12 tahun kemudian
Mobil hitam terparkir dihalaman rumah mewah. Seorang lelaki tampan berada didalam mobil itu.
Aron
Dia adalah Aron, lelaki itu keluar dari mobil dan sibuk dengan ponselnya. Ia menarik kopernya dan berjalan dengan cool. Ia lalu menggeserkan kartu, kartu yang dimana adalah kunci dari rumah ini, kemudian memasuki kediaman barunya.Aron duduk di sofa ruang tamu. Dia sama sekali tidak tertarik untuk melihat isi rumahnya itu. Bagaimana bentuk atau apa saja benda-benda yang mengisi rumahnya.
"Halo ayah. Aku sudah tiba dirumah" ucap Aron yang tengah melakukan panggilan suara dengan ayahnya."Ya..rumahnya bagus, Aku suka dengan modelnya terimakasih" ucap Aron yang sepenuhnya adalah bohong. Karna lelaki itu bahkan belum menatap sekelilingnya. Ntahlah apa benar dia menyukainya atau tidak.
"Aku rasa itu terlalu berlebihan ayah. Aku bisa menjaga diriku" tolak Aron saat ditelfon ayahnya mengatakan bahwa Edwardo telah mengirim asisten untuk mengurus rumahnya. Aron menggaruk tengkuknya karna merasa benar benar tidak suka dengan tindakan ayahnya.
"Baiklah kalau itu mau ayah" Aron mengakhiri panggilannya lalu melihat sekelilingnya, menurut nya tidak buruk. Bahkan rumah ini terkesan santai dan nyaman. Aron segera menuju kamarnya untuk beristirahat. Sebentar lagi keponakannya akan datang.
Jadi asisten itu tidak hanya untuk Aron, tetapi untuk keponakannya. Anak dari kakak pertamanya yang sekarang usianya sudah 16 tahun.
Aron memandang langit langit kamarnya. mengingat ia baru kembali dari negara lain untuk melanjutkan pendidikannya. Setelah hampir 10 tahun ia akhirnya kembali ke berlin
Ting tong!!Baru saja Aron memejamkan matanya lantas kembali membuka karna suara bel rumah. Senyum tipis pun terlihat pasti itu adalah keponakannya. Dengan semangat dan juga rasa rindu sudah tidak bermain bersama keponakannya itu pun membuatnya ingin segera memeluknya.
Aron dengan senyum tipis membuka pintu namun bukannya seorang lelaki yang berumur 16 tahun yang ada dihadapannya tetapi seorang wanita cantik dan koper merah. Wajah wanita itu terlihat cantik dan datar.
"Kau siapa?" tanya Aron dengan wajah bingungnya. Wanita itu membungkuk dan Aron baru sadar ada gadis yang berada tepat dibelakang wanita yang elegan ini. Namun penampilannya sangat sederhana dan ia nampak lebih aktif daripada wanita yang satu. Sangat kaku.
"Perkenalkan namaku jesicca aku adalah asisten baru yang akan bekerja dirumah anda" ucap jesicca. Aron mengangguk paham lalu menyuruh Jesicca masuk kedalam rumahnya. Aron menatap kearah gadis yang mengikuti jesicca.
"Ada dua orang asing dirumahku?" Tanya Aron pada dirinya sendiri. Aron lalu menutup pintu tetapi sebuah kaki menahan pintu agar tidak tertutup
Aron menatap pemilik kaki itu dan ternyata
"Halo paman" ucap seorang lelaki remaja. Aron tersenyum lalu memeluk lelaki itu. Aron tersenyum bahagia saat ini"Aku sudah menunggumu dari tadi, bagaimana kabarmu Vian?" tanya Aron. Vian berteriak semangat tapi sebelum itu ia melepas pelukannya. Dengan semangat 45 yang membara lelaki itu menegakkan tubuhnya.
"Vian Edwardo xuar!! Tidak pernah merasa sebaik ini paman!!" teriak Vian.
Aron tersenyum lalu merangkul Vian sedangkan Vian pun hanya mengikut pada Aron"Paman pergi begitu lama. Aku kesepian disini, aku pikir kau tidak akan pernah kembali Aku sudah lama menunggu paman. Hmm paman terlihat begitu-begitu saja, tidak ada perubahan tidak sama seperti Aku yang semakin tampan dan kuat saja" ucap Vian yang membanggakan dirinya, melihat itu Aron seperti berkaca pada masa lalu nya yang dulu. Vian begitu mirip dengannya dulu. terlalu membanggakan diri.
"Sekarang jawab kenapa paman begitu lama di london?" tanya Vian. Baru saja Aron ingin menjawab pertanyaan dari keponakannya. Jesicca langsung datang dan bertanya pada Aron
KAMU SEDANG MEMBACA
luluh
AcakBibi naiklah di bis selanjutnya. Aku mohon" ucap Aron terdengar memohon. Sebuah permintaan kecil membuat suatu hal merubah seorang Aron. Merenggut sesuatu dari seseorang. Mengakhiri pertemuan singkat Tidak ada yang kebetulan didalam dunia dan hidup...