"Aku rasa aku perlu bekerja di suatu tempat agar aku bisa sedikit berguna"ucap Sarah yang kini terbaring dilantai beralaskan selimut dan juga satu bantal. Disampingnya ada Jesicca yang berbaring diatas kasur empuk yang memang hanya memuat satu orang. Karna itu Sarah memilih agar dirinya saja yang Melantai
Jesicca hanya diam tidak menanggapi ucapan Sarah. Sedangkan gadis itu terus berfikir bagian apa yang akan dimasuki saat ia akan bekerja. Dia bahkan tidak mempunyai bakat apapun.
Sarah mendengus pelan dan seketika murung. Sarah merasa tidak berguna sama sekali"Tidurlah. Karna jika kau ingin bekerja akan memerlukan tenaga yang banyak" ucap Jesicca yang sudah memejamkan mata dan membelakangi Sarah. Sarah masih dengan mata yang terbuka berfikir dia akan mencari pekerjaan dimana.
"Aku akan berkeliling besok mungkin aku akan menemukan pekerjaan yang cocok untukku Jes" ucap Sarah lalu menutup matanya..
✴✴✴
Mata tajam Aron kini terbuka, cahaya yang memasuki kamarnya menjadi alarm yang disediakan oleh sang pencipta. lelaki itu kemudian menatap Langit langit kamarnya. Belum ada niat untuk bangun dari kasur empuknya
Matanya kembali terpejam karna rasa kantuk masih menyerangnya. Tetapi suara berisik membuatnya terganggu. Disini Aron dapat mendengar jelas suara Vian dan Sarah yang terdengar berbincang seru. Vian kenapa tidak sekolah? Ah Aron baru ingat ini adalah hari sabtu.
Aron menutup telinganya dengan bantal. Ntahlah apa yang mereka bahas sampai heboh seperti ini bahkan tidur nyenyak nya harus terganggu. Suara tawa Vian yang terdengar disetiap sudut rumah semakin membuat Aron terganggu. Lelaki itu lalu bangun dengan wajah bantal nya.
...
Aron menatap dirinya dicermin. Wajahnya yang masih bengkak akibat tidur dan Aron dapat melihat ada lingkaran hitam dibawah matanya, itu karna ia begadang kemarin malam
Lelaki itu lalu menggosok gigi sebelum akhirnya mandiCklek
Aron keluar dari kamar dengan rambut yang basah. kemudian mengenakan kemaja dan juga celananya. Sisa sisa air masih menetes di bahunya hingga kemejanya sedikit basah disana. Aron kembali fokus pada telfonnya.
Cklek
Aron mengabaikan suara pintu kamarnya yang terbuka ia pikir yang membukanya adalah Vian tetapi ternyata Sarah. gadis itu ingin membersihkan kamar Aron agar merasa lebih berguna untuk jesicca. Sarah sedikit gugup dan ia malah memilih untuk membersihkan saat Aron tidak ada saja
dengan cepat menutup pintu dan menimbulkan suara yang keras tapi tetap tidak berpengaruh bagi seorang Aron
Sarah menuruni anak tangga dengan cepat dan Sarah melihat Jesicca yang ingin keluar dari rumah"Kau mau kemana?" tanya Sarah. Tanpa berbalik Jesicca menjawab "Aku akan ke supermarket membeli beberapa kebutuhan. Aku akan pulang dengan cepat" ucap Jesicca lalu pergi. Vian yang kebetulan juga berada disana melihat Jesicca pun tetap merasa aneh. Vian sempat berpikir apakan dia bukan manusia? Apakah dia robot yang diciptakan oleh anak-anak cerdas? Vian menggeleng dan itu dilihat oleh Sarah
"Kau kenapa?" tanya Sarah. Vian menatap Sarah Lalu menaikkan sebelah alisnya. "jesicca terlihat seperti robot" ucap Vian. Sarah tertawa mendengar ucapan Vian dan wajar saja jika Vian berpikir begitu.
"Apa pamanku sudah bangun?" tanya Vian, Sarah mengangguk sebagai jawaban gadis itu lalu kembali ke dapur untuk membuat sesuatu, Vian mengikuti Sarah yang kini sibuk membuat sesuatu"Apa yang kau lakukan?" tanya Vian yang menatap gerak gerik Sarah. "Aku sed-"
"Kau jangan seenaknya menyentuh dapurku" potong Aron. Vian dan Sarah reflek menatap Aron, Sarah langsung meletakkan wartel yang niatnya tadi ingin membuat jus Wartel. Sarah lebih memilih menatap kearah lain daripada melihat tatapan Aron yang sangat dingin juga dengan wajah Aron yang merasa terganggu dengan adanya Sarah
KAMU SEDANG MEMBACA
luluh
AcakBibi naiklah di bis selanjutnya. Aku mohon" ucap Aron terdengar memohon. Sebuah permintaan kecil membuat suatu hal merubah seorang Aron. Merenggut sesuatu dari seseorang. Mengakhiri pertemuan singkat Tidak ada yang kebetulan didalam dunia dan hidup...