03. Accident

85 20 11
                                    

"Woyy.. Jiyeon pingsan di toilet!!!" Teriakan itu mampu menahan Seongwoo yang hampir saja keluar dari  Hall Bar, tak menunggu lama tentu saja lelaki itu berlari ke arah sumber suara.

"Nih anak bebal banget sih!" Seongwoo menggendong Jiyeon tanpa memperdulikan segala ocehan dari sekitarnya. Yang penting Jiyeon dibawa pulang dulu, bisa bahaya nanti kalau terus disini.
Setelah supir pengganti datang, Seongwoo memastikan Jiyeon  sudah duduk dengan nyaman kemudian berputar untuk masuk mobil dari sisi lain.
Dilihatnya Jiyeon yang tertidur sambil sesekali bergerak tak nyaman, dan juga menggerutu.
"Dasar bocah!"

Tak butuh waktu lama untuk sampai di gedung flat mereka tinggal, dan tak butuh tenaga lebih juga untuk Seongwoo berhasil membawa Jiyeon ke dalam flatnya.

"Ong! Ngapain ada di rumahku?.. Eung.. Kita kan musuhan?" Jiyeon bangun dari tidurnya lalu menggerutu begitu melihat Seongwoo duduk di kursi meja make up-nya.

"Kamu mabuk, Ji. Mending tidur aja dari pada nanti muntah." Seongwoo menjadi bingung ketika Jiyeon membuka selimutnya lalu merangkak mendekat pada Seongwoo.

"Aku mau ngomong ke kamu! Kenapa kamu selalu anggep aku anak kecil? Padahal kita gede bareng-bareng. Kim Jiyeon itu sekarang udah sepenuhnya seorang wanita, Ong!"

"Kamu bisa gonta-ganti pacar, entah ngapain aja sama mereka. Kamu gak sadar, huh? Ada aku dibelakangmu yang sampai sekarang belum pernah ngerasain pacaran. Kamu larang aku sama ini, gaboleh saka itu. EGOIS!" tubuh Seongwoo menegang begitu mendapati bibir lembut Jiyeon menyentuh bibir miliknya.

Persetan dengan status mereka, Seongwoo memilih menahan tengkuk Jiyeon dan memperdalam ciuman mereka. Sekian menit bertambah, hawa terasa panas, Seongwoo dan Jiyeon masih belum melepaskan pautan mereka. Bahkan sekarang posisi Seongwoo sudah diatas Jiyeon, lima detik dibutuhkan keduanya untuk mengambil jeda lalu melanjutkan aktivitas panas mereka.

Malam itu Jiyeon memakai pakaian bahu terbuka, tentu saja jadi sasaran empuk Seongwoo. Lelaki mana yang tahan dengan leher jenjang dan putih yang terekspos seperti itu, apalagi di dorong dengan insting pria miliknya.

"Mmhh." Sensasi ini begitu memabukkan untuk Jiyeon, dia belum pernah merasakannya. Seongwoo begitu lincah memainkan Kim Jiyeon.

Dan ya, mereka berdua melakukannya malam itu.

---

Pancaran sinar matahari mengusik tidur Kim Jiyeon, dirasa kepalanya begitu berat, perutnya terasa mual. Belum selesai dengan itu. Jiyeon amat sangat bingung dan terkejut mendapati Seongwoo yang nyenyak di ranjang yang sama.

Dalam keadaan Naked.

Seketika Jiyeon tidak tahu harus apa, tidak tahu harus menyalahkan siapa. Sekeras apapun gadis itu mencoba mengingat hal yang terjadi semalam, hasilnya akan nihil. Diraihnya baju secara sembarang dan memakainya dengan cepat lalu keluar dari kamar itu. Semakin Ia melihat Seongwoo, semakin kacau juga pikiran yang ada di benaknya, Ia memilih duduk di sofa dan meringkuk.
Yang pasti

Sedih

Bingung

Marah

Semuanya bercampur aduk.

"Ji.." Didengarnya Seongwoo duduk disebelahnya. Dengan suara khawatir dan mengusap kepala Jiyeon pelan, namum gadis itu tidak ada niat sekalipun untuk mengangkat kepalanya.
Seongwoo menjadi semakin takut sekaligus merasa bersalah, apa yang akan terjadi pada hubungan mereka kedepan.

"Seongwoo, gimana ini?" Setelah beberapa saat keduanya diam dan mengatasi angan yang berkecamuk antara keduanya, Jiyeon akhirnya mengangkat kepalanya dan berkata sambil menangis.

"Maaf. Maafin aku, Ji. Aku salah, harusnya aku gak ngelakuin itu tadi malem. Aku bodoh banget malah nidurin temenku sendiri."

"Aku takut, aku bingung, aku marah sama kamu Ong. Tapi aku juga marah sama diriku sendiri, aku.. aku"

"Aku tahu apa yang kamu rasain, ini sepenuhnya salah aku. Tolong jangan nangis lagi ya? Kamu tenang aja aku pasti nikahin kamu!" Ucap Seongwoo mantap.

"N-nikahin aku?"

"Iya, jadi jangan khawatir lagi ya. Kamu bisa pegang omongan aku." Seongwoo menarik Jiyeon kedalam pelukannya.

---

~3 Bulan Kemudian~

Ong Seongwoo dan Kim Jiyeon benar-benar menggelar pernikahan mereka. Menggunakan konsep dreamy sekaligus elegan, Seongwoo dengan setelan tuxedo yang tidak diragukan lagi harganya. Sedangkan Si Cantik Jiyeon yang sudah biasa terlihat seperti putri, mengeluarkan banyak aura luar biasa dengan Gaun Pernikahan putih ini. Kini Pasangan yang baru saja resmi itu, berkeliling menyapa tamu dan memberikan salam.

"Gilaa~ bisa ya Seongwoo nikahnya sama Jiyeon?"

"Yaa sama. Gue kira itu, mereka cuman sebatas teman aja gitu. Gak pake cinta-cintaan!"

"Gimana ya, itu Si Seongwoo beruntung banget dapetin Jiyeon yang baiknya kayak gitu, cantiknya juga gak bisa selow. Dan Jiyeonnya juga beruntung banget dinikahin Seongwoo yang notabenya gak pernah serius kalau lagi ada hubungan."

"Ehh.. lah masa kalian baru sadar? Dari dulu kan mereka udah kayak pacaran, ampe iri gue."

Yaaa~ kurang lebih seperti itulah obrolan tamu undangan pernikahan ini. Bahkan Ibu mertua Seongwoo, tak lain Ibunya Jiyeon. Bisa dilihat, senyum bahagianya tak luntur sepanjang acara. Anak gadisnya, dinikahi oleh anaknya yang lain.

Maksudnya?
Kedua mempelai ini, sudah lama sekali bersama. Ibu Jiyeon sudah menganggap Seongwoo sebagai anaknya sendiri, hitung-hitung jadi kakaknya Jiyeon. Karena Kim Jiyeon adalah anak tunggal mereka, dan yaa Seongwoo sudah tidak punya Ibu.

"Selamat ya, Ji. Gue bukan satu-satunya yang kaget lhoo waktu denger kabar bakal nikah sama Seongwoo." Bona berdiri dan memeluk Jiyeon senang.

"Jagain princess gua ya! Awas kalo lecet. awas juga dibikin nangis!" Bona tak lupa memperingatkan Seongwoo yang hanya tertawa itu.

"Siap Boss-que!"

"Nay! Aku kira kamu gak dateng. Kan lagi pulang kampung." Jiyeon begitu senang begitu mendapati Nayeon datang ke pernikahannya, dan Nayeon mana tega sahabatnya menikah dia tidak datang.

"Aduh, temanku ini udah nikah aja. Langgeng ya, plis jangan tanya kapan nyusul." Nayeon memohon dengan sangat agar pertanyaan yang super duper sensitif untuk Nayeon. Jangan bilang siapa-siapa, gadis ini baru saja dicampakan sama pacarnya.. eh mantan sih ya.

"Makan lu banyak sih, makanya cowo banyak yang kabur!" Celotehan Seongwoo sukses mendapatkan pelototan mentah dari Nayeon. Dan pukulan dari Jiyeon yang ada disampingnya.

"Yaaa kann, beneeer!"

"Ihh. Ong! Jangan gitu ah."

"Ehehe maaf yaa.. maaf ya Nay."

"Kalau gitu kita kesana dulu ya, nyapa yang lain."

---

Sampai pada sesi pemutaran video yang berisi foto masa kecil masing-masing mempelai. Mengenang masa emas keduanya, tak luput suara tawa dari hadirin karena tingkah di dalam Video.

"Wah, ternyata ratu dan raja kita ini gede barengan. Eh sekarang dinikahin, goals gak sih?" Kata MC heboh.

"Selamat pada pasangan kita malam ini, berdoa yang baik-baik buat mereka, langgeng, ngertiin satu sama lain." 

Lantunan musik klasik menuntun Seongwoo dan Jiyeon untuk berdansa di depan hadirin.

"Harus ciuman nih?" Tanya Seongwoo diselah gerakan mereka.

"Eum?" Gadis itu bingung sekali, pipinya merah.

Klimaks musik sudah terdengar, pasangan pengantin biasanya berciuman setelah di penghujung musik.

"Boleh minta kissnya?" Seongwoo bertanya dengan mimik wajah yaaa kalian tahu seperti apa. Sedangkan Jiyeon hanya mengangguk malu. Kemudian Seongwoo mendekatkan wajahnya dan Jiyeon mendongak, perlahan tapi pasti kedua benda kenyal itu menyatu. Kemeriyahan ditambah dengan kejutan confetti dan tepuk tangan para hadirin.

----

Udah nikah aja :) perasaan baru kemaren mereka berantem

Always O.S.WTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang