fahri mulai mengerutkan dahinya. "Rencana apa?"

"Lo harus berpura-pura jadi calon suami gua," tutur Dita. Sontak membuat bola mata Fahri membulat. "Lo ga salah?" Dita hanya menggeleng sambil menyatukan keduatangannya.

Lapak Promosi Cerita Menarik ( Open ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang