Perkuliahan hari ini berakhir begitu Dosen keluar dari kelas, Kim Jiyeon buru-buru meringkas alat tulis dan bukunya untuk merosot masuk kedalam tas.
"Nayeon, aku duluan ya!" Ia tidak akan terburu-buru seperti ini jika saja tidak dapat pesan dari Seongwoo yang menunggunya di tempat parkir. Bukan apa-apa, tapi Jiyeon dengar si badung Ong itu baru main adu jotos dengan seseorang yang tidak dikenal Jiyeon. Tunggu saja Jiyeon memarahinya.
Karena terlalu terburu-buru Jiyeon jadi tidak hati-hati saat berjalan, sehingga tidak sengaja menabrak lelaki yang tentunya Ia tahu siapa.
"Aduh,maaf ya Jimin. Gak sengaja, aku buru-buru."
"Eh, kok tumben kamu buru-buru?"
"Seongwoo udah nunggu di parkiran." Jimin hanya bisa ber-O tanpa suara, dan Jimin hanya bisa berusaha menganggap kalau itu normal-normal saja. Karena semua tahu Jiyeon dan Seongwoo teman sejak masih pakai popok bayi, dan semua tahu Jiyeon seperti Ibu Perinya Seongwoo. Harusnya Seongwoo bersyukur kan?
"Ya sudah, jangan lari-lari. Nanti jatuh kan berabe." Ucap Jimin sembari mengacak poni Jiyeon lalu melanjutkan jalannya setelah gadis itu mengangguk manis.
Jiyeon sudah siap dengan kepalan tangan yang tentunya bukan apa-apa untuk seorang Seongwoo, lalu apa? Lelaki itu hanya tersenyum bodoh saat ekor matanya menangkap Jiyeon yang hampir dekat.
"Ong! Rasain nih!" Jiyeon memukul Seongwoo bertubi-tubi, yang bisa dilakukan Seongwoo hanya menghindar dari pukulan. Dirinya memang pantas di hukum oleh Kim Jiyeon.
"Ke Apotek, sekarang!" Gadis itu langsung masuk kedalam mobil, lalu di susul oleh Seongwoo.
---
Ong Seongwoo itu benar-benar menyebalkan, dirinya mahasiwa. Kenapa tingkah masih seperti anak SMA yang berantem sana-sini. Mendingkan dirumah, tidur tuh. Kan enak.
"Kamu tuh bebal banget sih!" Bagi Seongwoo ini itu kesenangan. Melihat Jiyeon mengoceh adalah hiburan tersendiri, karena bibir Jiyeon mengerucut, mendumal. Jadi lelaki itu hanya senyum-senyum.
"Kamu gak dengerin aku ya?"
"Dengerin kok. Seongwoo minta maaf ya ibu peri, janji deh gak ngulangi la-aww aduh. Sakit Ji!" Perempuan manis itu menekan luka Seongwoo dengan gemas.
"Kemarin juga bilang gitu, 'gak akan diulangi'. Nah sekarang apa dong?" Jiyeon melempar kasa bersih dan obat merah ke dashboard mobil Ong Seongwoo, lalu melipat tangan didada dengan pipi digembungkan.
Aduh, lucunya temen gue nih.
Seongwoo tidak tahan dengan tingkah merajuk Jiyeon yang jatuhnya malah kelihatan imut dan menggemaskan akhirnya mencubit pipi Jiyeon.
"Aduuuh, Sakit Ong!" Jiyeon berusaha melepaskan pipinya dari kuasa Seongwoo. Tapi apalah daya Seongwoo terlalu gemas dengan Jiyeon.
"Ok, kita pulang." Setelah dikira sudah puas menguyel-uyel Jiyeon. Lelaki jangkung itu menancap gasnya.
"Gamau!"
"Terus mau apa?" Jiyeon diam, ah Seongwoo tahu.
"Sip,makan dulu boss-ku!" Tidak ada lagi yang bisa merenam kemarahan Jiyeon selain mampir makan, apalagi kalau makannya Jokkbal. Seongwoo akan langsung.
---
Flat tempat tinggal Seongwoo dan Jiyeon itu dekat, Jiyeon di lantai 5 dan Seongwoo di lantai 7. Alasan Seongwoo memilih 2 lantai dari milik Jiyeon karena agar kemana-mana melewati flat gadis itu, tapi pada Jiyeon, lelaki itu berkata.
-"Enak diatas, viewnya dapet kalau di balkon, Ji."-
Alah, dasar playboy macam Seongwoo itu bisa aja kalau ngomong. Padahal sama sahabatnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always O.S.W
Short StoryHidup itu berputar.. Ya memang benar. Semuanya berjalan sesuai takdir hidupku, wajah-wajah baru, kenangan baru, tempat baru, semuanya berubah tapi satu.... . Kecuali Ong Seongwoo